Twenty Seven

12K 592 105
                                    

Seoul, 30 April 2016

Seperti biasa, Bangtan tengah melakukan latihan untuk comeback mereka. Mereka akan membawakan Fire sebagai main song kali ini. Lagu ini merupakan salah satu lagu dari rangkaian album mereka yang berjudul The Most Beautiful Moment in Life.

Walaupun hari semakin malam, namun nampak ketujuh laki-laki tersebut terlihat berlatih dengan keras untuk comeback mereka. Bahkan nampak seorang pria yang memiliki kulit sangat putih juga terlihat sangat keras dalam melatih gerakannya. Lebih keras dari Jimin yang notabennya suka memaksakan diri dalam hal tari. Bulir-bulir keringat disekujur tubuhnya tidak dapat membohongi siapapun yang melihatnya jika Yoongi sangat keras untuk comeback kali ini.

"Latihan cukup sampai disini," ucap seorang pria yang melatih mereka. "Pulang dan istirahatlah kalian. Aku tidak ingin kalian kelelahan saat akan comeback nanti."

"Nde," ucap mereka berbarengan. Mereka langsung mengambil air minum mereka dan mengistirahatkan badan sebelum pulang.

"Hyung mau kemana?" Tanya Jimin yang melihat Yoongi membereskan barang-barangnya lalu menyambar jatah airnya.

"Aku akan distudio malam ini. Kalian tidak perlu menungguku," ucap Yoongi yang lalu pergi keluar dari ruang latihan sambil meminum air miliknya.

Namjoon hanya menghela napasnya. "Ia kembali lagi seperti dulu. Aku merasa kasihan dengan Yoongi hyung, tapi aku juga akan memilih mundur jika menjadi Mi Bi."

"Tapi seharusnya Mi Bi bisa sedikit lebih bertahan lalu mendengar semua penjelasan Yoongi dengan kepala dingin," ucap Jin sambil meraih ponselnya. "Aku hanya ingin mereka berdua bahagia. Aku dengar dari temannya Mi Bi, gadis itu sering murung jika sedang tidak ada orang atau saat orang-orang tidak memperhatikan mereka."

"Kasihan sekali Mi Bi noona. Aku jadi semakin merindukannya. Bahkan Hyo Joon jauh lebih merindukan Mi Bi noona daripada meridukanku," bibir Jungkook mencibir lalu ia meminum kembali minumannya.

Sementara ditempat lain, Yoongi tengah membuka pintu studionya lalu menyalakan lampu sebelum masuk. Suasana didalam studionya sangat dingin. Walaupun penghangat sudah dinyalakan sekalipun, Yoongi tetap merasakan dingin. Untuk beberapa bulan terakhir ini pikirannya sedang tidak dapat fokus, namun untuk alasan profesional ia harus bisa memberikan hasil yang terbaik pada pekerjaannya.

Dijatuhkannya tubuh kelelahan itu diatas sebuah kursi dengan sebuah kaos yang tersampir di sandaran kursi tersebut. Kepalanya menengadah keatas dan tangannya menutupi matanya. Ia lelah secara fisik dan pikirannya. Lelah dengan semua situasi yang ia hadapi. Inginnya Yoongi pergi melarikan diri semuanya.

Yoongi meraih ponselnya yang berada didalam saku lalu menyalakannya dan menekan beberapa angka sebelum menempelkannya ditelinga. " Ji Ho," sapa Yoongi begitu panggilannya diangkat.

"Apa? Kau ingin menanyakan kabar Mi Bi lagi?"

"Ya, bagaimana kabarnya?"

Terdengar Ji Ho menghembuskan napas dengan berat. "Dia baik-baik saja. Hanya sedang sibuk dengan pendidikannya. Bahkan tadi pagi tiba-tiba dia minta vakum selama setahun penuh untuk fokus ke pendidikannya."

"Benarkah? Tidak seperti dirinya tiba-tiba minta vakum selama itu. Bahkan dulu dia tetap memilih pekerjaannya saat ditawari sekolah di Paris."

"Tidak ada yang tahu pikiran wanita seperti apa. Bisa berubah-berubah," Yoongi memindahkan posisi ponselnya ke telinga yang lain. "Tapi entah kenapa saat ia berbicara denganku tadi melalui telepon, suara sedikit berbeda. Seperti sedang sedih atau apalah aku tidak tahu. Saat aku tanya dia mengatakan kalau dia baik-baik saja. Hanya kelelahan. Seperti itu."

Evanesce || Min Yoongi [NC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang