"Gua bingung ngasih judulnya"

1K 33 0
                                    

Aku langsung di dorong oleh louist menuju kamar Ben, sedangkan grant dan yang lain meminta penjelasan kepada suster.

Sampai di depan pintu kamar Ben, kasur ben di kelilingi 3 dokter dan 4 suster yang sedang mengutak-atik tubuh Ben.

"Lou?, Ben lou! Ben!, what happening?" Isakku

"Sssttt, calmdown honey, i love you, Ben nothing problem ya, we wish for him okay, we wish for him" sambil jongkok di depanku lalu memelukku. aku mengangguk lalu berdoa dalam hati.

Datang grant dan yang lainnya. Aku turun dari kursi roda dan lari ke grant.

"Grant.....hiks, Ben grant.... Tolong dia.... Hiks"
"Hey, Ben bakal sembuh sayang, doa ya buat dia, sini" dia menggendongku seperti anak yang cdigendong ayahnya.

Aku melingkarkan kakiku ke pinggulnya tanganku melingkarkan ke lehernya dan kepalaku aku tenggelamkan ke lehernya sambil nangis.

Yang lainnya menciumku sambil mengelus punggungku.

Mereka sudah tahu masalah ini.

"Grant?" Ucap suara yang sangat sering aku dengar.

"Papa?" Grant tidak melepas gendongannya tapi memberinya ke papa. Sekarang aku digendong papa.

"Papa...do'ain Ben, do'ain Ben huhuhuhu hiks"
"Sssttt papa selalu do'ain dia sayang, mama juga kok" ucap papa.

"Yang lain kemana om?" Tanya grant
"Biasa ngajakin mommy, bounny, fanny jalan biar gk kepikiran. Kalo daddy kerja, papa izin dulu karena tadi di telfon sama rumah sakit, truss sama liam." Ucap papa, yang lain itu...tau lah siapa aja, di rumah sakit cuma ada grant, the boys, papa, dan aku.

Suara pintu terbuka, grant dan the boys meminta penjelasan, aku gk mau denger!!!

"Ben udah sadar" ucap papa
"Hah? Serius?" Aku langsung turun dan lari ke kasur Ben.

Aku senyum padanya, dia membalas tapi susah karna dia sedang memakai oksigen.

Lalu di lepas oksigennya dengan tangan kanannya.

"Eh jangan" tangannya aku turunin lalu membantu membuka oksigennya.

"Ben? Hiks, kamu sudah sadar, aku kangen kamu hiks"

"Maafin aku yang kemarin, aku emosi, maafin aku"

Tangan kanannya gerak kearah tangan kananku dan meremas tanganku.

"Ben? Hiks maafin aku hiks maafin aku, aku yang membuat kamu kecelakaan, maafin aku, aku ninggalin kamu padahal kamu belum Ngejelasinnya apa-apa"

"Maafin aku hiks"

"Sayang?" Ucap papa
"Pa, please, aku mau ngomong dulu sama Ben, please Pa!" Aku tidak menghadap papa
"Oke oke iya sayang" ucapnya lalu menutup pintu lagi.

"Ini bukan salah kamu, maafin aku, aku terlalu munafik, aku terlalu gengsi, aku yang tak pernah peka dengan perasaan cewe" ucapnya

"Ben? Akhirnya ngomong juga, gk Ben kamu benar, aku yang pertama kali menganggap kamu aktor dan tidak berusaha untuk menjadi kamu seorang biasa biasa aja, maafin aku, memang aku tak percaya akan nikah sama kamu, memang sempat aku tidak mau, karna aku takut, aku takut aku di bully, di bully sama fans kamu, paparazzi, wartawan, atau bahkan temanku. Maafin aku"

(Maybe) Married with My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang