Jilid 10

3.9K 54 0
                                    

Kwee Cun Gan sebagai ketua Tiong-gi-pai dan Pek-kong Sin-kauw Siok Beng Hui merasa prihatin dan gelisah melihat keadaan yang amat tidak menguntungkan itu. Putera Siok Beng Hui yang diharapkan, yaitu Siok Bun. sampai sekian lama belum kembali. Kalau Siok Bun ada, biarpun masih disangsikan apakah pemuda gagah ini akan kuat menghadapi Auwyang Tek. setidaknya kepandaian Siok Bun sudah cukup tinggi dan tidak nanti dapat dikalahkan dengan mudah. Juga orang muda ke dua yang mereka harapkan bantuannya adalah Kwee Tiong, keponakan Kwee Cun Gan sendiri. Namun juga pemuda ini tidak pernah muncul, entah dibawa ke mana oleh gurunya. Pek Mao Lojin.

Berkali-kali Pihak Auwyang-taijin mengirim tantangan dan untuk kesekian kalinya Pihak Tiong-gi-pai terpaksa diam saja tidak dapat menerima tantangan itu. tahu bahwa Pihak mereka jauh kalah kuat. Kalau hanya tantangan yang datang masih mending. Akan letapi fihak Auwyang-taijin berlaku lebih jauh lagi. Mereka mulai berlaku kurang ajar dan keji. Beberapa orang anggauta Tiong-gi-pai telah tewas, baik di dalam rumah sendiri maupun di tengah perjalanan. Ini bukan merupakan pibu lagi, melainkan pembunuhan yang sifatnya seperti dulu lagi, yaitu pembasmian Tiong-gi pai!

Kwee Cun Gan memanggil semua kawan orang gagah untuk mengadakan pertemuan di dalam hutan, la merasa gelisah, juga marah sekali. "Kita harus bertindak!" katanya gemas di depan kawan-kawannya, di mana hadir pula Siok Beng Hui. "Kalau kita diam saja, bukankah Itu memperlihatkan kelemahan kita?"

Siok Beng Hui menarik napas panjang. Di antara mereka semua. Pek-kong Sin-kauw Siok Beng Hui inilah vang terhitung paling tinggi kepandaiannya. Kepandaian isteri dan puteranya juga tinggi, sedikitnya setingkat dengan kepandaian Kwee Cun Gan sendiri.

"Memang betul sekali apa yang dikatakan saudara Kwee Cun Gan." katanya. "Akan tetapi, di antara saudara-saudara muda kita, siapakah yang dapat melawan Auwyang Tek? Kalau aku sendiri yang maju menghadapinya, tentu saja amat baik kalau pemuda celaka itu mau melawanku, akan tetapi kita semua tahu bahwa hal itu takkan terjadi. Tentu dari fihak sana akan muncul orang-orang seperti Ma Thouw Koaitung Kui Ek. Aku sudah pernah bentrok dengannya dan terus terang saja dia terlalu berat untukku. Bukan berarti bahwa aku tidak berani, akan tetapi kalau sampai terjadi aku kalah, bukankah merupakan pukulan yang lebih berat bagi Tiong gi-pai, terutama sekali bagi nama dan kehormatan raja muda kita di Peking? Jangan lagi dibicarakan kalau Tok-ong Kai Song Cinjin sendiri yang maju melawanku!" Semua orang diam dan merasa gelisah. Tiba-tiba seorang setengah tua yang berjenggot pendek berdiri dan berkata keras.

"Kita ini orang-orang gagah-macam apakah begini ketakutan dan bernyali kecil takut kalah? Kalau Siok-taihiap dan Kwee-twako takut kalah, aku orang she The tidak takut mampus! Biar aku yang mencoba-coba menghadapi tantangan pibu mereka!"

Yang bicara ini adalah seorang anggauta Tiong-gi-pai bernama The Sun. kepandaiannya tidak berapa tinggi akan tetapi semangatnya besar. Dia dahulu juga bekas anak buah Souw Teng Wi. Setelah berkata demikian, dengan langkah lebar The Sun pergi hendak menghadapi tantangan fihak Auwyang-taijin.

Akan tetapi sekali melompat Kwee Cun Gan sudah menyusulnya dan memegang lengannya. "The-te. kau terlalu sembrono!" tegur ketua ini sambil mengerutkan alisnya karena tak berdaya dalam pegangan Kwee Cun Gan, The Sun menurut saja diseret kembali ke tempatnya tadi.

"The-te, mengapa kau hanya mengandalkan keberanian yang bodoh? Di mana ketaatanmu sebagai anggauta Tiong-gi-pai? Jangan kau salah sangka. Baik aku, maupun Siok-taihiap dan semua saudara kita tidak ada yang takut mati untuk membela kebenaran dan membela negara, akan tetapi segala hal harus dilakukan berdasarkan perhitungan masak. Apa perlunya kalau kita semua mengurbankan nyawa dengan sia-sia hegitu saja? Apa faedahnya bagi negara? Menghadapi musuh-musuh berat seperti Auwyang-taijin. kita harus mempergunakan otak, bukan nafsu. Hati boleh panas akan tetapi kepala harus tetap dingin. Bukan kau saja yang berani mati, kita semua adalah orang-orang yang bersiap sedia mengurbankan nyawa demi negara dan bangsa"

Pusaka Gua Siluman - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang