Akhirnya aku sampai juga dikampung tempat kelahiranku. Setelah menempuh perjalanan udara selama empat puluh lima menit menghunakan pesawat dan perjalanan darat selama dua jam menggunakan angkutan desa.
Aku berjalan menuju rumah kira-kira sepuluh menit dengan perasaan gelisah, cemas juga khawatir. Berharap agar hal buruk tidak akan terjadi pada bapak.
Aku berhenti dari langkahku. Melihat orang lalu lalang didepan rumahku. Seperti terjadi sesuatu disana. Banyak ibu-ibu berkerudung keluar masuk disana. Jantungku berdetak sangat kencang, kakiku gemetar seakan ingin pingsan, air mataku berlinang perlahan. Aku berusaha melangkahkan kakiku perlahan, semakin dekat semakin terdengar suara tangisan yg sangat menggebu-gebu. Ya.. Tuhan.. Ada apa ini?
Aku sudah sampai di ambang pintu, terlihat seorang pria terbujur kaku dilantai yg beralaskan tikar dengan tangan menekuk didada, dan tubuhnya berselimutkan kain jarik. Aku terduduk lemas diambang pintu rumahku. Kudapati bapak sudah tidak bernyawa lagi dengan balutan kepala oleh kain putih, hidung tersumpal kapas. Oh Tuhan, bapakku.. Benarkah itu bapakku?"Mbak ayo berdiri.. Mbak harus kuat ya.." kata seseorang yg mengangkatku untuk berdiri. Dan dia adalah Adit, adikku..
"Bapak.. Kenapa secepat ini kau tinggalkan kami. Aku belum sempat berbicara denganmu. Belum sempat meminta maaf padamu. Tapi kau sudah harus meninggalkan kita dengan keadaan seperti ini.." keluhku memaki Dunia
"Sudah mbak, lebih baik kita masuk kedalam untuk mengaji. Mendoakan bapak agar beliau diberi jalan terang menuju surga.." terang Adit yg menyadarkanku. Kemudian aku masuk kedalam rumah, memeluk ibuku yg sudah duduk disamping jenazah bapak. Aku menangis sejadinya, memaki diriku yg masih belum bisa membahagiakan bapak, namun harus pergi dulu.
"Sudah nak.. Bapak sudah istirahat tenang disana. Kamu jangan nangis lagi ya.." ibu menyentuh lembut rambutku. Menenangkan hatiku yg kacau karena kepergian bapak.
Aku seolah tak percaya dengan kejadian semua ini. Ini terlalu cepat.. Bahkan aku belum sempat mengucapkan sepatah katapun pada beliau. Beliau adalah bapak yg paling tegar, paling sabar menghadapai kekurangan yg ada didalam keluarga. Beliau selalu mengajarkanku untuk tetap rendah hati kepada semua orang yg berusaha menyakiti. Apakah karena bapak orang yg baik, sehingga Tuhan terlalu sayang padanya dan harus menjemputnya terlalu cepat seperti ini?"Rheea, kamu harus kuat.. Kamu tidak boleh lemah dengan musibah ini. Ingat, kamu masih punya ibu dan juga adik. Itu semua adalah harta kamu yg saat ini kamu miliki.." sahut Paman Salim adik ibuku ini. Beliau adalah guru ngaji dikampungku "Mereka adalah kewajiban kamu. Jadi hilangkan kelemahan kamu itu dan berjuang demi keluarga saat ini" tambahnya lagi
Aku sadar bahwa diriku memang terlalu lemah. Aku harus kuat menghadapi semua cobaan ini. Aku yakin pasti ada hikmah dibalik semua ini. Bapak pasti sudah istirahat tenang disana, dan aku yakin beliau pasti mendapatkan tempat terindah disurga nanti.
Aku mengikuti acara pemakaman bapak. Dan makam bapak ditaruh berdekatan dengan makam almarhum mbahkung dan mbah uti. Mungkin saat ini mereka sedang bertemu melepas rindu disana. Menikmati Quality time bersama setelah sekian lama tidak bertemu. Mbahkung mbah uti, Rheea titip bapak yaa.. Rheea akan selalu berdoa agar mbahkung mbah uti dan bapak senantiasa berada dipangkuan Tuhan.
Bapak, Rheea janji akan jagain ibuk dan Adit. Bapak tidak perlu khawatir yaa, Rheea akan bahagiakan mereka kok. Mereka sekarang sudah menjadi tanggung jawab Rheea. Terima kasih ya, bapak udah ngedidik Rheea, ngebesarin Rheea sampai saat ini. Terima kasih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴮᴬᴸᴵ ᴸᴼᵛᴱ ˢᵀᴼᴿᵞ #COMPLETED!!
RomanceBerawal dari kisah Rheea Larasati yg tiba-tiba putus dengan kekasihnya yg bernama Angga Prawira Putra. Hubungan mereka kandas dikarenakan perbedaan kasta diantara mereka. Angga terlahir dari keluarga berada dengan berbagai kemewahan yg mereka milik...