"Lo nggak drama kan?" Seketika semua orang yang ada di ruangan itu menoleh ke arah sumber suara.Dinda, yang berbicara itu Dinda. Tidak tahu ada apa dengan Dinda yang tiba-tiba berbicara seperti itu.
"Lo ngomong apa sih?" Nathan yang baru memasuki ruang UKS berteriak sambil menggebrak-gebrakkan meja di sampingnya.
"Well, tadi dia nggak papa loh. Bener-bener baik-baik aja. Tapi kenapa tiba-tiba dia pingsan nggak jelas gitu."
"Dinda!"
"Oke-oke sorry." Kata Dinda sambil mengangkat kedua tangannya.
Adera bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju pintu keluar.
"Dera mau kemana?" Kafka yang berada di dekat pintu bertanya kepada Adera.
"Gue mau nyari tempat yang bener-bener bisa bikin gue tenang. Biar gue bisa drama di sana sesuka hati." Mereka yang ada di dalam ruangan terdiam. Jawaban Adera menohok hati mereka.
"Kita obatin sekarang ya Bhi?" Abhizar hanya melirik Sandra dan kemudian mengangguk.
Mereka menunggu Abhizar yang sedang diobati oleh Sandra. Luka Abhizar cukup parah. Tadinya mereka ingin membawa Abhizar ke rumah sakit. Namun, Abhizar menolak dengan alasan setelah ia diobati, ia akan pergi mencari Adera.
-
SEPERTI yang dikatan tadi, setelah diobati Abhizar langsung pergi mencari keberadaan Adera karena Abhizar tahu bahwa gadis itu sedang banyak masalah. Entah mengapa Abhizar sangat bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan Adera sekarang.
Tujuan pertama Abhizar adalah rooftop. Namun setelah ia sampai disana ternyata hasilnya nihil. Abhizar sama sekali tidak menemukan keberadaan Adera.
Kemudian Abhizar pergi menuju kelas Adera.
"Abhizar ya?" Alya dengan wajah genitnya menyapa Abhizar yang berdiri diambang pintu. Menjijikkan.
"Aderanya ada?"
"Wah sayang banget nih pangeran nyarinya yang pinter sih. Gue yang kayak gini mah bisa apa."
"Aderanya ada?" Kali ini dengan wajah yang sangat datar dan tanpa ekspresi. Wajah Abhizar membuat nyali Alya ciut.
"Oo..oh bentar. KENY!!! DI DALEM ADA PUTRI SOLO NGGAK?" Alya berteriak seakan sekolah ini hanya ia yang memiliki. Astaga, Abhizar sangat membenci wanita ini.
Keny pun keluar dari kelas dan bertatapan langsung dengan Abhizar.
"Ada perlu apa lo?"
"Aderanya ada?"
"Kalo lo emang mau nyari orang tuh yang bener. Dari tadi ngomongnya 'Aderanya ada?' 'Adera ada' Doang" Alya menggerutu panjang."Nggak ada di dalem dia. Di dalem cuma ada anak cowok-cowok aja. Tadi gue liat sih dia nangis jalan ke arah gudang." Sekilas Abhizar sangat kaget dengan jawaban Keny.
Mau apa Adera menangis sambil berjalan ke arah gudang? Namun, Abhizar masih tetap bisa menormalkan ekspresinya.
"Oke thanks, ya." Keny hanya mengangguk dan masuk kembali le dalam kelas.
"Dasar bocah, ditanya cewek cantik nggak jawab. Giliran ditanya cowok malah jawab. Dasar homo." Alya mengibaskan rambutnya dan bergabung dengan teman-temannya lagi.
Abhizar berlari menuju gudang. Perpisahan antara gudang dengan gedung sekolah sangat jauh.
Langkah kakinya seketika berhenti saat ia teringat bahwa gudang dan gedung sekolah sangat jauh. Adera tidak mungkin akan kuat saat berjalan kesana.
YOU ARE READING
About Friend
Fiksi Remaja"Kamu ingat? Dulu kamu suka manjat pohon, kamu suka lari-larian, kamu suka jatuh di mana saja. Kamu memiliki banyak luka bekas jatuh. Saya dan kakak kamu dulu yang mengobati, tidak pernah orang lain. Bahkan, mamamu saja tidak mengetahui itu," ucap p...