13 - Jarak

73 10 0
                                    

Adera, Abhizar, Nathan, Dinda, dan juga Kafka sedang ada di mobil. Mereka akan menuju ke salah satu Mall di daerah Surabaya.

Mereka akan ikut pemotretan Nathan kali ini.

"Dimana sih Nath lokasinya? Jauh nggak?" Dinda bertanya kepada Nathan.

"Ciputra World." Nathan masih tetap fokus menyetir sambil mengganti ganti lagu di radio.

"Jauh nggak?" Adera bertanya.

"Yah lumayan sih, sabar aja ntar pasti nyampe."

"Ini aja nih ini aja lagunya. Lagunya my future husband aaaa!" Dinda berteriak saat mendengar lagu Shawn Mendes.

"Apaan sih Din alay lo."

"Iri aja lo Than Than!"

-

Mereka sampai di Ciputra World sehabis isya'. Saat di Loby, Adera memutuskan untuk sholat Isya' terlebih dahulu.

"Gue ke toilet dulu ya, ntar nyusul." Abhizar berbicara. Mereka semua mengangguk.

Dinda menunggu sendirian di depan masjid sembari memainkan Handphone nya. Ia membuka Instagram dan mengupload salah satu fotonya bersama keempat sahabatnya.

Setelah mengupload dengan menggunakan caption

'Kalo kita dipisahin, kita bisa apa?'

Dinda mengupload foto mereka saat mereka berada di roof top Liberty School. Ah Dinda jadi rindu dengan Jakarta.

Abhizar tiba-tiba duduk disampingnya. Dinda menoleh, Dinda kira Abhizar sedang sholat di dalam.

"Loh bhi? Nggak sholat?"

"Udah barusan." Abhizar mengambil rokok dari sakunya.

"Lo tau nggak sih, gue nggak percaya kalo lo dulu perokok aktif."

"Gue juga nggak percaya kalo dari SMP kelas 3 gue itu perokok aktif. Ya semua berjalan gitu aja. Karena kebiasaan akhirnya jadi kecanduan."

"Kok bisa jadi perokok?"

"Gue tau kenyataan yang bikin gue bener-bener nggak bisa terima kenyataan Din."

Dinda mengangguk anggukan kepalanya. Ia menscrol instagramnya dan menemukan akun Abhizar memposting foto. Tumben.

"Tumben upload foto? Ini foto apa sih loadingnya lama banget." Dinda bertanya pada Abhizar. Sinyal di Handphone nya memang sedikit.

"Tunggu aja sih," Abhizar meyedot rokok itu lagi.

Adera, Nathan, dan Kafka berjalan menuju Dinda dan Abhizar. Seperti biasanya, Nathan membenarkan rambutnya yang tidak rapi. Dan juga masih tetap saja ganteng. Kalo orang ganteng diapain juga pasti tetep ganteng.

"Langsung naik aja yah? Kalo mau jalan ntar aja abis gue pemotretan." Nathan mengintruksi teman temannya. Mereka mengangguk.

-

Salah, ternyata salah. Teman-teman Nathan ternyata diikut sertakan untuk foto di sana. Adera yang tidak pernah melakukan hal ini pun rada kaku.

About FriendWhere stories live. Discover now