(Maybe) Married with My Idol

This is not the end!

"Ghinaaaa"

Dan......

Tiiiiiiiiiiiiiitttt............

"GHINAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Entah kekuatan dari mana aku berdiri sempurna dan lari ke ghina yang masih terbaring.

Ada suara pintu terbuka, aku tak peduli

Aku menggoyangkan tangan ghina pelan, mengelusnya pelan.

"Ghinaa!"
"Ghina bangun sayang, bangun!"

Menyebut nama ghina sambil menangis.

"Ghinaaa huhuhu, wake up please huhuhu"

Aku masih menggoyangkan tangan ghina, badan ghina, dan memukul kasur ghina.

"Hiks hiks hiks, ghinaaaaaaaa"

Pintu terbuka, aku tak peduli. Aku ditarik suco keluar.

"Gk mau!!! LEPASIN!!!!"
"GHINAAAAA"

Masih terus berusaha mengeluarkan aku dari ruangan ini.

Dan pintu beneran di kunci. Aku mengedor pintu, memukul, dan berteriak.

BUK BUK BUK BUK

"GHINAAAAAAA huhuhu" memukul pintu, telapakku terasa sakit, tapi tak masalah.

Aku berdiri dengan lutut, lemas, stres, gila, frustrasi, tak ada harapan lagi! Menjambakan rambutku.

"Ghina huhuhu"

Hilang semua Harapanku, aku ingin bersamanya sampai tua nanti, dan mautlah yang memisahkan kami secara bersamaan.

Mengingat, beribu kali ghina bilang 'i love you'

Beribu kali ghina bilang 'kamu nyebelin! Ngeselin, aku benci sama kamu'

Beribu kali ghina menangis karena ulahku yang selalu membuatnya kesal senang

Beribu kali ghina memukul dadaku, dikala dia sedang menangis, senang.

Beribu kali ghina menggenggam tanganku.

"Ghina huhuhu" isakku lemas, parau, tak kuat.

Beribu kali ghina tersenyum. Yang membuatku juga tersenyum

Beribu kali ghina tertawa karena candaanku dan yang lainnya.

Beribu kali ghina di gendong olehku atau grant atau the boys atau semua orang yang menyayanginya.

"Huhuhuhu ghinaaa" isakku semakin parah.

Beribu doa ghina lontarkan kepada Allah yang begitu menghayati hatiku.

Beribu gerakan sholat yang aku dan ghina lakukan secara berjamaah.

Beribu kali ghina mengabari ku saat aku sedang syuting.

Beribu kali ghina menelfonku untuk menanyakan kabarku.