6. Rasa Penasaran

3.1K 201 8
                                    

Pagi ini cuaca sangat mendukung untuk kegiatan SMA Galapagos. Tepat pukul 07.30, hampir semua anak kelas X dan XII telah berkumpul di lapangan sekolah. Telah berdiri tiga bus bermerek Galapagos High School.

Bukan hanya para siswa dan siswi. Tiga guru pembimbing kegiatan kemping tahun ini juga telah stay di sekolah sejak pukul 7 tadi, yaitu Buk Tiwi, Pak Ryan, dan Buk Tina.

Mereka akan berangkat tepat pukul 08.00, sembari menunggu yang lain nya yang belum datang. Sembari membunuh rasa bosan. Sebagian siswa ada yang berkumpul di bawah ring basket, mengobrol. Ada juga sebagian memilih memainkan gadget mereka.
Namun berbeda dengan siswi. Mereka lebih memilih berkelompok dan bergosip. Kelakuan yang tak pernah bisa di hilangkan kaum wanita.

"Bondan! Bondan!!"

Si empu nama berbalik. Ia mengerutkan dahi saat Naomi berlari ke arah nya dengan heboh. Bukan hanya Bondan, dua orang yang tengah mengobrol dengan cowok itu ikut menatap heran ke arah Naomi.

"Kenapa sih lo?"

Naomi berusaha mengatur nafas nya yang sesak akibat berlari. "Bulan--"
"Bulan kenapa?"

"Tadi malem, dia masuk rumah sakit lagi." sambung Naomi susah payah.

Bondan membulatkan mata nya, menggambar kan keterkagetan. Bukan hanya diri nya, Vino dan Rangga yang berdiri di samping nya ikut kaget, namun ekspresi mereka lebih menunjukkan keheranan.

"Lagi?" ujar Vino mengulang kata terakhir Naomi tadi. Menatap dua sahabat Bulan dengan mata yang disipitkan nya.

Naomi menyadari kebodohan nya yang telah keceplosan. Saking panik nya ia sampai tak sadar bahwa juga ada Vino dan Rangga. Namun masalah nya bukan pada Rangga, melainkan pada Vino.

Bondan ikut kelimpungan, Vino masih saja menatap nya dan Naomi secara bergantian. "E...maksud Naomi tu---" ia menggaruk belakang kepala nya yang tidak gatal. "Ah iya, BulBul lagi pergi ke rumah sakit tadi malam. Karna badan nya kurang sehat." lanjut nya di sertai dengan senyum yang di paksakan.

Naomi mengangguk membenarkan.
"Ya udah ya kita kesana dulu" pamit Bondan dan menarik Naomi menjauh dari Vino.

Vino masih termenung memikirkan kata-kata Naomi barusan. Sekaligus elakan dari Bondan. Ia masih yakin jika pendengaran nya tidak bermasalah. Dengan jelas ia mendengar hal yang berbeda dari yang di jelaskan Bondan barusan. Dan sekarang ia seakan mencurigai kedua sahabat Bulan itu. Ia merasa ada hal yang di sembunyikan. Namun apa?

Gue gak tahu udah berapa lama Bul. Yang pasti gue udah ketinggalan banyak hal tentang lo.

Mata Vino masih saja memperhatikan dua sahabat itu berdebat di kejauhan. Bondan yang nyolot. Dan di balas dengan hal yang serupa oleh Naomi.
Entah lah, yang pasti mereka mendebatkan suatu hal yang mungkin sangat penting.

"Vin!" tepukan di pundak nya lah yang menyadarkan nya. "Semua udah ngumpul disana tuh!" Vino mengangguk.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.45, 15 menit lagi, perjalanan akan di laksanakan menuju lokasi kemping.

Semua siswa dan siswi yang tadi nya berpencar, kini telah berlumpul dan berbaris di lapangan. Mendengarkan pengumuman yang akan di sampaikan salah satu guru pembimbing.

"Oke semua nya. 15 menit lagi kita akan berangkat. Jika dalam waktu itu masih ada yang belum datang. Maka di nyatakan tidak mengikuti kegiatan ini."
ujar Pak Ryan penuh wibawa. Ia adalah guru laki-laki di Galapagos yang paling tegas dan penuh wibawa. Guru olahraga ini hampir sama dengan Buk Tina. Tegas dan penuh kedisiplinan.

"Mana ketua osis kita?" kali ini suara lembut bu Tiwi yang terdengar. Ia adalah guru Bahasa Indonesia paling baik dan mudah tersenyum di Galapagos. Pelajaran Bahasa Indonesia yang seringkali di anggap membosan kan. Menjadi menyenangkan jika dia yang mengajar.

(Rem) Bulan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang