"Silahkan perkenalkan diri kamu." ucap Bu Endang kepada murid baru itu.
"Itu mah Nathan Gergous Kednard bu, siapa yang nggak tau." ucap Parto, teman sekelas Adera.
"Nama gue Nathan Gergous Kednard pindahan dari SMA TRIMURTI Surabaya dan maaf nama gue gaada 'bu' nya." Balas Nathan tidak peduli dengan keadaan sekitar.
"Baik Nathan kamu duduk di bangku sebelah Adera karena hanya itu bangku kosong, Adera nanti tolong tunjukan loker Nathan karena bersebelahan dengan loker kamu." Adera hanya melongo kenapa dia?
"Baik anak-anak lanjutkan catatan yang kemarin saya suruh kepada kalian." lanjut guru berkaca mata tebal ini.
Nathan berjalan sambil menenteng jas almameter nya menuju bangku di sebelah Adera. Dinda yang masih melongo karena tidak percaya Nathan bisa satu kelas dengan dia.
Namun yang membuat mengganjal adalah, Abhizar menatap tajam kepada Nathan, Nathan pun juga menatap lebih tajam kepada Abhizar.
Adera hanya mengedihkan bahu kemudian kembali dengan pelajaran masa lalu ini setelah menyelesaikan game Criminal Case tentunya.
-
"Sekarang?" tanya Nathan. Adera hanya mengangguk.
Gadis lugu berjalan beriringan dengan Nathan, tidak sedikit mata yang yang memperhatikan mereka. Bahkan ada yang terang terangan membicarakan mereka. Tapi untung saja sikap cueknya sudah mendarah daging.
"Itu loker lo, dan jangan ngajak gue bicara di area sekolah karena gue gamau jadi menonjol di depan mereka." Kata Adera dengan sikap dinginnya. Nathan masih heran dengan sikap Adera yang benar-benar berbeda dengan semalam.
"Kenapa lo cuek banget?" Tanya Nathan sambil menata bukunya didalam loker.
"Kenapa lo kepo?" Adera memberikan pertanyaan balik kepada Nathan yang bisa membuat Nathan bungkam.
Aktifitas Adera terganggu karena ada sesuatu di dalam lokernya. Bunga mawar. Siapa yang menaruh bunga itu di dalam loker Adera? Ada kertas kecil berwarna hijau bergambar animasi Keropi di situ. Warna hijau yeah, warna favorit Adera. Dan Keropi juga animasi kesukaan Adera.
Nice day:) jaga emosi ya;)
-B
Kurang lebih seperti itu isi dari kertas tersebut. Adera masih diam tidak bergeming. Nathan yang merasakan ada yang aneh akhirnya melihat kedalam loker Adera.
"Screet admire, eh?" tebak Nathan. Lagi-lagi Adera hanya mengdihkan bahu kemudian menekan tong sampah di sampingnya , dan membuang bunga mawar itu. Kertasnya masih tetap disimpan.
"Wah lo cuek juga ya, gila-gila." Kata nathan.
Adera cuek kemudian meninggalkan Nathan yang sedang di serbu oleh fans-fans nya.
Adera berjalan menuju kantin. Tadi Dinda, Kafka, dan juga Abhizar sudah menunggu disana. Ia mendorong pintu kantin kemudian mengedarkan pandangannya. Matanya menemukan Dinda yang sedang mengaca menggunakan kamera handphone di tempat duduknya.
"Udah Der?" tanya Kafka.
"Udah Kaf." jawab Dera santai.
"Mau pesen apa ni? Biar gue yang pesenin sekalian." ucap Dinda ketika melihat Adera.
"Pinginnya sih agar-agar setengah mateng ditaruh di gelas dan em yummy!" Gadis ini memang pecinta makanan kenyal kenyal itu, apalagi kalau setengah matang. Katanya, cita rasa agar-agar ada yang berbeda padahal lebih enak saat sudah matang.
YOU ARE READING
About Friend
Teen Fiction"Kamu ingat? Dulu kamu suka manjat pohon, kamu suka lari-larian, kamu suka jatuh di mana saja. Kamu memiliki banyak luka bekas jatuh. Saya dan kakak kamu dulu yang mengobati, tidak pernah orang lain. Bahkan, mamamu saja tidak mengetahui itu," ucap p...