Hari semakin larut dan tidak banyak orang berlalu lalang dijalanan. Hanya terdapat beberapa orang dan kendaraan yang terlihat. Udara semakin dingin hingga menusuk tulang dan membuat seorang pria berambut mint mengeratkan coat miliknya saat ia keluar dari gedung BigHit entertainment bersama semua anggota BTS dan masuk ke dalam van mereka yang akan mengantar mereka kembali ke dorm.
"Ah, aku harap Hyo Ra ada disini," gumam Taehyung begitu mereka berada didalam van.
Jimin berdecih. "Kalau ada Hyo Ra disini, kau akan mengumbar-umbar kemesraan didepan kami."
"Bilang saja kau iri," keluh Taehyung.
"Sudahlah," kata Seokjin menenangkan. "Kalian berdua hari ini sangat berisik. Tuh lihat, kalian itu seharusnya diam dan setenang Yoongi."
Tatapan Jimin dan Taehyung langsung beralih ke tersangka yang disebutkan Seokjin. Namun sang tersangka hanya memandangi pemandangan diluar kaca sambil tersenyum lalu mengalihkan pandangannya kearah Jimin dan Taehyung begitu ia merasa sedang dipandangi.
"Mwo?"
Jimin dam Taehyung menggelengkan kepalanya bersamaan. "Ani," merekapun kembali melihat kedepan. "Kalau Yoongi hyung sih bukan diam tenang, tapi diam creepy," ujar Jimin pelan.
Walaupun Jimin berujar dengan pelan, Yoongi masih bisa mendengarnya. Ia memberikan jitakkan tanda 'sayang' kepada dongsaeng-nya itu dan membuat Jimin mengaduh. Semua orang yang ada didalam van tersebut tertawa.
Van mereka berbelok menuju basement gedung mereka. Begitu van tersebut terpakir, mereka semua segera keluar dari van dan ingin segera mendaratkan tubuhnya ke kasur mereka. Terutama Yoongi. Ia sangat ingin segera bertemu dengan gadisnya yang telah menunggu kedatangannya.
"Hyung, malam ini kau ke penthouse?" Tanya Namjoon begitu mereka berada didalam di elevator. Yoongi hanya bergumam sebagai jawabannya, namun senyumannya yang sangat manis terukir di bibirnya.
"Hyung, titip salamku untuk Mi Bi noona," ucap Jungkook pelan lalu ia menguap.
"Selamat bersenang-senang, hyung," kata Hoseok dengan keceriaan seperti biasanya.
Terdengar suara 'ting' yang menandakan mereka telah sampai di lantai dorm mereka. Satu persatu dari mereka segera keluar dari elevator itu dan berpamitan dengan Yoongi yang masih harus naik lagi.
Begitu pintu elevator tertutup, Yoongi menekan kode penthouse miliknya disejumlah tombol lalu ia menunggu sampai elevator itu tiba.
Begitu pintu elevator terbuka, Yoongi segera masuk ke dalam kediamannya dan langsung menuju ke kamar mereka yang ia yakini gadis kesayangannya berada disana.
Benar saja dugaannya, begitu ia membuka pintu kamar mereka ia melihat gadisnya tengah terlelap diatas kasur dengan selimut tebal yang menutupi hingga ke leher sehingga hanya terlihat kepalanya saja yang berada diluar selimut.
Senyum sendu terlihat di bibir Yoongi. Pasti dia terlalu lelah sehingga ketiduran. Lebih baik aku mengganti pakaianku.
Yoongi segera meletakkan barang-barangnya dan mengganti pakaiannya dengan piyama. Lalu ia mendekati gadis yang sudah terlelap diatas kasur mereka dan berjongkok disampingnya.
Tangan putihnya menyelusuri bentuk rahang sang gadis hingga ke dagu lalu naik ke bibir. Diusapnya dengan lembut bibir pink milik Mi Bi. Lalu ia mendekatkan wajahnya ke wajah Mi Bi dan mengecupnya dengan cepat.
Yoongi bangkit dan mengurungkan niatnya untuk langsung membaringkan tubuhnya di samping pujaannya, ia akhirnya keluar dari kamar menuju ke piano miliknya hanya mengenakan celana piyamanya berwarna abu menggantung dipinggangnya tanpa kaos ataupun yang lainnya untuk menutupi bagian atas tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanesce || Min Yoongi [NC]
Fanfiction[ WARNING 21+ || 1st Book of Evanesce || COMPLETE STORY] "Kita terbakar layaknya kembang api, tetapi hanya abu yang tersisa" - Min Yoongi "Hasrat yang membara berubah menjadi abu" - Shin Mi Bi