Weekend

12 1 0
                                    

Aku dan Dikta sedang dalam perjalanan menuju kota Malang. Kota yg terkenal sejuk dan banyak tempat wisata yg bisa dikunjungi disana. Disepanjang perjalanan aku hanya diam seribu bahasa. Kalau Dikta tidak memulai obrolan, aku pun hanya membisu. Rasanya gugup banget saat duduk berdekatan dan hanya berdua saja didalam mobil ini. Aku teringat saat-saat berdua didalam mobil bersama Jonas. Saat hujan, saat kita berpayungan dalam satu jaket. Dan dia merelakan jaketnya basah untuk memayungiku. Aku rindu pria tampanku.

"Kok diem aja dari tadi?" Dikta akhirnya memulai obrolan

Aku gelagapan, bibirku rasanya kaku susah untuk berucap. "Hmm.. Gak tahu mau ngomong apa.." Jawabku seadanya

"Kamu sepertinya kurang enak badan Rheea.." kata Dikta memperhatikanku

Aku meraba-raba wajahku, memastikan bahwa aku tidak apa-apa "Masa sih? Enggak kok.. Biasa aja.."

"Atau kamu tidak suka pergi denganku?"

Aku terkejut dengan perkataan Dikta barusan "Enggak kok.. Aku cuma sedikit canggung saja"

"Kenapa? Kan kita sudah sering tukar pendapat saat dikantor, kemarin juga sudah dinner kan.. Masa iya masih canggung?" tanya Dikta lagi

Aku tersenyum tipis "Hehe.. Iya, aku memang pemalu.."

Dikta mengajakku ke tempat wisata Pantai di Malang, pantainya jauh dari keramaian kota. Harus melewati hutan yg cukup jauh, rasanya bokongku sudah panas daritadi duduk mulu di jok mobil. Tapi setelah menempuh perjalanan sekitar lima jam, akhirnya aku dan Dikta sampai juga ditempat tujuan.

"Aku butuh toilet.." kataku meringis. Daritadi sudah nahan pengen pipis

"Ayo aku anter..!!" Dikta menggandeng tanganku mencari toilet. Astaga.. Dia gandeng tanganku?? Apa maksudnya dia gandeng tanganku coba? Aku rasanya sudah menghianati Jonas dengan jalan keluar kota bersama pria lain, dan sekarang pria ini malah dengan biasa gandeng tanganku.
Entahlah..

Akhirnya aku plong juga. Sudah selesai pipis dan sekarang perutku mulai keroncongan.

"Kita kesana yukk.." Ajak Dikta menunjuk kearah Pura di ujung pantai ini. Bahkan aku tidak sempat memperhatikan keindahan Pantai ini. Di Pantai ini terdapat sebuah Pura tempat beribadah para umat Hindu. Dan konon Pantai ini juga tempat masyarakat untuk mengadakan upacara selamatan seperti pada saat bulan Suro tiba.

"Bisakah kita mencari makan dulu? Aku laper.." Aku merengek memegang perut seperti anak balita kehabisan susu botol

Dikta tertawa ngakak melihat ekspresi wajahku yg terlalu melas ini "Haha.. Jadi kamu dari tadi laper? Kenapa gak bilang sih?" tanya Dikta

"Kenapa harus bilang? Harusnya kamu punya inisiatif ajakin aku makan. Kamu kan sedang bawa anak orang pergi jauh..". Protesku manja. Eh.. Manja? Aku bisa manja sama Pak Manager tampan ini..

"Ok.. Ok.. Kita makan dulu ya cantik.." Dikta mencubit hidungku dan kemudian menggandeng tanganku lagi menuju tempat makan disekitar Pantai. Dan akhirnya dia berhenti disebuah kedai ASAP yg menjual menu ikan bakar. Dia mencarikanku tempat duduk yg nyaman dan sejuk, sementara dia sedang memesan makanan untukku.
"Aku udah pesanin gurami bakar dua ekor sama nasi sebakul.."

Hahhh? Dia kira aku ini kuli apa?? "Banyak banget nasinya?" tanyaku terkejut

"Kan kamu laper, jadi sekalian sebakul.. Hehe" Dikta malah ketawa tanpa dosa

"Iya laper, tapi enggak sebakul juga kali makannya.. Aku kan bukan kuli.." Protesku kesall

"Hiihii.. " Dikta malah meringis sendiri. Dasar Manager aneh..

ᴮᴬᴸᴵ ᴸᴼᵛᴱ ˢᵀᴼᴿᵞ #COMPLETED!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang