Jilid 18

3.5K 57 0
                                    

Sementara itu, Han Sin makin terdesak, tongkat Kui Ek makin hebat mengurungnya dan agaknya sebentar lagi pemuda itu tentu akan roboh. Wajah Han Sin penuh keringat, demikian pula leher dan kedua lengannya, akan tetapi biarpun ia sudah lelah sekali, biarpun napasnya sudah agak terengah-engah, sepasang matanya masih bersinar penuh keberanian dan gerakan sepasang senjatanya masih dahsyat dan berbahaya. 

Mau tidak mau di dalam hatinya Kui Ek terpaksa memuji kegagahan pemuda ini. Juga ia merasa penasaran sekali. Masa dia tidak mampu merobohkan lawan muda ini dalam tiga puluh jurus?

Dengan gemas Kui Ek merobah ilmu silatnya. Sekarang ia menggunakan tangan kanan saja untuk mainkan tongkatnya menyerang lawan, sedangkan tangan kirinya melakukan serangan-serangan pula dengan pukulan dahsyat. Ternyata Kui Ek telah mengeluarkan ilmu tongkatnya yang paling dahsyat, seperti yang ia mainkan ketika ia menghadapi Im-yang Thian-cu. Ia selalu menyerang dengan pukulan maut, mempergunakan ujung tongkat sehingga pemuda itu tidak sempat membalas, dan pukulan-pukulan tangan kirinya disertai tenaga Iweekang sepenuhnya sampai angin pukulannya menyambar-nyambar dan membuat baju Han Sin berkibar.

"Kalau dalam sepuluh jurus kau tidak jatuh, biar aku orang she Kui dianggap kalah saja!" kata Kui Ek mengejek sambil memperhebat serangannya Han Sin sampai terhuyung-huyung ke belakang karena sambaran angin serangan lawannya benar-benar hebat tak tertahankan.

"Celaka," pikir Han Sin. kali ini aku tewas...!

Akan tetapi tiba-tiba wajahnya berseri dan matanya bersinar, terdengar ia menjawab. "Begitukah? Baik, mari kita menghitungnya!" Kui Ek benar-benar kagum.

Pemuda itu sudah terdesak hebat. Baru terkena sambaran angin pukulann saja sudah terhuyung ke belakang dan kiranya dalam satu dua jurus takkan kuat menahan serangannya, namun masih dapat menjawab dengan nada menantang! la mengirim pukulan pertama setelah tongkatnya membuat gerakan melingkar tiga kali di atas kepala sendiri, lalu meluncur ke arah kepala, Han Sin dengan dahsyat.

Pukulan ini disebut Rajawali Menyambar Ular Laut, hebatnya bukan main. Kalau Han Sin menangkis, tentu kipas atau pitnya yang dipakai menangkis akan hancur berikut lengan dan pundaknya karena di dalam pukulan ini tersembunyi tenaga Iweekang yang dahsyat dan jauh lebih kuat dari pada tenaga pemuda itu. Kalau hendak mengelak, tidak mungkin karena semua jalan keluar sudah dihadang oleh tangan kiri Kui Ek yang siap mengirim pukulan maut!

Akan tetapi hebatnya, Han Sin malah berkata lagi. "Jurus ke satu...." dan mengibaskan kipasnya ke arah ujung tongkat yang menyambar sambil mengajukan kaki dan merendahkan tubuh, menikam dengan pitnya ke arah lutut lawannya, la menangkis berbareng menyerang!

Kui Ek hampir tertawa terbahak melihat kenekatan pemuda yang dianggapnya amat tolol ini. Menangkis saja tak mungkin kuat, bagaimana masih dibarengi dengan serangan pula? Sebelum pemuda itu tahu akan kesalahannya, kepalanya pasti sudah hancur! 

Akan tetapi tiba-tiba ia terpaksa menelan kembali ketawanya, malah hampir ia berseru kaget ketika merasa tongkatnya itu terpental mundur oleh kibasan kipas Han Sin. Ini sama sekali tidak disangka-sangkanya dan ia terpaksa mencelat mundur untuk meluputkan diri dari tusukan pit di lututnya. Hebat sekali, pikirnya.

Bagaimana pemuda ini tiba-tiba jadi sekuat itu? Kibasan kipas tadi malah lebih kuat dari pada kibasan Im-yang Thian-cu! Kenapa baru sekarang pemuda itu mengeluarkan ilmunya? Ataukah hanya kebetulan saja?

Kui Ek penasaran sekali, tak mungkin pemuda ini tiba-tiba saja berobah menjadi orang yang bertenaga Iweekang kuat sekali. Tentu ada apa-apa yang tidak beres, la memutar tongkatnya dan menyerang lagi, lebih dahsyat dari pada tadi. Kini tongkatnya menghantam ke arah lambung Han Sin dari arah kiri. Batu karang saja akan hancur agaknya oleh pukulan ini, apa lagi lambung manusia dari kulit daging! Datangnya saja sudah membawa angin dingin dan amat mengerikan.

Pusaka Gua Siluman - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang