ᴰᴵᴸᴱᴹᴬ

14 1 0
                                    


Aku mengintip Rheea dari jendela kamarku. Dia berjalan munuruni anak tangga hendak berangkat kerja. Aku yg mengetahui itu segera bergegas menemuinya.
Aku memberhentikan motornya yg sudah dia naiki. Aku lihat raut wajahnya yg lusuh, kedua bola matanya terlihat sembab oleh air mata. Mungkin semalaman dia menangis karena aku. Aku tidak tega melihat dia saat ini.
"Rhea, bisakah kita bicara sebentar?" tanyaku berusaha mencegah Rheea yg hendak menstarter motornya

"Gak ada yg perlu kita bicarakan" jawab Rheea dengan ketus

"Please Rhe, just five minutes.." kataku memohon padanya

"No, I have to go now..!"

"Please Rheea, aku sama perempuan itu cuma masa lalu. Dan sekarang aku gak ada hubungan apa-apa dengannya" terangku berusaha menjelaskan pada Rheea. Namun Rheea tidak mengucapkan sepatah katapun untukku. Dia malah memilih pergi berlalu dengan motornya. Aku terduduk dalam kepedihan. Rheea tidak mau mendengar penjelasan dariku. Dia membenciku.. Hikz

Bi Imah yg mengetahui aku terduduk dijalanan depan rumah dengan keadaan lemas bergegas menghampiriku.

"Mas Jo kenapa?" tanya bi Imah khawatir dengan keadaanku

"Dia bi.. Dia tidak mau dengerin penjelasanku.." jawabku yg secara tiba-tiba meneteskan air mata

"Mbak Rheea maksudnya?"

Aku menganggukkan kepala pelan. Bi Imah mengetahui permasalahanku dengan Rheea saat ini, karena kemarin sore aku sempat bercerita dengannya. Bahkan aku bilang ke bi Imah bahwa aku mencintai Rheea. Mencintainya dengan sepenuh jiwaku.
Bi Imah membangkitkan aku dari duduk lemasku, menggandeng lenganku hendak mengajakku masuk kedalam. Aku duduk di dapur masih dengan kekalutan yg merajang.
Secangkir coklat hangat tanpa gula terhidang didepanku diatas meja. Bi Imah memang orang kedua setelah mama yg paling mengerti aku. Dari kemarin mama belum juga balik dari Kintamani, tempat nenek dan kakek tinggal.

®®®

Rheea Pove

Tidak ada hubungan apa-apa tapi begitu mesra seperti pasangan kekasih yg sedang dimabuk cinta. Aku benci dia..! Aku benci dia yg sudah mengacaukan pikiranku saat ini. Kenapa harus kenal lelaki macam dia? Apa semua lelaki memang seperti itu? Kenapa harus aku yg selalu tersakiti oleh para lelaki yg dekat denganku? Ataukah memang aku yg bodoh?
Oh Tuhan.. Aku bener-bener gak ngerti dengan semua pertanyaan yg saat ini bertebaran dalam otakku.

"Rhe, aku memang gak kenal dengan cowok itu, tapi aku mohon kamu jangan larut dalam kesedihan terus yaa.. Kamu harus fokus dengan yg sekarang kamu hadapi. Aku gak mau kamu dimarahi sama si bos gara-gara kerjaan kamu berantakan" tutur Elly panjang lebar sembari menepuk pundakku. Dia yg selalu ngertiin aku, yg selalu mensuport aku dalam keadaan apapun. Sahabat dalam kenyataan hidupku.

Aku tersenyum dan mengangguk. Kupeluk tubuh mungil Elly dengan erat. Aku sayang dia, dia lebih dari seorang sahabat "Makasih yaa El, kamu always be the best buat aku.." bisikku lirih dan masih meneteskan air mata.

Motorku terhenti kala Jonas memberhentikanku tiba-tiba. Aku gak ngerti apa maunya dia setelah apa yg dia lakukan dengan hatiku kemarin. Dia masih saja muncul didepan mataku.

"Kita perlu bicara Rhe.. " Kata Jonas dengan raut wajah lusuh

"Aku capek, aku mau pulang sekarang.." jawabku ketus dengan tataoan sinis

"Ok.. Ok.. Perempuan yg kamu lihat kemarin namanya Debora. Dia mantan pacar aku dulu. Aku berpisah dengannya karena dia sudah menghianati cintaku, dia berselingkuh dengan pria lain. Aku sangat mencintainya. Tapi itu dulu saat aku bodoh karena mencintai perempuan yg salah"

"Sudah ceritanya..?" tanyaku sinis

"Sekarang aku cuma ingin bilang.. I just love you today. not others.."

Hatiku seolah tersentil dengan oerkataan Jonas barusan. Dia bilang dia mencintai aku?

"Haha.. Kamu pikir aku bakal percaya dengan semua omong kosongmu barusan? BULLSHIT!!" sahutku ketus
"Kalo kamu cinta sama aku, kenapa kamu mau-maunya dipeluk dicium dia dihadapanku? Apakah itu yg kamu maksud dengan cinta?"

"Maaf Rhe, aku sudah berusaha mengelak dari dekapannya.. Tapi dia masih dengan sifat agresifnya. Aku gak bisa berbuat apa-apa"

Aku tersenyum sinis mendengar alasannya. Itu seperti alasan klasik yg biasa diungkaplan para playboy di dunia.

"Terserah kamu mau percaya aku atau tidak, yg pasti saat ini bahkan seterusnya aku akan tetap mencintaimu.. Dan Debora adalah masa lalu buruk yg sudah aku kubur dalam-dalam" tambah Jonas yg akhirnya pergi meninggalkanku yg terpaku dalam dilema

Oh God.. Apa yg harus aku lakuakan? Apakah semua perkataan Jonas benar adanya? Apakah dia bersungguh-sungguh mencintaiku dengan tulus? Jika memang benar, pantaskah aku bersanding dengannya? Aku hanyalah perempuan biasa yg tidak punya apa-apa.. Orang tuaku hanyalah pekerja kasar, Sedangkan dia adalah seorang Pangeran pewaris tahta kerajaan Gautama. Aku tidak sederajat dengannya, kita beda kasta.

Aku memutuskan untuk balik ke kostan. Sesampainya dihalaman parkiran, bi Imah berlari sempoyongan dengan tubuh rentanya kearahku.

"Mbak Rhe.. " sapa bi Imah dengan nafas ngos-ngosan

"Bibi kenapa lari-lari sih? Nanti kalau jatuh gimana coba?" kataku khawatir

"Mbak Rhe, mas Jonas itu cinta sama mbak Rheea. Dia sudah cerita semua pada saya mbak. Dari awal ketemu mbak Rheea, mas Jonas sudah memendam perasaan kepada mbak Rheea." terang bi Imah panjang lebar kepadaku

"Bi Imah ngomong kayak gini karena disuruh Jonas?" tanyaku memastikan

"Tidak mbak. Mas Jonas dari tadi keluar dan sampai sekarang belum pulang.."

Aku berpikir sejenak, mencoba menerima penjelasan dari bi Imah. Aku rasa tidak mungkin bi Imah berbohong padaku. Aku tahu, aku mengenal bi Imah. Dia orang tua yg baik dan jujur.

"Saya cuma mau ngasih tahu itu aja mbak. Saya pamit dulu.." bi Imah meninggalkanku dan bergegas kembali kerumah besar itu, tempat tinggal Jonas

"Makasih bi.." jawabku lirih

ᴮᴬᴸᴵ ᴸᴼᵛᴱ ˢᵀᴼᴿᵞ #COMPLETED!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang