Hari pertama Sisi masuk sekolah, masih jelas terngiang bagaimana keinginannya untuk masuk kesini. Mulai dari gilang yang terus melarangnya, bunda yang tak setuju dan ayah yang sempat tak ingin mendaftarkannya. Perjuangan sudah ia rasakan dan sampai akhir nanti dia akan terus berjuang.
Belum ada kegiatan belajar. Siswa masih dalam masa orientasi siswa(mos). Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai ajang perkenalan bagaiman sistem pembelajaran, disiplin, lingkungan sekolah, organisasi dan juga guru-guru yang mengajar.
Tapi tak jarang kegiatan ini dijadikan ajang perploncoan. Menangkap semut, mencari identitas senior, atau membawa bekal yang aneh. Harus dengan lauk belut yang digoreng lurus, membawa jengkol yang sedang tidak dalam musimnya atau membawa tas anyam dari pelepah kelapa. Aneh, tapi menjadi agenda wajib.
Dihari pertama ia masuk sekolah Sisi harus kembali berjuang. Mang diman supir kepercayaan bundanya sedang sakit alhasil ia harus berangkat sekolah menggunakan bus. Karna jarak dari rumah ke sekolah lumayan jauh Sisi harus dua kali berganti bus.
Kalian pasti mengerti hari pertama mos siswa diharuskan berada disekolah sebelum jam setengah 7 tak ada tolelir untuk si tukang terlambat. Selalu akan ada hukuman untuk yang melanggar itu sudah menjadi hukum alam.
"please jangan" Sisi melipat kedua tangannya membentuk sebuah kepalan. Awan hitam menghampirinya itu pertanda buruk. Dan benar saja girimis mulai menghampirinya. Cepat cepat ia berlari kepelataran rumah disisi jalan sekedar melindungi seragam sekolahnya agar tidak basah.
"hari pertama Mos gak boleh telat" sebuah suara datang dari sisi kiri Sisi. matilah ia sekarang, senior ini menguncinya dengan pandangan.
Senior dan junior sudah bisa dibedakan karna memang junior masih menggunakan seragam mos, kemeja putih dan juga rok putih.
"eh kakak.." Sisi menundukkan kepalanya, mencoba menghindar dari tatapan elang itu.
"gak usah takut, gue gak ikut mlonco lo kok. Darma bakti ya?"
Sisi mengangguk ragu, "gue SMA bakti luhur"
"kok tau aku dari darma bakti?"
"di sekolah gue pakek putih biru jadi tau deh"
Hening, hanya terdengar rintik hujan beradu dengan genting, khas sekali. Raut wajahnya cemas, Ia masih saja was-was, takut jika dihukum.
"jangan khawatir, banyak kok yang telat tuh liat" cowok disebelahnya menampakkan kepeduliannya. Menunjuk kesebrang jalan, dimana banyak anak berteduh satu seragam dengan Sisi.
Sisi menadahkan telapak tangannya dibawah rintik hujan.
"lo bakalan basah kalo nurutin kerja otak lo itu" celetuk cowok disamping Sisi menebak apa yang Sisi pikirkan, Sisi hanya melengos mendengar cibirannya.
"dan aku bakalan kena hukuman kalo gak cepat berangkat, kecuali kakak mau kasih aku jaminan" Sisi manarik tanganya, memutar tubuhnya berhadapan dengan kakak senior yang baru dikenalnya. Spontan saja Sisi mendapat toyoran dikepala dan gelak tawa dari orang orang yang berteduh bersama mereka.
"cewek aneh! Mana bisa, kita beda sekolah"
Detik itu ia menyadari bahwa Sisi tipe cewek yang manarik, termasuk menariknya untuk mau mengenalnya lebih jauh. Senyumnya masih terpatri jelas melihat kegiatannya memercik mercikan air hujan yang menetes dari atas genting.
"yeay!" sorak Sisi kemudian berlari pergi menjauh.
**diabatas waktu**
Sisi menepuk ujung roknya beberapa kali membersihkan roknya yang kotor karna terkena percikan genangan air yang tak sengaja diinjak siswa lain yang sedang berlarian. Memburu waktu dan tetap saja terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibatas Waktu
Fanfictionsaat pertama kali melihatnya, aku tau jika aku menyukainya. tawanya yang renyah, hazel indahnya sudah menarik perhatianku. hanya ingin bersamanya, bersama dirinya!. sayangnya tak semudah itu. ada pembatas yang terlalu tinggi diantara kami. bak kis...