"Bhi." Panggil Kafka, mereka berdua sedang berada di kantin rumah sakit.
Abhizar mengangkat satu alisanya keatas, menandakan ia sedang berkata "ada apa?"
"Duduk deh, gue mau tanya jawab yang jujur tapi."
Lagi lagi Abhizar hanya mengangkat sebelah alisnya.
"Lo-" ucapan Kafka terpotong saat ada panggilan masuk di handphone Abhizar.
"Bentar Kaf."
"Halo?" kata Abhizar kepada sang penelfon.
"Abhi dimana? Ini dirumah ada tante Ifa lo, Kednard juga lagi mau ke rumah, buruan pulang." perintah mama Abhizar.
"Iya ma, Abhi pulang."
Abhizar kembali menuju bangku Kafka kemudian mengambil gelas plastik teh hangat yang ia beli tadi.
"Kapan-kapan ngobrol lagi , gue duluan." ucap Abhizar. Kafka hanya mengangguk santai. Walaupun di dalam hatinya masih banyak pertanyaan pertanyaan.
"Perasaan cuma gue doang yang ngomong, ngobrol dari mananye cobak."
-
"Gimana keadaannya?" tanya teman masa kecil Abhizar ini, sambil menyeruput capucino di balkon kamar Abhizar.
"Masih merah-merah." jawab Abhizar sambil memainkan handphone nya.
"Bhi?"
"Hmm."
"Kenapa lo gamau ngelupain masa lalu yang udah berlalu sih? Toh itu juga dulu kenapa sikap lo masih aja sama?"
"Gue tidur, tidur bareng gue apa bareng nyokap lo?"
"Anjing lo ya, jawab dulu babi."
"Belum waktunya, Nath, besok lo juga tau kenapa gue susah."
***
Pagi harinya Eva, mama Abidzar, sudah menyiapkan makanan bersama Bi Imas untuk tamu spesialnya hari ini.
"Ev udah siap ? Sini aku bantuin." ucap mama Nathan sambil mencepol rambutnya asal.
"Bangunin anak anak aja Fa, tadi malam Kednard juga tidur sama Abhi."
Ifa menganggukan kepalanya kemudian berjalan menaiki tangga menuju lantai dua, melewati lorong kemudian berhenti di depan pintu berwana hitam yang besar.
Tok tok
Ifa mengetuk pintu kamar abhizar, belum ada jawaban setelah 5 menit diketuk. Akhirnya Ifa memasuki kamar Abhizar yang kebetulan tidak dikunci.
Dilihatnya kedua laki laki muda yang usianya akan menginjak 17 tahun pada tahun ini.
Ifa jadi mengingat bagaimana lucunya kedua laki-laki muda ini saat waktu kecil dulu. Mereka sering bermain bersama, liburan bersama, dan selalu bersama. Ifa terharu melihat ternyata anaknya sudah sebesar ini apa dia tidak sadar?"Ked, Abhi, ayo bangun mama udah masak tuh dibawa, kalian mandi terus kebawa ya." ucap Ifa sambil menggoyangkan badan kedua laki laki itu.
"Iya ma." jawab mereka serempak.
Nathan bangun kamudian berjalan menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu dan sholat. Setelah selesai, ia merebahkan tubuh nya kembali sambil memeluk guling.
***
"Mama ini jam berapa Bathan ga dibangunin kan! Telat juga ini!" teriak Nathan dari atas tangga rumah Abhizar. Sambil membenarkan dasi yang menggantung dilehernya, jas almameter yang ia taruh di sela sela kakinya, sehingga menuruni tangga dengan meloncat loncat.
YOU ARE READING
About Friend
Dla nastolatków"Kamu ingat? Dulu kamu suka manjat pohon, kamu suka lari-larian, kamu suka jatuh di mana saja. Kamu memiliki banyak luka bekas jatuh. Saya dan kakak kamu dulu yang mengobati, tidak pernah orang lain. Bahkan, mamamu saja tidak mengetahui itu," ucap p...