It's over?

1.1K 33 0
                                    

Grant pov

Ghina langsung kubawa ke rumah sakit di San Diego, lalu ku kabari zombie dan orang tua ghina.

Aku sedang di depan pintu UGD menunggu dokter yang menangani ghina keluar.

--------------

Ghina sudah di perbolehkan pulang dan sekarang aku sedang mengantarkan ghina pulang ke hotelnya.

Ghina sudah pergi ke alam mimpinya setelah ia sadar dari pingsannya.

Aku sedang menyetir di mobil berada di jalan tol menuju San Fransisco. Tepatnya ke hotel yang ghina tempati.

Ben pov

Aku bingung gimana menjelaskannya, memang semua itu aku lakukan terpaksa dan memanfaatkan dia untuk mencari perhatian paparazzi atau wartawan. Tapi disisi lain aku sangat sayang padanya. Ya Allah aku bingung harus menjelaskannya seperti apa lagi. Ghina pasti sudah membenciku.

Di jalan tol aku menunggu grant di rest area, agar dapat menjelaskannya bareng.

Tak lama grant datang.

"Zombie" sapanya teriak sambil melambaikan tangannya.
Aku hanya membalas senyum terpaksa dan melambaikan tangannya.

"Gimana? Mau langsung?" Tanyanya
"Iyalah, gua takut sendiri gila, padahal ini teh rencana Mak bapak gua ma dia"
"Udah ayuk jelasin bareng bareng" ucapnya.

Aku kembali menaiki mobilku dan jalan menuju hotel yang ghina tempati.

Di jalan aku bingung harus bilang apa nanti pada ortu ghina, padahal ini rencana mereka dan aku belum menjelaskannya ke ghina kalau aku benar-benar mencintainya, bahwa aku serius dengannya.

Sesering kali grant mengklakson mobilnya untuk mengodekanku, karna aku membawanya oleng. Sampai akhirnya grant menyamakan jalannya denganku.

"Elu kenapa sih? Ngantuk? Apa lu mabok? Berenti dulu dah" sambil sedikit menengok ke arahku.
"Engga selow aja gua puyeng dikit" Lalu kembali menyetir.

Mobilku sudah duluan, mobil grant ada di belakangku.

Sama seperti tadi, aku diklaksonkan oleh mobil grant karna mobil yang aku bawa oleng. Aku pusing, panik, takut, semuanya berada di fikiranku, aku tidak meminum alchohol atau apapun, masa iya gua Islam mabok!.

Dan akhirnya sampai di hotel Cisco, tempat ghina tinggal sementara bersama ortunya.

Aku mendorong ghina yang sedang tidur di kursi roda grant di sampingku sambil menenangkanku.

Grant yang mengetuk pintu kamar hotel ghina.

Setelah di persilahkan masuk, aku dan grant menjelaskannya.

"Maafin ghina ya, ghina udah emosi duluan, padahal kamu belum jelasin semuanya"

"Maafin saya om" Maafku
"Udah gapapa, besok ghina pulang ke Indonesia sendiri, dia yang minta, tadi kirim lewat WhatsApp"

"Ya ampun, maafin saya om"
"Kamu gk salah, dia harus adaptasi dulu, biarin saja, sampai dia nyaman, baru deh, saya menjelaskannya"

"Yaudah om, salam ke ghina yaa, saya minta maaf kalau saya ada salah, saya mau pulang dulu, trimakasih, assalamualaikum" ucapku.

"Waalaikumsalam, hati-hati Ben" ucap papa.

Meninggalkan pintu kamar hotel ghina, aku lemas dan sedikit lega, namun fikiranku hanya ke ghina. Pasti dia sangat benci padaku. Dan sampai parkiran mobil pun fikiranku hanya ghina.

"Grant lu nginep dulu dong di rumah gua, please, temenin gua, gua takut banget gk tahu kenapa"
"Baru gua mau bilang kalo gua mau nebeng tidur dulu di rumah elu hehe"
"Yaudah"

(Maybe) Married with My Idol Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang