Chapter 38

4.3K 258 37
                                    

#Flashback

“Vin, beliin Es krim rasa vanila ya”

“Oke kak, aku berangkat”

Lagi, aku selalu merusuh pada Vino.
Kenapa Vino lama sekali dan ada apa di depan, kenapa ramai sekali. Jadi aku memutuskan untuk keluar. Aku terkejut melihat siapa yang datang.

Dia sakit? Kenapa dia masih menggunakan pakaian rumah sakit. Belum lagi dengan wajahnya yang pucat.

#End

“Kau?”

Grep

“Sayang, kau baik - baik saja? bagaimana keadaanmu?”

“Lepaskan aku. Jangan menyentuhku. Ada apa kau kemari? Oh… kau mau meminta tanda tangan surat percerian kita bukan? Baiklah, aku akan menandatanganinya”

“Tidak tidak …. dengarkan aku. Aku menyesal, aku mengaku salah. Aku terlalu emosi dan aku dibutakan oleh rasa cemburu waktu itu. Hingga aku bertindak ceroboh. Maafkan aku. Sungguh aku tak pernah mengajukan surat perceraian untuk kita. Aku sangat mencintaimu”

“Omong kosong. Aku sudah bilang bukan, jangan pernah mencariku”

“Jangan begitu. Ingatlah, malaikat kecil yang ada bersamamu saat ini. Kumohon kembalilah padaku. Maafkan aku. Impian kita sudah hampir teruwujud. Kini ada satu nyawa lain dalam dirimu”

“Jadi… kau mencariku karena kau sudah tau jika aku hamil? Atau kau hanya akan mengambilku bayiku? Apa karena itu, setelah mendengar aku hamil kau langsung datang mencariku. Tak akan pernah kubiarkan kau mengambilnya.”

“Sayang… kumohon maafkan aku. Sungguh bukan itu maksudku. Aku meyesal karena tak percaya pada perkataanmu. Tolong beri aku kesempatan kedua”

“Kesempatan kedua kau bilang? Kau pikir hatiku ini seperti emas. Jika pudar bisa kau sepuh lagi. Tidak!!hatiku sangat rapuh”

“Kau boleh menghukumku setelah ini. Tapi kembalilah padaku. Ingatlah malaikat kecil kita”

“Pergi dari sini!! jangan pernah temui aku lagi. Anggap ini adalah hukuman untukmu. Dan besok, aku sendiri yang akan mengurus perceraian kita”

“Vino… eyang… ayo kita masuk. Biarkan saja dia”

“Tapi kak… liat”

“Biarkan saja”

Sesungguhnya aku tak tega memperlakukannya begini,  tapi mau bagaimana lagi.

“Dengar Ellora. Aku tak akan pergi dari sini. Aku akan menunggu sampai kau mau memaafkanku”

 Aku akan menunggu sampai kau mau memaafkanku”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dasar keras kepala. Bodoh. Pemaksa”

Aku terus saja mengumpat pada Sehun. Hatiku mulai khawatir saat aku mendengar gemuruh petir dan disusul dengan hujan yang sangat lebat seolah langit mengerti suasana hatiku.

GOALS - Oh Sehun [ COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang