1. Goresan Luka

6.8K 284 10
                                    

"Lo yakin masih mau tetap lanjut?"

Cewek berambut pirang itu membuka suara di tengah keheningan yang tercipta di antara mereka, hanya semilir angin malam, dan aliran sungai lah yang menemani mereka.

"Gue yakin!"

Jawab cewek berambut hitam dengan pandangan terarah kedepan, perasaan damai menyelimuti diri nya.

"Emang apa lagi yang harus di raguin?" Kini tatapan Bulan terarah pada Naomi.

"Ya tapi gue gak yakin lo gak bakal baper saat lihat dia jalan sama cewek lain! Gue ngerasa---"

"Udah lah Nom, ini pilihan BulBul, dan seharus nya lo sebagai sahabat nya support dong!" Cowok yang berada di samping Naomi membuka suara.

Naomi mendengus, ia mengarahkan mulutnya ke arah telinga Bondan, "Lo gila atau gak punya otak sih hah? Lo gak liat gimana reaksi BulBul udah tiga hari ini, galau mulu tau gak." Bisik nya sepelan mungkin, agar Bulan tidak mendengar kan.

"Nah itu guna nya elo, ya lo hibur lah kalau dia galau" balas Bondan dengan berbisik juga, dan lebih terdengar asal di telinga gadis tersebut.

"Trus fungsi lo apa an disini hah?"

"Ya gue juga bakal hibur BulBul lah kalau dia sedih. Udah deh lo gak usah jadi profokator, yang ada dia makin sedih tau gak"

Bulan hanya menatap ke depan, membiarkan kedua teman nya berbisik-bisik. Namun malang nya bagi mereka, sepelan apa pun mereka berbisik, tetap saja ia dapat mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"Kurang pelan bisik-bisik nya guys!"
Bondan dan Naomi menghentikan aksi mereka setelah mendapatkan sindiran dari orang yang mereka bicarakan. Mereka saling tatap satu sama lain.

"Elo sih suara lo keras banget!" Naomi menoyor kepala Bondan.

"Kok gue? Lo juga kali, suara lo tu sebelas dua belas sama toa mesjid tau gak." Bondan yang tidak terima, membalas perbuatan Naomi barusan.

Bulan menatap aksi kedua sahabat nya yang sudah tidak asing lagi di mata nya, tidak ada hari bagi mereka untuk tidak berdebat. Bahkan hal tidak penting sekali pun dapat menjadi penting bagi mereka.

Namun itu lah yang membuat Bulan selalu sukses tersenyum, seperti sekarang, ia tersenyum geli melihat itu.
"Udah deh entar lo berdua nyebur lagi ke sungai!" lerai Bulan terkekeh pelan.

Mereka memang tengah berada di atas sebuah jembatan, tempat yang selalu mereka kunjungi bertiga, selain mall, dan cafe. Tepat di bawah jembatan tersebut adalah sungai yang terdapat batu-batu besar, jika hari ini belum malam, mungkin mereka akan bermain air di sungai itu. Menikmati sejuknya air sungai yang mengalir. Dan bersantai di atas batu besar tersebut.

Bulan melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri nya, sudah pukul 08.00 malam. "Bon, Nom, gue balik duluan ya!" pamitnya.

"Kok cepet banget sih?"

"Lo tau Kak Rendi kan Nom, dia bakal ceramah dari malam sampai pagi, bahkan sampai malam lagi, kalau gue pulang telat!"

Naomi terkekeh pelan, sembari mengangguk, ia dan Bondan sangat mengerti dengan tabiat kak Rendi. "Ya udah hati-hati ya!"

Bulan mengangguk dan mulai meninggalkan lokasi, menuju tempat ia memarkir mobil. Mobil jazz putih nya mulai membelah jalanan yang tidak sepadat pagi. Hari ini ia telah menghabiskan waktu untuk Quality time bersama sahabat-sahabat nya, hal yang sering mereka lakukan jika pulang sekolah, mulai dari mereka masih SD sampai sekarang telah SMA, persahabatan mereka masih tetap sama, tidak ada yang berubah,masih se indah masa kecil mereka.

(Rem) Bulan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang