Sena berdiri tepat di depan pintu gerbang rumahnya. Tubuhnya sudah basah kuyup diguyur hujan yang baru saja reda lima menit lalu. Buku yang baru dia beli pun kini sudah basah dan tak berbentuk seperti semula. Rambut indahnya sudah berubah lepek dan tampak begitu tipis.
Sena tak sekalipun berani untuk menjejakkan kaki melewati pintu gerbang di depannya. Tubuhnya menggigil kedinginan, tapi tak urung membuatnya lelah berdiri.
Sekalipun rasa takut menyelimuti relung hatinya, akan kemungkinan terburuk yang terjadi pada dirinya karena Seowoo, mungkin saja laki-laki itu sudah mengetahui segalanya. Kebenaran yang selama tujuh tahun ini Sena pendam seorang diri. Tentang dirinya yang bukanlah Yoon Sena yang asli, dia yang sudah membuat sahabat kecilnya menelan bulat-bulat tatapan bingung yang ditunjukkan keluarganya sendiri.
Semua karena perbuatan Ryu Sena kecil.
-
"Dia bohong! Dia bukanlah Yoon Sena, tapi AKU!!!" gadis cilik itu berteriak lantang, kedua matanya sudah basah dipenuhi cairan likuid.
Sepuluh pasang mata yang ada diruangan itu hanya diam membisu, tak begitu paham dengan situasi yang sedang terjadi saat ini. Sampai seorang wanita paruh baya bertubuh gempal melangkah maju meraih pundak gadis cilik yang kini sudah menangis itu. "Sena-ya... ayo, masuk kedalam, tak baik berteriak begini."
"TIDAK! AKU TIDAK MAU! DIA BUKAN YOON SENA!!" gadis itu meraung, meronta dalam dekapan wanita paruh baya itu, "bibi Hana... katakan pada mereka kalau akulah Yoon Sena! DIA BOHONG!!!"
Wanita bernama Hana itu menatap penuh iba. Hana adalah pengasuh panti yang baru karena pengasuh sebelumnya sudah meninggal, tepat tiga hari yang lalu. Jadi, dia tak benar-benar tahu yang benar dan mana yang salah.
Sementara seorang gadis kecil lainnya hanya berdiri menunduk, bersembunyi dibalik tubuh jangkung seorang pria berusia awal dua puluhan. "Aku tidak bohong..." cicit gadis itu. Membuat seluruh pasang mata mulai menatap kearahnya.
Gadis itu akhirnya berjalan maju dan menunjukkan sebuah sapu tangan yang terdapat sulaman bunga anyelir ditengahnya dari saku dress yang dia kenakan. "Mama memberiku ini saat aku berusia tiga tahun... aku tidak ingat dengan jelas, tapi aku ingat kalau mama bilang, aku akan selalu ingat dengan mama dengan sapu tangan ini. Dan suatu hari nanti mama akan menjemputku lagi... seperti hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
inside out || sehun [re-pub]✔️
FanficSena benci Sehun karena berani menciumnya di depan publik hanya untuk sebuah taruhan bodoh. Sena benci Sehun yang memaksanya untuk menjadi pacar hanya karena satu rahasia yang laki-laki itu temukan di buku diary nya. Dan Sena membenci Sehun karena t...