“Sena!”
Gadis itu berbalik tepat ketika suara itu terdengar memanggilnya. Disana, Sena menadapati sosok jangkung dengan sepasang mata zambrud yang tengah menatap pias padanya.
Dia terengah. Laki-laki itu berdiri jauh di hadapannya dengan peluh yang membanjiri pelipisnya, tubuhnya pun terlihat basah.
Melihat bagaimana dia menatapnya, Sena tidak bisa untuk tidak berpikir bahwa laki-laki itu tahu tentang amplop yang ia temukan di dalam tasnya. Apa kali ini dia juga akan merebut lagi darinya?
“Apa kau menemukan sesuatu di dalam tasmu?” dan benar saja. Sena tidak salah menduga.
Laki-laki itu, Oh Sehun, bertanya tepat ketika ia melangkah dan berhenti tepat setengah meter di hadapan Sena.
“Menemukan apa?”
“Apa saja, kotak yang sama seperti yang kau temukan biasnya atau apapun semacamnya. Apa kau menemukannya?”
Sena tak langsung menjawabnya. Gadis oriental itu hanya menatap lekat pada Sehun. Berpikir apa yang akan Sehun katakan jika ia berkata ya dan jika dirinya berkata tidak. Dia lelah dengan semua ini, dia lelah dengan permasalahan hidup yang terasa tak berujung ini.
Apa harus sampai sejauh ini? Balas dendam ini, perlindungan ini. Entah kenapa Sena merasa hilang tiba-tiba. Dia takut akan segalanya, tapi tak merasa sedikitpun khawatir tentang ancaman surat dimana 'yoon' itu yang hendak menyebarkan pada dunia siapa dirinya yang sebenarnya.
Ketika melihat Sehun yang berdiri di hadapannya ini.
Sena merasakan sesuatu yang tidak pernah ia mengerti. Dia tidak takut dunia tau, tapi dia merasa takut untuk sesuatu.
“Apa maksudmu ini?”
Gadis itu mengangkat satu amplop yang ia terima dengan satu foto yang tampak jelas kehadapan Sehun. Menunjukkannya tepat di depan wajahnya.
Foto yang berasal dari satu potongan video yang Sena ingat dengan jelas.
“Kau...” Sehun tak bisa berkata, dia hanya terus menatap pias pada Sena.
Gadis itu tau jelas bagaimana perasaan Sehun saat ini. Tapi melihatnya, Sena merasa kesal ketika mengingat apa yang laki-laki ini lakukan padanya. Selama beberapa hari terakhirnya, Sehun hanya mengacuhkan dirinya tanpa sekalipun bertanya kabar bahkan bertukar sapa pun sama sekali tidak.
Dia benci apa yang Sehun lakukan padanya.
“Apa kau akan meminta ini lagi dariku?” ketus Sena.
Sehun hanya diam. Dia tahu ia sudah terlambat, Sena.. sudah mengetahuinya.
“Sena, aku—”
“Kenapa kau melakukannya?”
Dengan susah, remaja tanggung itu menelan salivanya. Menghirup keras udara disekitarnya dan memberanikan diri untuk bersuara. Menjawab pertanyaan dari Sena.
“Aku hanya ingin melindungimu.” Dia jujur, sangat jujur bahkan.
Tapi Sena terlanjur benci dengan keadaan.
“Melindungiku? Kau bercanda?”
“Tidak! Kau ingat betul aku pernah mengatakannya padamu. Aku akan melindungimu, aku akan menghalau apapun yang mungkin menghancurkanmu. Sena, kau jelas ingat itu”
Ya, Sena memang mengingatnya. Tapi—
“Kau membuatku terlihat tolol di matanya.” Sena tidak menyukai satu kenyataan itu. “Kenapa kau tidak katakan saja padaku?”
KAMU SEDANG MEMBACA
inside out || sehun [re-pub]✔️
FanficSena benci Sehun karena berani menciumnya di depan publik hanya untuk sebuah taruhan bodoh. Sena benci Sehun yang memaksanya untuk menjadi pacar hanya karena satu rahasia yang laki-laki itu temukan di buku diary nya. Dan Sena membenci Sehun karena t...