Suasana sekolah hari itu begitu lengang. Tak banyak aktifitas yang tampak di sepanjang koridor maupun halaman sekolah yang biasanya ramai mengingat kini jam KBM masih berlangsung.
Laki-laki itu berjalan dengan langkah panjang, sepasang bola mata zambrud miliknya beredar disepanjang koridor, mengintip setiap jendela ruangan yang ia lewati dan berharap menemukan apa yang ia cari sejak lima belas menit yang lalu.
Tapi nihil. Dia tetap tidak menemukan sesosok gadis yang menjadi objek pencariannya.
Oh Sehun, berhenti melangkah diujung koridor, tepat didepan kaca besar yang menunjukkan halaman belakang sekolahnya yang begitu asri. Tanaman ilalang yang tumbuh tinggi dengan sebuah pohon ditengannya.
Dia menghela napas panjang. Sehun ingat kenangan apa yang ada dibawah pohon sana bersama gadis itu, awal kedua dari segala cerita yang terjadi padanya. "Jika saja kau bukan Sena..." gumaman kecil terdengar samar diantata bibirnya.
Sehun tersenyum miris, lalu tangannya mengambil sebuah ponsel di saku celana. "Chanyeol-ah, katakan pada guru Hong di kelasku, aku bolos hari ini dan tidak kembali." lalu tanpa menunggu balasan dari orang diseberang sana. Sehun mematikan panggilannya.
Berbalik dan kembali meneruskan apa yang menjadi kegiatannya sejak lima belas menit sebelumnya.
Kau dimana Sena.
***
Semburat senja diujung cakrawala, memperlihatkan perpaduan warna biru dan jingga yang nampak ayu dan sayu dalam penglihatan mata. Semilir angin yang bertiup menerbangkan benda-benda bermasa ringan hingga sedang.
Sehun menghentikan langkahnya di tepi sungai Han. Kepalanya menengadah menatap mega di atasnya. Raut pias dan lelah bercampur menjadi satu di wajahnya. Sejak pagi hingga sore menjelang, dia tetap tidak menemukan nya.
Entah kemana perginya gadis itu. Sehun tidak tahu dan tidak mengerti. Dia menghilang begitu saja, pergi dari rumah Yubin tanpa alasan yang pasti.
Yang Sehun dengar dari temannya itu. Kemarin malam, Sena tiba-tiba berlari dan pergi dari rumah Yubin tanpa mengabaikan panggilan gadis itu.
"Dia langsung pergi begitu saja saat aku bertanya kenapa dia membenciku."
Hanya itu yang Yubin katakan padanya tentang kepergian Sena. Bukan Sehun tak tau jawaban dari pertanyaan itu. Laki-laki itupun tahu jawabannya, karena bagaimana ia berteman dengan Yubin pun dengan alasan yang sama dengan alasan Sena membenci Yubin.
Tapi Sehun tak mengerti, kenapa Sena pergi? Jika karena dia teringat pada Yoon Sena asli ketika melihat Yubin. Kenapa baru kemarin dia pergi dan melarikan diri? Itu bukanlah alasan yang Sehun yakini.
Ada apa? Kenapa?
Dan yang paling penting. Kenapa juga Sehun tiba-tiba merasa sepusing ini memikirkan gadis itu? Bukankah begini lebih baik? Ryu Sena... menghilang dari hadapannya setelah dia berhasil menghancurkan hubungan keluarga gadis itu?
Tapi.
"Dia terlihat begitu rapuh, matanya terlihat begitu sayu dan wajah pias itu... kau tidak akan tega melihatnya, Sehun."
Perkataan Yubin kembali terngiang di kepalanya.
Apakah benar, Sena terlihat begitu? Tapi kemarin Sehun melihatnya masih baik-baik saja. Benarkah itu?
***
"Kemana saja kau seharian ini? Aku menunggumu." Chanyeol menghampiri Sehun yang baru datang di rumahnya. Laki-laki itu ikut merebahkan diri disamping Sehun yang tertidur di atas kasurnya.
"Apa ini berkaitan dengan menghilangnya Yoon Sena?" tanya Chanyeol lagi. laki-laki itu menghadapkan kepalanya kearah Sehun yang terlentang dengan satu lengannya menutupi mata.
Sehun tak menjawab. Yang ada hanya deru napas konstan dari bibirnya yang Chanyeol dapat setelah sekian detik pertanyaan terlontar dari mulutnya. "Oi, Oh Sehun, kau dengar aku?"
Chanyeol menyentuh pipi Sehun dengan telunjuknya.
"Kau tidur?" terus melakukan hal yang sama ketika Sehun tetap bergeming dan tak bergerak sedikitpun. "Ya! Oh Sehun!"
"Argh!" Sehun mengerang seketika saat Chanyeol menendang nya jatuh dari ranjang. laki-laki itu seketika mendudukkan diri sembari mengaduh sakit. Tatapannya mengarah tajam kearah Chanyeol yang hanya nyengir tanpa rasa bersalah. "Sialan kau, kenapa memandang ku!"
"Habisnya kau hanya diam saja. Padahal aku bertanya padamu. Kau itu selalu bersikap tidak sopan padaku tahu?! Ini rumahku, kamarku, tapi kau bertingkah seolah akulah yang tamu! Jadi... kau yang sialan."
Sehun mencebik dan memutar mata. Kemudian beranjak berdiri dari posisinya, "kau tahu jawabannya. Apa aku masih perlu menjawab?" Lalu melangkah menuju balkon, mendudukkan diri di kursi kayu yang terletak di balkon kamar Chanyeol.
Satu tangannya meraih bungkus rokok di saku celana. Kemudian mengambil sebatang dan menyulutnya. Melempar bungkus rokoknya di atas meja disampingnya sementara bibirnya menghisap batang kanker itu.
Dibelakangnya, Chanyeol berdiri bersandar di pintu balkon. Melipat tangannya di depan dada sembari menatap sisi wajah Sehun yang tampak tak berubah sejak kedatangan laki-laki itu sepuluh menit yang lalu.
"Aku tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian sih?"
"Bukan urusanmu."
"Hei! Ayolah, kami yang sudah membuatmu berurusan dengan gadis sombong itu! Harusnya kau berbagi sedikit pada kami. Atau setidaknya aku, sahabatmu."
"Itu tidak perlu."
"Ya! Oh Sehun!"
"Ini bukan sesuatu yang pantas untuk dibeberkan, Chan. Kau tak akan mengerti." Karena akupun tak mengerti dengan semua ini.
Chanyeol mengernyit keras. Lantas berjalan mendekat dan mendudukkan diri dikursi sebelah Sehun. Mengambil satu batang rokok milik Sehun dan ikut menyulutnya. "Kau bahkan belum mengatakan apapun tapi kau berkata aku tak akan mengerti. Benar-benar Oh Sehun." sahut Chanyeol sembari menghembuskan asap rokok melalui celah bibirnya.
"Kau tahu? Terkadang kau membuat kami, sahabtmu, merasa sangat tidak dibutuhkan dan tidak dianggap olehmu. Tiga tahun kau mendeklarasikan persahabatan, itu semua tak terasa seperti yang kita sebut itu saat mengingat dirimu."
Sehun menoleh pada Chanyeol dan menatap laki-laki itu bingung. Dahinya berkerut keras menandakan sebesar apa ia tidak paham.
"Kau tak pernah sekalipun berbagi cerita pada kami." Chanyeol menambahkan.
Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Sehun. Laki-laki itu hanya bungkam sembari mengalihkan tatapannya pada langit malam di depannya. Gelap tanpa cahaya setitik pun. Tanpa bintang maupun bulan. Kelam seperti hati nya.
"Oh Sehun..."
"Kau tidak akan percaya jika aku bercerita. Kau... mungkin tak akan pernah paham dengan apa yang ada." Sehun kembali menoleh menatap Chanyeol. Kali ini ada kilat getir dalam tatapan itu. Dan Chanyeol melihatnya. "Chanyeol-ah.. apa yang harus kulakukan sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
inside out || sehun [re-pub]✔️
FanficSena benci Sehun karena berani menciumnya di depan publik hanya untuk sebuah taruhan bodoh. Sena benci Sehun yang memaksanya untuk menjadi pacar hanya karena satu rahasia yang laki-laki itu temukan di buku diary nya. Dan Sena membenci Sehun karena t...