Chapter 19

3.4K 241 1
                                    




Malam ini ditengah indahnya malam bertabur bintang dua insan ini tengah duduk bersama di bangku taman.
“Sayang?”
“Heum.”
“Apa kau tak lapar.”
“Memangnya kenapa?”
“Bagaimana jika kita mencari resto dekat sini dan kita makan disana?”
“Baiklah, ayo.”

Malam ini kami sengaja berjalan kaki saat berjalan - jalan. Sehun bilang agar lebih romantis. Tak lama kami memasuki sebuah restoran Jepang.

“Sayang, kau mau makan apa?”
“Kau saja yang pilihkan Oppa, aku tak tau.”
“Baiklah. Tunggu sebentar ya.”
“Sudah Oppa?”
“Sudah, kita tunggu sebentar ya.”
“Baiklah. Oppa?”
“Iya sayang.”
“Besok kita ke taman ya. Aku ingin melihat bunga sakura.”
“Baiklah, Nah makanannya sudah datang. Ayo kita makan.”

Kulihat El diam saja. Kenapa dia tak memakannya?
“Sayang.”
“Oppaaa”
“Ada apa?”
“Aku tak bisa makan dengan sumpit.”
“Ya sudah sini, biar aku ajari .”

Akupun berdiri menuju belakang El, kupegang kedua tangannya dan mulai mengajarinya memakai sumpit.

[El pov]
Ya tuhan Sehun, kenapa kau melakukan ini. Apa kau tak tau jantungku berdetak tak normal saat ini. Bagaimana tidak, posisi kami sangatlah dekat seperti berpelukan walaupun aku sudah sering mendapat pelukannya tapi tetap saja dia selalu membuatku seperti ini.
[End]

“Haish Oppa ini susah, aku tak bisa. Mintakan aku sendok dan garpu saja.”
“Tidak usah, biar aku yang menyuapimu.”
“Tapi Oppa.”
“Sudah diam dan duduk yang manis.”

Dengan cekatan kami mulai makan bersama. Ya walaupun dalam artian Sehun yang menyuapiku. Mau bagaiamana lagi, faktanya aku tak bisa makan dengan sumpit.

“Oppa?”
“Iya.”
“Sepertinya ada yang janggal?”
“Heum.. apa?”
“Makanannya?”
“Benarkah?”
“Iya. Apa didalam ini ada udangnya? Atau sejenisnya?”
“Entahlah, aku juga tak tau.”

[El pov]
Aku pun mengecek makanan tersebut, benar saja aku melihat udang dibawah sana. Oh ya tuhan bagaimana ini.
[End]
“Sebentar, biar kupanggil pelayannya.”

Saat ini Sehun sedang berbicara dengan pelayan restoran tersebut. Aku tak dengar jelas apa yang dikatakan. Aku terlalu sibuk menahan rasa mual ini hingga…

“Iya sayang, ada udang didalam makanan ini.”
“Apa? Huweee huweee…”
“Sayang kau kenapa?”

Akupun berlari mengejar El. Dia berlari menuju toilet dan memuntahkan semua makanannya. Aku memabantunya dengan memijat tengkuknya pelan. Aku tak mengerti sebenarnya El kenapa?

[El pov]
Aku merasa ada yang memijat tengkukku untuk membantuku memuntahkan makanan sialan itu. Sepertinya ini Sehun. Aku merasa kepalaku sangat berat dan setelah itu semua terasa gelap.
[End]

Aku terus menunggu El hingga dia berbalik dengan wajah yang pucat.
“Sayang kau tidak apa-apa?”
“O-oppaa.” Dengan suara yang bergetar.

Bruuk

“Sayang? El? Kau kenapa? Tolong sadarlah.”

Aku terus menepuk pelan pipi El tapi tak ada reaksi darinya. Dia pingsan dipelukanku. Tanpa pikir panjang aku langsung membopong El keluar. Untung saja jarak hotel tak terlalu jauh. Aku memutuskan menggendong El layaknya anak kecil. Kuputuskan untuk membawanya pulang.Aku mempunyai dugaan dia alergi tapi entahlah. Tak butuh waktu lama kami sudah sampai dihotel, perlahan aku membaringkan tubuh El diranjang.

“Sayang, sebenarnya kau kenapa? Apa aku telfon mama? Ah tidak, jika mama tau pasti dia khawatir. Ah kutelfon saja Vela.”

Flip

“Ya hallo Vela, El tib—“
“Ada apa kau menelfon istriku Sehun?”
“Kai kau? Tadi bicara apa?”
“Vela adalah istriku, wae?”
“Kau mabuk ya?”
“Tidak. Pagi tadi aku sudah menikah dan aku sudah menjadi mualaf.”
“Mwo? Bicaramu semakin tak karuan Kai.”
“Baiklah. Jika kau tak percaya, setelah ini akan kukirim foto pernikahanku dengan Vela.”
“Baiklah. Aku percaya. Selamat atas pernikahanmu.Tapi Kai, tolong berikan telfon ini pada Vela sekarang. Ini gawat, El pingsan.”
“Mwo? tunggu sebentar.”

Akupun segera memanggil Vela.

“Chagiya… Sehun mencarimu, dia bilang El pingsan.”
“Apa? Kemarikan telfonnya.”

“Hallo Oh Sehun, apa yang terjadi pada El.”
“Yak vela, aku tidak tau maka dari itu aku menelfomu. Tadi aku mengajak El makan di restoran lalu dia menanyakan apa di dalamnya ada udang atau tidak. Setelahnya aku memastikan kebenarannya pada pelayan. Dan ternyata makanan yang aku pesan ada udang didalamnya. Dia langsung memuntahkan makananya dan pingsan begitu saja.”
“Hahaha oh itu, tak apa Sehun.”
“Yak kenapa kau malah tertawa?”
“Baboya, Sehun… El tak apa, dia hanya sangat amat membenci udang.”
“Apa dia alergi?”
“Tidak juga, El sangat tidak suka dengan seafood terutama udang. Melihatnya saja dia sudah pusing dan merasa mual, apalagi memakannya.”
“Tapi kenapa sampai pingsan.”
“Entahlah, tapi setiap kali terjadi hal yang sama El selalu berakhir dengan pingsan dan mendadak seperti orang sakit.”
“Lalu bagaimana?”
“Tak apa, tunggu saja dia bangun pasti dia akan kembali sehat.”
“Ah begitu, baiklah terimakasih dan selamat malam pengantin baru.”

Flip 

“Yak Oh Sehun…!!”
“Ada apa dengan El?”
“Tak apa, El hanya alergi saja”
“Ayo kita tidur, ini sudah malam.”

-Jepang,  23.00 waktu setempat -
Aku terus saja menunggu El bangun. Tadi sewaktu dia pingsan aku sudah membelikannya bubur dan juga susu di supermarket. Baru saja aku selesai menyiapkan semuanya.

“eungh”

Cup

“Sayang, kau baik baik saja? Apa ada yang sakit?”
“Tidak Oppa, aku baik - baik saja hanya sedikit pusing dan mual. Oppa maaf membuatmu khawatir.”
“Tidak sayang, hanya saja kenapa kau tak bilang jika kau sangat membenci seafood terutama udang?”
“Oppa jangan sebut itu lagi.”
“Baiklah… baiklah.”
“Akupun tak tau Oppa. Kebiasaanku ini sangatlah aneh dan aku sangat membenci hewan itu. Tapi oppa tau dari mana?”
“Aku baru saja menelfon Vela dan ternyata dia dan Kai tadi pagi sudah menikah. Sekarang Kai sudah menjadi seorang muslim.”
“Benarkah, nanti kita beli kado ya Oppa untuk mereka. Setelah sampai di Indonesia kita langsung kesana.”
“Baiklah. Sayang, apa yang kau rasakan saat ini? Apa kita ke rumah sakit.”
“Tidak Oppa, aku sudah baikan. Memang begini reaksinya.”
“Benarkah? Jika begitu, sekarang kau makan bubur dan susu ini. Biar aku yang menyuapimu.”

Perlahan aku membantu El duduk bersandar dipunggung ranjang.

“Oppa, kau yang membuatnya?”
“Tentu saja, memang siapa lagi?”
“Oppa tapi sedikit saja ya buburnya. Aku tak terlalu suka bubur.”
“Baiklah yang penting perutmu tak kosong. Ayo buka mulutmu.”
“Ehm enak. Tidak buruk Oppa.”
“Benarkah? Tapi lain kali kau harus mengajariku memasak ya?”
“Iya Oppa.”

Sedikit banyak aku sudah bisa merawat istriku. Aku belajar ini dengan memperhatikan ketika El merawatku dulu. Ya walaupun ku akui aku tak semahir El.

“Oppa sudah. Aku akan semakin mual jika dipaksa.”
“Baiklah.”
“Aku akan menghabiskan susunya saja.”
“Baiklah. Apa kau suka susu?”
“Iya Oppa, sangat tapi susu strawberry favoritku.”
“Berarti feelingku benar. Ya sudah habiskan, lalu setelah itu kita istirahat.”
“Iya Oppa.”
Tak lama setelah itu Aku dan El pun tertidur. El bilang rasa mualnya masih terasa sampai saat ini maka dari itu dia kusuruh tidur agar dia lupa akan itu.

Cup

“Sayang, selamat malam mimpi indah dan jangan lupa kembali sehat ya. Kau bilang besok ingin melihat bunga sakura?”
“Iya Oppa. Selamat malam, aku mencintaimu.”

-Indonesia-
“Yak Kai, bangunlah. Ini sudah subuh, ayo kita sholat.”
“Lima menit lagi.”
“Kai, jangan mempermainkan ibadah.”
“Ne.. ne.. aku bangun.”

Dasar tukang tidur, susah sekali dibangunkan.

“Kai… ayoo. Ya tuhan kau susah sekali dibangunkan.”

Aku terus menarik tangannya agar dia terbangun. Tapi Kai malah menarik kembali tanganku sampai akhirnya aku menimpanya. Ya bisa dibilang sebuah pelukan. Kami berdua saling berdekatan dan kedua kami tertuju satu sama lain sampai akhirnya…

“Ya! Vela, kenapa kau terus menarik tanganku.”
“Itu karena kau tidak juga bangun.”

Aku melepaskan tangannya dan tidak sampai satu langkah. Kai kembali menarik tanganku.

“Jika kau ingin aku bangun. Kau harus memikirkan cara agar aku mudah terbangun olehmu.”

Kai pun melepaskan genggamannya.

Setelah sholat dengan sedikit canggung aku mencium tangan Kai dan dia mencium keningku. Jujur, aku sedikit risih dengan semua ini tapi bagaimana lagi. Sepertinya aku harus banyak belajar dengan El.

Skip

-Sarapan pagi-
“Vela sayang, ubahlah sikapmu yang dingin itu pada Kai. Karena saat ini dia adalah suamimu.”
“Iya ma, aku mengerti. Akan aku usahakan.”
“Lalu kenapa kalian diam saja.”
“Tidak… tidak apa - apa Ma.”
“Setelah ini aku ingin keluar bersama Vela, Ma..”
“Baiklah Kai, selamat bersenang – senang.”
“Kita mau kemana?”
“Sudahlah kau diam saja.”

-Jepang -
Sinar matahari sudah bersinar dengan hangatnya menelusup ke dalam kamar dua insan yang masih tertidur ini.

“Oppa..”

Kulihat Sehun masih tertidur dengan posisi memelukku. Tangannya terasa berat menimpa badanku.

“Yak Sehun Oppa, bangunlah. Ini sudah pagi.”
“Sebentar lagi ya, aku masih mengantuk.”
“Yak sejak kapan aku mempunyai suami pemalas seperti ini heum.”

Cup cup cup
Seperti biasa aku akan mencium kening pipi dan kedua mata Sehun jika dia susah dibangunkan. Dan ajaibnya cara ini selalu berhasil.

“Terimakasih sayang.”

Cup

“Selamat pagi bidadari cantik.”
“Selamat pagi pangeran tampan.”
“Bagaimana? Apa kau masih merasa mual atau pusing?”
“Tidak Oppa, aku sudah baikan. Ayo cepat bangun dan kita jalan-  jalan.”
“Heum begitu ya, rupanya bidadariku sudah sehat kembali.”
“Oppa, ayo.”
“Iya sayang.”

Tak butuh waktu lama kini Aku dan Sehun sudah sampai di taman. Sungguh udara disini sangat segar ditambah dengan bunga sakura yang bermekaran.

“Oppa.. Oppa.. kemari. Lihat, bunganya sangat indah.”
“Iya, kau suka sekali dengan bunga ya?”
“Tentu.”
“Hingga akun IG mu semua berisi tentang bunga.”
“Tak apa, itu bagus Oppa daripada IG milikmu isinya hanya foto - foto mu yang tidak jelas.”
“Hei Hei… itu foto yang keren sayang.”
“Keren bagaimana? Jika selalu background gelap dan kau foto pada kejauhan.”
“Itu seni namanya.”
“Semaumulah Oppa.”
“Ayo kita berfoto.”
“Baiklah ayo oppa”

Tak banyak foto yang kami ambil mengingat aku juga harus waspada akan penyamaranku.
“Sayang ayo kita lanjutkan lagi perjalanannya.”
“Baiklah oppa. Bagaimana jika kita mencari oleh – oleh. Bukankah besok kita sudah kembali.”
“Kau benar sayang, ayo.”

-Indonesia-
“Sebenarnya kau mau membawaku kemana?”
“Tunggu saja. Sebentar lagi kita sampai.”

Tak lama Kai memarkirkan mobil kami di depan sebuah rumah, yah bisa dibilang cukup mewah dan ini juga sebuah komplek yang cukup elit.

“Vel, ayo kita turun.”
“Sebenarnya apa maksudmu membawaku kemari?”
“Ayo masuklah, biar kujelaskan di dalam.”
“Vel, kemari.”

Mau tak mau aku duduk disampingnya sampai saat ini aku masih terus berfikir sebenarnya apa maksud Kai?

“Kai, jelaskan semua ini?”
“Vela, ini adalah rumah baru kita berdua.”
“Rumah? Kita berdua?”
“Iya, setelah ini kita berkemas dan mulai hari ini kita akan tinggal disini. Aku fikir dengan begini mungkin kita akan lebih cepat akrab. Lagipula sekarang kita sudah memiliki rumah tangga sendiri, tidak mungkin jika kita terus tinggal bersama orang tua.”

Aku terdiam mendengar penuturan Kai. Dia sangat tulus padaku tapi tuhan kenapa hati ini masih terasa asing?

“Kau benar tapi.. jika kau kembali ke Korea? Aku akan tinggal sendiri dirumah ini?”
“Masalah itu tenang saja, aku sudah mencari pembantu dan supir untukmu. Jadi kau punya teman. Atau jika kau mau kau bisa mengajak El tinggal disini.”
“Baiklah jika begitu. Kai, gomawo.”
“Mwoga?”
“Semua ini tapi maaf hingga saat ini mungkin sikapku masih dingin seperti ini.”
“Tak apa, aku mengerti. Sudah, sekarang kita lihat semua ruangan dirumah ini.”
“Baiklah.”

-Jepang 15.00 JST-
“Oppa turunkan aku. Kau pasti lelah menggendongku seperti ini.”
“Tidak sayang, lagi pula kita sudah hampir sampai.”
“Dasar keras kepala.”
“Hahaha..”

Saat ini Aku dan Sehun sedang kembali menuju hotel setelah kami tadi puas berbelanja dan berjalan - jalan. Tadi diperjalanan aku sempat bilang pada Sehun jika aku lelah lalu setelahnya dia menggedongku seperti anak kecil di punggunya.

“Akhirnya kita sampai. Apa Oppa lelah, jika iya biar ku pijat.”
“Tidak sayang. Aku ingin bertanya sesuatu.”
“Apa?”
“Tadi kenapa kau melarangku membeli minuman bersoda saat di minimarket.”
“Oppa dengarkan aku.”

[Sehun pov]
Kulihat El mulai menatap mataku dan seperti biasa jika sudah seperti ini pasti dia akan berkata serius dan sikap cerewetnya keluar lagi.
[End]

“Oppa, sejak dulu dari awal aku mengenal EXO jauh sebelum aku mengetahui semuanya. Sebenarnya aku tak terlalu peduli tapi setelah aku melihat beberapa reality show EXO dan yang lainnya aku mendapat kesimpulan bahwa kau dan member exo sangat suka atau bahkan sering dan hampir selalu meminum minuman bersoda.”
“lalu kenapa?”
“Oppa minuman bersoda tidak sehat untuk tubuhmu itu bisa menyebabkan pengapuran dan membuat lambungmu ini rusak. Aku tidak ingin itu terjadi padamu oppa.”
“Memangnya kenapa?”
“Haish.. oppa kau menyebalkan. Aku tidak mau kehilangan dirimu karena terkena penyakit karena pola hidupmu yang tak sehat.”
“Jadi begitu…”
“Oppa, apa aku boleh bertanya padamu?”
“Tentu sayang.”
“Apa sampai saat ini kau masih mengkonsumsi daging ee ehm?”
“Ah itu, tenang sayang aku sudah berhenti mengkonsumsi itu saat aku berada dipesantren. Aku sudah tau semuanya.”
“Bagus, jika begitu apa aku boleh meminta beberapa hal padamu?”
“Apa?katakan.”
“Oppa berjanjilah padaku mulai hari ini berhentilah minun minuman bersoda, soju dan juga makanan mentah dan instan yang tak sehat itu. Aku sungguh tak mau dihari tuamu nanti kau mendapat efek jangka akhirnya oppa. Mulai hari ini aku sendiri yang akan memastikan,memilih, dan menyiapkan makananmu. Tak hanya makananmu semuanya aku akan turun tangan langsung karena aku ingin memastikan semua yang terbaik untukmu.”

Jika sudah begini aku seakan tak bisa mengelak semua perkataan El yang penuh dengan makna didalamnya.

Grep

“Iya sayang, mulai hari ini aku berjanji untukmu. Aku akan mencoba memenuhi semua permintaanmu.”
“Benarkah?”
“Tentu saja  dan terimakasih kau adalah yang terbaik untukku. Aku akan menjagamu sebaik mungkin. Sudah, sekarang kita harus beristirahat.”

-Indonesia-
Akhirnya Aku dan El sudah kembali di Indonesia dengan selamat. Dan seperti biasa, besok El sudah harus dinas kembali. Sebenarnya aku tak tega karena dia pasti sangat lelah.
“Oppa ayo.”
“Iya sayang, sebentar. Kenapa kau sangat bersemangat sekali ingin bertemu Kai dan Vela heum?”
“Haish Oppa, aku sudah tak sabar ingin menggoda Vela.”
“Ya tuhan, kenapa kau jahil sekali pada Vela.”
“Biarlah. Sudah ayolah oppa jangan dandan terus kau sudah terlihat Tam..”

Cup

“Iya, aku tau aku sangat tampan. Ayo cepatlah.”

Diperjalanan El tak berhenti menyusun rencana untuk menggoda Vela. Aku tak henti hentinya tertawa mendengar El terus saja berbicara.

“Oppa, kenapa rumahnya sepi.”
“Tenang saja, mereka pasti ada.”

Tok tok

“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam ,cari siapa ya nona?”
“Ehm kami mencari Kai dan Vela. Apa mereka ada dirumah?”
“Tuan dan nyonya ada di dalam, tapi kalian siapa?”
“Kami ini teman mereka.”
“Begitu, mari saya antar.”
“Terimakasih.”

[El pov]
Sekarang aku bisa melihat Kai dan Vela tengah menonton tv bersama tapi kenapa mereka diam saja. Mereka terlihat kaku sekali dan apa itu? Duduk mereka pun berjauhan. Haish, ini pasti sikap Vela.
[End]

“Tuan.. nyonya.. permisi, ini ada tamu mereka bilang teman tuan dan nyonya.”
“Teman sia….”
“Annyeonghaseo naneun sehun exo yeobo ibnida.”

Buk

“Haish Vela, kau kasar sekali dengan istriku?”

Kudengar Sehun memarahi Vela karena baru saja Vela melemparku dengan bantal.

“Sayang kau tidak apa”?”
“Tidak apa – apa Oppa.”
“Kekeke maafkan aku tuan Oh.. istrimu sangat menyebalkan tapi sialnya aku sangat menyayanginya.”

Grep

“El, aku sangat merindukanmu.”
“Aku juga, maaf aku tidak datang saat hari bahagiamu.”
“Tak apa, aku tau bukankah kau harus menemani suamimu berlibur heum bukankah ini salah satu impianmu?”
“Kau benar tapi aku merasa bersalah padamu. Apa kau merasa kecewa atau marah.”
“Tidak, sudahlah ayo kita duduk.”
“Yak Kkkamjong, sekali lagi selamat atas pernikahanmu. Awalnya aku sempat tak percaya.”
“Cih albino… kau pikir aku main – main.”
“Mungkin saja.”
“Haish.. sudah, kenapa kalian jadi ribut begini.”
“Vel, ini hadiah untukmu. Semoga kau suka.”
“Terimakasih El.”
“El apa kau tak punya hadiah untukku.”
“Itu kado kalian berdua.”
“Bagaimana liburan kalian berdua”
“Liburan kami..”

Belum sempat aku meneruskan Sehun sudah memotong pembicaraanku.

“Sangat indah dan menyenangkan. Aku sangat bahagia karena bisa selalu bersama bidadariku ini. Serasa dunia hanya Aku dan El saja, sungguh indah. Kenapa kalian tidak berlibur atau honeymoon saja seperti kami.”
“Yak Oppa..” Aku mencubit pipinya.
“Auw. Aku hanya bercanda.”
“Jangan didengar Vel mulut Sehun sedikit rusak.”
“Haha walau begitu kau sangat mencintainya El.”
“Tentu saja. Yak Vela kau….”
“Terimaksih sayang.”
“Hahaha..”
Hari itu kami berempat menghabiskan waktu bersama dengan saling menggoda satu sama lain ya walaupun terkadang ada pertengkaran kecil diantara kami berempat. Tapi itu adalah saat yang menyenangkan.

TBC

Hai hai author update lagi yes.. yuk ramaikan jangan lupa di Vomment yes
Plis dark readers yuk tobat
Hargai karya orang yak
Ngebosenin ya? Mau di unpublish? Apa gimana?









GOALS - Oh Sehun [ COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang