Chapter 9

4.4K 352 16
                                    

Goals


Author : Oh Minyoung & Kim Sang in
Genre : Sad, Romance
Length : Chapter
Main Cast : EXO’s Sehun &
Support :


Sumarry: “ Maaf atas keputusanku kali ini biarkan aku menemukan jalanku sendiri.”







~ Goals ~
Entah mengapa aku jadi senekat ini. Terserah Appa mau bertindak seperti apa, yang penting saat ini keputusanku sudah bulat. Setelah ini aku akan menjadi mualaf dan setelahnya aku akan mengikuti pesantren untuk lebih memperdalam agama baruku. Supaya nanti, jika aku kembali pada El ayahnya sudah bisa menerimaku. Lebih baik aku kembali ke dorm saat ini, mungkin saja salah satu hyungku ada disana.

*Dorm EXO

Kini aku sudah berada di dorm. Ternyata dorm sepi, mungkin hyung - hyungku sedang pergi berlibur. Sudahlah aku ingin beristirahat dikamar saja.

{Suho - Xiumin side}
"Hyung, sepertinya ada dongsaeng kita yang pulang ke dorm hari ini. Lihat ada bekas gelas dipantry."
"Iya, tapi siapa? sebentar biar ku cek."
"Ternyata Sehun, tapi saat ini dia sedang tidur. Sepertinya dia kelelahan Hyung terlihat dari wajahnya yang pucat."
"Ya sudah biarkan saja dia istirahat. Nanti jika dia sudah bangun kita tanyakan padanya, sepertinya dia sedang memiliki masalah besar."
"Baiklah hyung."
{Suho - Xiumin side end}

~ Goals ~
Aku terbangun pukul 5 sore, badanku terasa lemas sekali. Tapi kucoba untuk bangun dan menuju pantry karena aku merasa sangat haus dan ternyata ada Suho dan Xiumin hyung disini.

"Sehun kau sudah bangun?"

"Sudah hyung. Memangnya ada apa?"

"Apa kau baik - baik saja?"

"Aku baik baik saja hyung."

"Apa kau punya masalah, ceritakan pada kami?"

"Tidak hyung, aku baik baik saja?"

"Kau yakin, kau tidak bisa membohongi kami Sehun. Kemari sebentar dan ceritakan semuanya."

"Ya hyung. Kau memang selalu mengerti tentang kebohonganku. Jadi begini hyung.."

Kuceritakan semua yang kualami pada dua hyungku ini. Mungkin saja mereka bisa membantuku karena diantara hyungku yang lain merekalah yang paling dewasa.

"Ah jadi begitu, hebat sekali wanita itu. Bisa membuatmu seperti ini, apa kau yakin dengan keputusan yang kau ambil?"

"Iya hyung, aku sudah sangat yakin."

"Tapi Sehun misalkan jika kau sudah bisa melamarnya, apa setelah itu kau akan menikahinya? Bagaimana dengan EXO dan karirmu bagaimana. Pikirkan semuanya matang - matang Oh Sehun?"

"Tidak hyung. Setelah aku melamarnya nanti, aku tidak langsung menikahinya. Mungkin aku akan bertunangan dulu dengannya dan akan menikahinya setelah kita bersembilan benar - benar sudah memiliki pasangan dan berencana menikah."

"Apa dia mau menunggu selama itu?"

"Jika memang dia takdirku. Aku yakin hyung pasti semuanya berjalan lancar. Bukankah tinggal 4 member saja yang belum memiliki pasangan. Kai, DO hyung, Xiumin hyung dan Chen hyung? Aku yakin sebentar lagi mereka akan menemukan pasangan mereka."

"Baiklah jika begitu. Kami akan membantumu Sehun, tapi apa kau tidak apa – apa. Wajahmu sangat pucat?"

"Tidak hyung aku tidak apa - apa yasudah aku mau ke dapur untuk mengambil air."

"Baiklah"

Praaang

"Hyung apa kau dengar sesuatu?"

"Suho sepetinya dari arah dapur.”

“ Yak Oh Sehun."

Aku dan Suho segera menuju dapur melihat apa yang terjadi benar. Ternyata Sehun pingsan dan tangannya terluka terkena serpihan gelas yang ia jatuhkan.

"Yak Oh Sehun sadarlah. Kenapa bisa begini, Suho cepat panggil ambulan."

"Baiklah hyung."

~ Goals ~
Hari ini aku sudah diperbolehkan pulang dan ternyata Vela masih dirumah. Sepertinya dia sedang bersembunyi, tapi entah dimana.

"Lorra, tunggu sebentar. Ada yang ingin ayah bicarakan."

"Baik ayah, ada apa?"

"Maafkan ayah. Tempo hari ayah sangat marah dengan kedatangan lelaki itu. Ehm maksud ayah, Oh Sehun. Ayah sudah mendengar semua dari Vela dan sepertinya Sehun lelaki yang baik dan melihat perjuangaannya membuat pertahanan ayah runtuh."

"Maksud ayah?"

"Ayah akan merestui hubungan kalian, tetapi semua tetap kembali pada Sehun. Jika dia kembali dalam kondisi mualaf ayah terima. Tapi jika tidak, ayah mohon padamu akhirilah semuanya. Mengerti?"

"Baik ayah, terimakasih. Sehun pasti akan memenuhi persyaratan dari Ayah. Aku yakin itu."

"Sudah, sekarang kau istirahatlah. Ma, antar Lorra kekamarnya."

"Ayo mama antar."


*Kamar El
"Ciee yang dapat restu dari ayah. “
"Bicara apa mama ini?"

"Sudahlah, mama juga merestui karena kemarin sebelum Sehun pulang mama sempat berbincang dengannya dan sepertinya tak salah jika kau mengidolakan sekaligus mencintainya."

"Mama sudahlah, jangan menggodaku. Mama sudah seperti Vela saja yang selalu menggodaku setiap detik tanpa terlewatkan."

"Baiklah – baiklah. Sekarang kau harus istirahat."

"Iya ma."

"Mama keluar dulu."

"Tunggu, kemana Vela."

"Ada apa kau mencariku? Apa kau merindukanku?"

"Haish kau Vel."

“Wah.. rupanya sahabatku ini sedang bahagia nih. Pasti sedang membayangkan Oh Sehun. Lihatlah.. kau melamun. Sudahlah El, kau sudah direstui. Apalagi yang kau pikirkan. Bagaimana apa kau sudah kontak lagi dengan sehun?”

"Belum Vel, aku masih tak sanggup bicara dengannya. Aku takut dia kecewa pada semua ini."

"Sudahlah, itu tak mungkin. Sekarang, kau harus istirahat. Mungkin saja nanti malam dia menelfonmu atau jika tidak, dia hadir dalam mimpimu."
“Sudahlah Vel. Aku tidak ingin berdebat denganmu. Pulanglah kau pasti lelah.”
~ Sweet Marriage ~
*Kamar rawat Sehun
"Hyung, apa yang dikatakan oleh dokter."

"Tenang Suho. Dokter bilang penyakit lama Sehun kambuh lagi, itu dikarenakan dia kelelahan dan dia terlalu banyak pikiran. Itu yang membuatnya drop seperti ini. Sepertinya dia terlalu memikirkan masalahnya."

"Benar hyung, ini ponsel Sehun."

"Baiklah, biar ku cek. Siapa tau aku bisa mendapat kontak dan informasi tentang kekasih Sehun."

Kini aku mulai membuka ponsel Sehun. Kumulai dari galerinya. Benar saja, aku menemukan foto kekasih Sehun. Dia cantik dan manis, yang benar saja dia seorang polisi? Lalu kucoba membuka media sosial dan semua pesan dan kontak mereka. Sungguh, aku jadi iri melihat mereka. Sangat manis ketika bertukar kabar dan mereka sangat pengertian satu sama lain. Ternyata Sehun menamai kontak wanita ini dengan nama "Bidadari El". Yak Sehun rupanya kau sudah dewasa sekarang, kusudahi kegiatanku ini dengan menyimpan semua kontak kekasih sehun.

"Bagaimana hyung?"

"Sudah, aku sudah mendapatkan semua tentang kekasih Sehun. Mungkin esok aku akan mencoba menghubunginya.”

“Baiklah hyung, apa kita tidak menghubungi keluarga Sehun?”

“Ah ya, kau benar. Tapi sepertinya lebih baik kita menghubungi hyungnya saja. Bagaimana?”

“Baiklah hyung. Setelah ini aku akan menelfonnya.”

Aku mencoba mengerjapkan kedua mataku. Ketika kulihat jam menunjukkan angka 7 malam sepertinya aku tertidur sangat lama. Tunggu sebentar, mengapa aku ada di rumah sakit. Tak lama, kedua hyungku memasuki ruang rawatku.

“Yak Sehun, apa kau sudah membaik?”

“Sudah hyung, mengapa aku bisa ada disini?”

“Tadi kau pingsan dipantry. Kami begitu panic, jadi kami bawa saja kau kemari.”

“Apa yang dokter katakan tentang keadaanku hyung.”

“Dokter bilang kau tidak boleh banyak pikiran, itu bisa membuat penyakit ..”

“Penyakit sialan itu datang lagi.”

“Sehun kau tak boleh bicara seperti itu.”

“Maafkan aku hyung.”

“Sudah, sekarang pergilah tidur. Kami akan keluar mencari makanan.”

“Baiklah hyung, terimakasih.”

Entah mengapa aku sangat ingin menelfon El. Aku sangat rindu padanya semenjak kejadian lalu. Kami lost contac begitu saja. Dengan segenap keberanian aku menghubungi El.


~ Goals ~
Saat ini aku sedang bersantai dikamar bersama Vela sembari menonton drama kesukaan kami. Hingga ponselku terus berdering, kulihat tertera nama Sehun disana 12 kali. Kubiarkan saja, aku sengaja tak menjawab panggilan darinya. Jujur, hingga saat ini aku takut Sehun marah dan kecewa padaku.

“El ada yang menelfonmu?”

“Biarkan saja Vel.”

“Yak El, ini telfon dari Sehun. Apa kau ingin menyia - nyiakannya? Oh Sehun pangeranmu El. Apa kau yakin?”

“Sudahlah Vel, aku masih tak sanggup mendengar suaranya lagi. Aku takut dia marah dan kecewa padaku.”

“Haish kau ini, sudah biar aku saja yang menjawabnya.”

“Yak.. yak.. Vela, kembalikan ponselku.”

“Sudah, duduk diam dan dengarkan.”

[Sehun pov]
Cukup lama aku menunggu El menjawab telfonku. Tumben sekali, biasanya dia sangat cepat merespon panggilanku. Apa dia menghiraukanku?
[Sehun pov end]

“Hallo El, kenapa lama sekali menjawab telfonku.”

“Ini aku Vela.”

“Kenapa kau yang mengangkat? Kemana El?”

“El, dia ada disampingku sedang diam mendengarkanmu. Dia bilang, dia masih tak sanggup mendengar suaramu lagi karena dia terlalu takut jika kau marah dan kecewa pada hal kemarin. Aku sudah bilang padanya berkali – kali untuk tidak memikirkannya, tapi dia tidak mau mendengarku. Jika kau yang bilang padanya. Pasti akan dituruti. ”

“Baiklah jika begitu Vel, tolong loudspeaker suaraku dan dekatkan padanya aku ingin berbicara padanya.”

“Baiklah. El, pangeranmu ingin bicara denganmu. Jangan kau matikan. Aku ambil minuman dulu dibawah. Awas saja kau.”

“Tap.. tapi Vel. Aku tidak ma..”

Belum selesai aku mengatakan pada Vela. Dia berlari keluar kamar dan menghiraukan perkataanku.

“Hai El, bagaimana kabarmu? Apa kau sudah kembali sehat? Tak apa jika kau tak mau berbicara padaku saat ini. Aku mengerti, tapi saat ini cukup dengarkan apa yang ingin kukatakan padamu El. Saat ini aku benar benar merindukanmu El. Ketahuilah, kau tak perlu takut. Aku tak pernah marah, kecewa, atau apapun itu seperti yang kau khawatirkan atas kejadian lalu. Jadi El, kau tak perlu takut kehilanganku karena aku tak akan pernah meninggalkanmu apapun rintangannya. Aku akan tetap berjuang untukmu. El, apa kau tetap tak mau menyapaku? Baiklah jika kau masih ingin diam, kalau begitu kututup dulu telfonnya aku akan menunggu sampai kau mau berbicara denganku lagi. Selamat malam bidadariku El.”

Flip

“Yak El. Lihat, betapa Sehun merindukanmu. Tapi kau malah tak menghiraukannya.”

“Vela.. kau kau ada disini. Bukankah kau tadi mengambil minuman dibawah. Kenapa cepat sekali. Mana minumannya, aku haus.”

“Ehmm.. maaf El. Aku tadi bersembunyi dibalik pintu. Dan untungnya suara telfonnya terdengar sampai luar. Aku penasaran dengan yang Sehun bicarakan. Jadi aku menguping.”

“Oh.. jadi begitu. Kau sekarang punya kebiasaan baru selain menggodaku yaitu menguping pembicaraanku dengan Sehun.”

“Sudahlah El, aku lelah. Aku mau istirahat. Kau juga tidur ya. Nanti kau pingsan lagi.”

“Yak Vel.”

{Xiumin side}
Sehun sungguh baru kali ini aku melihatmu sedewasa ini karena biasanya kaulah yang sangat kekanakan dan tempat kejahilan kami sungguh gadis itu hebat bisa merubahmu seperti ini tapi mengapa dia tak mau bicara denganmu ditelfon? Sepertinya ada yang tidak beres ya besok aku akan menelfon gadis itu.
{Xiumin side}

[Sehun pov]
Lega rasanya setelah menelfon El. Ya walaupun dia tak mengeluarkan satu patah katapun. Sudahlah, semoga saja esok El sudah mau bicara denganku. Sebaiknya aku pergi tidur.
[Sehun pov end]

~ Goals ~
*Pagi hari ruang rawat sehun

“Sehun, makanlah bubur ini. Setelah itu minumlah obatmu.”

“Baiklah hyung. Kemana Xiumin hyung?”

“Ah dia sedang ke dorm mengambil baju ganti untukku dan untukmu.”

“Hyung maaf, aku jadi merepotkan.”
“Sehun sudahlah, seharusnya kami menjagamu. Tak usah difikirkan.”

Cklek

Kulihat eomma, appa, dan juga hyungku datang menjenguk. Siapa yang memberitahu mereka? Ini pasti ulah Xiumin hyung.

“Sehun kau tidak apa apa?”

“Sudahlah eomma, aku tak apa?”

“Benarkah? Eomma sangat khawatir setelah mendengar hyungmu mendapat berita ini dari Suho.”

“Suho hyung?”

“Maafkan aku Sehun.”

“Sehun.”

“Ada apa tuan Oh, bukankah kau sudah tak menganggapku sebagai keluargamu?”

“Sehun maafkan appa. Appa terlalu egois hingga tak mau mendengar keinginanmu. Kini Appa sadar kau sudah dewasa. Sudah waktunya kau menemukan jalanmu sendiri. Memang Appa belum sepenuhnya tau tentang wanita yang kau cintai, tapi Appa akan merestui kalian dan juga mengizinkanmu menjadi seorang muslim dengan syarat kau harus mulai belajar mengelola perusahaan Appa. Karena tak mungkin kelak kau menghidupi keluargamu hanya bergantung dari pekerjaanmu saat ini. Apa mungkin kau masih dipekerjakan di agensimu hingga kau tua? Bagaimana? apa kau menerima tawaran Appa?”

“Baiklah Appa. aku menerima tawaran Appa? Tapi benarkah Appa merestuiku dengannya dan juga menjadi seorang muslim.”

“Benar Oh Sehun. Sekarang kau juga masih anggota keluarga OH. Baiklah kalau begitu jika kau sudah pulih kau bisa datang ke kantor Appa.”

“Baiklah Appa, tapi sebelum itu aku harus pergi ke sebuah pesantren islam untuk melaksanakan keinginanku.”

“Baiklah. Appa mengerti, kalau begitu kami pamit dulu banyak – banyak istirahat Sehun. Karena setelah ini kau masih harus berjuang mendapat restu orang tua kekasihmu bukan?”

“iya Appa, terimakasih.”

[Sehun pov]
Terimakasih tuhan pada akhirnya satu persatu rintangan itu bisa teratasi. Tuhan setelah ini tetap bantu aku untuk mendapat restu dari orang tua El.
[Sehun pov end]

~ Goals ~
Hari ini aku masih tinggal dirumah. Kini aku sedang bersantai di balkon kamar. Tiba - tiba saja ponselku bordering. Tunggu, tapi kenapa ada nomor Korea yang masuk. Nomor siapa ini? Apakah Sehun? Tidak mungkin, bukankah Sehun hanya memiliki 1 nomor saja. Haish siapa orang ini.

“Hallo, maaf dengan siapa ini?”

“Apa benar ini El, kekasih Sehun?”

“Benar ini El, tapi aku bukan kekasih Sehun.”

“Sudahlah, mengaku saja.”

“Maaf, sebenarnya kau siapa. Jika tak penting maka kututup panggilan ini?”

“Tunggu, aku adalah Xiumin?”

“Xiumin? Xiumin siapa?”

“Xiumin EXO”

“Hash sudahlah aku tak punya banyak waktu untuk orang iseng sepertimu?”

“Baiklah jika kau tak percaya, alihkan dial telfonmu ke video call sekarang juga.”

Karena aku tak percaya akan perkataan orang itu, maka kuturuti saja permintaannya dan betapa terkejutnya aku setelah melihat layar ponselku yang beralih menjadi video call.

“Hah? Xi-xiumin exo.”

“Jadi bagaimana? apakah aku berbohong?”

“Ah tidak, maafkan aku sudah berlaku tidak sopan padamu tadi.”

“Sudah tak apa. Wah, ternyata kau memang cantik. Pantas saja Sehun hingga gila dibuatmu.”

“Maksudnya?”

“Sudahlah tak usah bicara formal, panggil saja aku Xiumin oppa?”

“Baiklah Xiumin oppa.”

“Tapi tunggu, aku harus memanggilmu apa?”

“Oppa bisa memanggilku El, sama seperti Sehun memanggilku.”

“Baiklah, begini. Sebenarnya aku ingin berbicara banyak padamu?”

“Apa itu oppa?”

“El, mengapa kau tak mau berbicara pada Sehun kemarin malam saat dia menelfonmu? Apa kau sudah tak mencintainya lagi?”

“Itu karena aku masih tak sanggup berhubungan lagi dengannya karena aku takut Sehun kecewa dan membenciku dan pada akhirnya dia meninggalkanku.”

“Hei, kau salah jika beranggapan seperti itu. Lihat saat ini, Sehun sedang berada pada masa yang sulit. Kau tau, setelah dia mendapat syarat dari ayahmu dia langsung berusaha mempersiapkan diri menjadi seorang muslim. Dia memberanikan diri mengatakan pada orang tuanya bahwa ia ingin menjadi muslim agar bisa memenuhi persyaratan untuk mendapatkanmu. Tapi Appanya tak setuju dan mengusirnya dari rumah, akhirnya dia kembali ke dorm dan saat kami bertemu dengannya dia tampak sakit. Tak lama setelah berbincang denganku, dia pingsan dan saat ini dia sedang dirawat dirumah sakit.”

“Apa Sehun sakit?”

“Iya, jadi bagaimana? setelah mendengar ceritaku, apa kau tetap akan mengacuhkannya?”

“Sungguh aku terlalu bodoh. Pasti Sehun sangat sedih dan menderita.”

“Kalau begitu, setelah ini hubungi Sehun. Beri semangat padanya, karena menurutku kaulah semangat hidupnya saat ini.”

“Baiklah Oppa, terimakasih.”

“Sama – sama. Jangan sungkan untuk menghubungiku jika kau ingin bercerita tentang Sehun.”

“Baiklah Oppa.”

“Ya sudah kututup telfonnya.”

Flip

[El pov]
Baiklah sekarang juga, aku harus menelfon Sehun.
[El pov end]

Saat ini aku sedang memainkan ponselku sekedar melihat - lihat foto El. Sungguh, aku merindukannya. Semoga saja dia lekas menghubungiku. Tak lama ponselku bordering, kulihat nama El tertera disana. Dengan cepat kuangkat panggilannya.

“Akhirnya kau menghubungiku El, ada apa? Apa kau merindukanku?”

“Yak bodoh kau Oh Sehun. Kenapa kau masih bisa merayuku disaat kau sedang sakit begini?”

“Sakit? Siapa yang sakit? Aku baik – baik saja saat ini?”

“Tak usah berbohong Oh Sehun. Aku tau semuanya bahkan saat ini kau masih dirawat bukan? Sehun maafkan aku, aku terlalu bodoh hingga mengacuhkanmu kemarin. Baru saja aku mengetahui semua perjuanganmu Hun. Harusnya kau tak usah memperjuangkanku hingga sejauh ini, hingga kau diusir dari keluargamu. Sudah, lepaskan saja aku karena kurasa aku tak pantas berada disampingmu. Aku hanya memberi masalah untukmu. Aku wanita bodoh Hun.”

“Hei El, bicara apa kau ini. Bukankah aku sudah bilang berkali - kali bahwa aku akan terus berjuang agar kau bisa menjadi milikku. Sebanyak apapun rintangan yang datang, aku akan mencoba melaluinya. Lagi pula baru saja Appaku datang dan dia merestui hubungan kita. Dia juga mengizinkanku menjadi seorang muslim, hanya saja Appa memberiku syarat agar aku mulai belajar mengelola perusahaan. Appa bilang ini demi kehidupanku selanjutnya, tak mungkin aku terus bergantung pada penghasilan EXO untuk menghidupimu dan anak - anak kita kelak? Sudah El, kau tak usah khawatir lagi. Yang harus kau lakukan saat ini hanya cukup jaga hatimu untukku karena satu tahun lagi aku akan kembali menemuimu dan memenuhi persyaratan ayahmu.”

Sungguh, aku tak bisa menjawab Sehun. Aku merasa senang bercampur sedih. Saat ini aku hanya terisak dalam tangisku.

“El, jangan menangis. Aku tak bisa menghapus air matamu.”

“Sehun, aku sudah tak bisa berkata apa - apa lagi. Sungguh, aku beruntung jika memang kau takdirku kelak.”

“El bolehkah aku meminta sesuatu?”

“Baiklah, apa itu?”

“Alihkan telfonmu ke dial video call, aku ingin melihatmu untuk terakhir kalinya sebelum aku benar – benar terfokus pada karir dan agama baruku.”

“Baiklah, tunggu sebentar.”

“Wah El, kau sangat cantik hari ini. Tapi cantikmu hilang karena air mata itu.”

“Baiklah. Aku akan berhenti menangis.”

“Terimakasih.”

“Sehun, lekaslah pulih. Jangan lupa makan dan istirahat, mengerti?”

“Baiklah El, sepertinya sifat cerewetmu kembali lagi. Tunggu El, kau tahu tentang ini semua dari mana.”

“Dari Xiumin oppa.”

“Apa? Xiumin hyung menelfonmu?”

“Iya, memangnya kenapa?”

“Tidak, tapi tunggu. Kau memanggilnya Oppa, sedangkan kau hanya memanggilku Sehun saja? Haish kau sungguh jahat El.”

“Lalu maumu apa Sehun oppa?”

“Bisa kau ulang sekali lagi?”

“Tidak Hun.”

“Haish.. yasudahlah El, ini hari terakhir kita berkontak. Setelah ini aku ingin kita berhenti berkontak sampai nanti tahun depan aku memintamu kembali. Bagaimana? apa kau setuju?”

“Baiklah, aku setuju Hun.”

“Bagus, ingat. Jaga hatimu untukku, akupun juga akan melakukan yang sama.”

“Baiklah Hun, sampai jumpa 1 tahun lagi. Semoga sukses.”

“Terimakasih El, saranghae. Kalau begitu, kututup telfonnya.”

“Sehun tunggu?”

“Iya ada apa?”

“Nado saranghae Hun.”

Flip

Tunggu dia bilang apa barusan? Yak El rupanya kau juga pintar merayu. Hah, sudahlah mulai hari ini aku harus bekerja keras mewujudkan semua impianku agar bisa bersama El.

Tuhan kuatkan Aku dan juga Sehun sampai akhirnya nanti kita bisa bersatu untuk selamanya.
Tbc 😆😂






# See You Next Chapter #

Keep enjoying sama cerita abal abal ini ya semoga banyak bintang bertaburan di ff ini dan dont be dark siders gais budayakan saling menghargai karya orang 😊 makasih buat yang mau baca
Free Ask ke author tentang FF ini atau yang lain okay dont forget to Vomment juseyo😀 bakal fast update kalo vote banyak dan bintang juga sebanding gais bye bye 🙅🙌


GOALS - Oh Sehun [ COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang