Sisi menjalani harinya dengan baik. Ketakutannya seolah tak terbukti, ia sama sekali tak diusik oleh para pengagum andra. Bahkan hubungannya dengan andra menjadi sangat dekat.
Mereka sering sekali menghabiskan waktu bersama. Semenjak andra mendapatkan nomer telepon milik Sisi, hampir setiap malam mereka mengobrol. Meski begitu hukuman bagi Sisi tetap saja berjalan hanya saja Sisi tak lagi mengambil secara diam diam tanaman milik bunda.
Andra akan memberinya bunga setelah itu Sisi akan mengembalikannya pada andra. Kata andra itu caranya menebus hukuman Sisi. Sisi hanya tersenyum geli.
Semenjak ia bersama andra, ia sudah jarang sekali pulang naik bis. Itu pula yang menyebabkan Sisi sulit sekali bertemu dengan Digo. Andra selalu mengantarnya pulang tapi hanya sampai gang depan rumah. Andra belum siap bertemu bunda katanya.
Namanya juga sayang, pasti terima saja apapun yang dilakukannya. Sisi juga masih sabar kok menunggu andra agar seberani Digo. Meskipun kadang Sisi berfikir, tawuran saja berani masak bertemu bunda tidak. Padahal jika tawuran mempertaruhkan nyawa.
"lo beneran pacaran ya flo sama ka andra?" Tanya destri sambil mengunyah pentol bakso yang tadi ia pesan dari kantin.
"hampir sih, tapi belum kok" Sisi menggoyangkan jus jambu yang tinggal setengah gelas itu.
Sisi emang akrab dipanggil flora oleh teman temannya. Hanya orang orang terdekat dan yang mengenalnya dengan baik yang memangilnya Sisi.
"kok bisa sih?"
"orang yang pacaran ditikung aja mungkin, apalagi kak andra udah jomblo!" celetuk arin, membuat sederet meja mereka tertawa.
Benar apa yang dikatakan arin. Sekarang lagi jamannya mendahuli ditikungan, kalo rejeki ya selamat kalo enggak ya nyungsep. Kalau dimulai dengan hal baik pasti hasilnya juga baik, kalo dari awal saja sudah menyakiti orang lain ya gak ada jaminan supaya bahagia. Gak ada jaminan orang yang terlihat baik itu tulus begitu pula sebaliknya.
"kak andra sering ngajakin gue jalan sih, kadang makan atau Cuma ke taman tapi gak pernah keperpustakaan atau ketoko buku kaya kak Digo" jawab Sisi antusias. Meski sebentar perlakuan Digo memang meninggalkan kesan.
"haha !! lo apaan sih Si gila aja lo kencan diperpustakaan. Lo kira les private kali ah" seru destri sambil membalik sendok dan garpu nya, menandakan ia sudah selesai makan. Sisi hanya melengos mendengar cibiran destri.
Sebenarnya bukan dimana tempatnya. Tapi bagaimana cara meninggalkan kesan dan membuatnya selalu ingin mengulang kegiatan itu.
Digo memahami apa yang Sisi suka, apa yang Sisi mau meskipun Digo belum lama mengenalnya. Sisi suka membaca, novel lama yang Sisi mau. Dan Digo tau itu.
"eh ngomong ngomong kak Digo lo sebut? Selingkuhan lo ya?" tuduh arin.
"gue single, jadi lo gak bisa nyebut gue selingkuh. Kak Digo itu pangeran gue."
Fikirannya kembali menerawang saat Digo membawanya bangkit dari mood nya yang hancur, menyelamatkannya dari para jambret, membiarkan lukanya. Ah iya bahkan Sisi tak bertanya apakah ia sudah kembali pulih.
"gue harus balik naik bis!" seru Sisi tiba tiba, membuat arin yang hendak menyahut kembali menutup mulutnya.
Ia segera mengeluarkan ponsel dari saku bajunya. "taruhan ya, andra gak akan kasih lo ijin" kata arin santai. Sisi tak menggubris perkataan arin, setelah beberapa kali ia menekan tombol down pada kontak teleponnya Sisi tersenyum
Sisi berjalan menjauh dari kebisingan kantin. Arin dan destri hanya memandang Sisi dari meja kantin, raut wajah berbinarnya meredup seketika. Arin dan destri hanya saling melirik kemudian terkekeh.
Sisimenghentakkan kakinya, ia menjatuhkan tubuhnya dengan kasar. "padahal gue belum jadi pacarnya" gerutu Sisi.
"haha untung kagak taruhan duit des, gue menang nih" ujarnya sombong, Sisi melemparkan tisu yang sudah ia kepal.
"pala lo untung, bisa ya dia begitu. Status gue aja belum jelas." Keluh Sisi.
Sudah tau begitu Sisi masih saja tetap bertahan. Bahkan ia menuruti untuk tidak pulang menggunakan bis. Jika sedang terlena dengan asmara mungkin akan begitu.
~Dibatas Waktu~
Sisi meletakkan penghapus papan tulis diatas meja guru. Hari ini jadwalnya untuk piket, mau tak mau ia harus membersihkan kelas.
"eh eh tunggu!" Sisi mengibaskan tangan yang mengcengkram lalu menariknya.
"ikut gue" andra kembali menarik Sisi, tapi kali ini lebih halus.
Sisi hanya mampu membekap mulutnya sendiri menutupi rasa kagumnya. Perlahan andra menuntun Sisi untuk lebih masuk kedalam. Ruang music disulapnya menjadi sebuah kerajaan kecil. Ada beberapa pot kaktus dan juga mawar, ah ya tak lupa anggrek kesukaan Sisi.
Sisi memandang keseluruh sudut ruangan, sepertinya memang andra sudah menyiapakan nya dengan matang. Di atap ruang ada balon yang menggantung indah. Tembok tembok ruang tertutup kain pink dihiasi bunga mawar putih. Lantai tempat ia berdiri bertabur mawar merah.
Tepat dijejeran alat music tertata ada tulisan I love you yang tesusun rapi dari bunga anggrek. Mengesankan, cewek manapun pasti akan luluh. Tanpa terkecuali.
"gue gak tau perasaan ini kapan hadir, gue juga gak tau sehebat apa lo bisa membuat gue nyaman dideket lo. Yang gue tau, gue akan pernah mau kehilangan lo"
Andra memasangkan sebuah bandana yang terbuat dari mawar kecil diatas kepala Sisi. ia menangkup wajah Sisi, mengecup keningnya.
Sisi hanya mampu diam, menetralkan detak jantungnya yang semakin lama malah semakin cepat. Ia tak mampu mengucap sepatah katapun. Sikap andra benar benar membutanya meleleh, bahkan rasanya ia tak Nampak berpijak diatas lantai.
"lo mau kan jadi pacar gue?" Tanya andra setelah melepas kecupan dikeningnya.
Sisi hanya mengangguk patuh. Rasanya ia tak kuasa jika harus menolak andra. Ia hanya mampu terus tersenyum. Bukankah ini kebahagian yang utuh? Iya ini lah yang Sisi mau.
Terhitung sejak malam itu Sisi menjadi burung dalam sangkar emas. Petualangan cintanya baru saja dimulai. Untuk pertama kali ia merasakan bagaimana rasanya disayang dan menyayangi. Hanya ada rasa senang dan bahagia. Tenang saja karna semua hubungan memiliki fasenya.
~Dibatas Waktu~
If i can, i can change everything.
Buat semua tetep semangat, percaya kalo abang udah berusaha ngelakuin yng terbaik, dan kalo akhirnya gak seperti apa yang kita mau it's no problem berarti itu bukan yng terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibatas Waktu
Fanfictionsaat pertama kali melihatnya, aku tau jika aku menyukainya. tawanya yang renyah, hazel indahnya sudah menarik perhatianku. hanya ingin bersamanya, bersama dirinya!. sayangnya tak semudah itu. ada pembatas yang terlalu tinggi diantara kami. bak kis...