11. Malam Singkat Bersama Mu

2.9K 185 7
                                    

Bus bertuliskan Galapagos High School tepat berhenti di depan gerbang masuk museum nasional. Para rombongan turun dari bus masing-masing.
Berhubung acara ini lebih di wajibkan pada anak kelas X, maka dari itu bus yang di gunakan hanya lah 4 bus, ada beberapa dari anak kelas XI yang ikut, dan dari anak kelas XII hanya bisa di katakan anggota osis saja lah yang datang. Karna mereka juga pernah melaksanakan acara ini dulu.

Sebelum ke museum nasional. Mereka telah mengunjungi panti asuhan Harapan Bunda. Seperti rencana yang telah di buat, mereka yang telah di tunjuk sebagai pelaksana acara melaksanakan tugas dengan baik.
Begitu pun dengan pasangan duet Vino dan Bulan. Suara mereka mampu menyihir semua orang yang menyaksikan penampilan mereka tadi.
Bahkan kedua nya tampak menghayati setiap lirik lagu yang mereka nyanyikan.

Cukup lama mereka menghabiskan waktu di panti asuhan. Menghibur setiap anak yang kurang beruntung disana, masih kecil dan harus hidup sebatang kara di panti. Tidak menutup kemungkinan nasib anak-anak disana sama persis dengan Bulan, yang telah di tinggal pergi oleh kedua orang tua nya, saat usia nya masih terbilang kecil. Waktu itu ia tepat berusia 12 tahun, dan masih menginjak bangku kelas 6 sd. Usia yang sebenarnya masih di hiasi oleh kebahagiaan. Tapi tidak untuk nya, ia harus menelan pil pahit saat Tuhan mengambil kedua orang tua nya.

Namun Bulan masih bersyukur, karna masih menyisakan Rendi sebagai kakak yang tanpa henti menemani nya. Walaupun ia terkadang merasa di abaikan karna kesibukan sang kakak.
Tapi ia mengerti bahwa itu semua juga untuk nya. Ia mengerti, Rendi telah mati-matian mempertahankan perusahaan Dirgantara's grup, satu-satu nya perusahaan yang di tinggal kan papi mereka, perusahaan yang terbilang besar dan sukses.

Jadi tidak ada alasan bagi Bulan untuk mengeluh akan hidupnya. Karna melihat anak-anak di panti tadi, satu pelajaran yang dapat di petik nya.
Bahwa hidup bukan untuk mengeluh, malainkan di syukuri.

"Bul lo kenapa sih? Dari tadi diem mulu!" Bulan terkesiap saat lengan nya di senggol oleh Naomi.

"Ck, ngagetin lo."

"Ya elo ngapain ngelamun. Untung gak kepentok."

Bulan baru menyadari bahwa mereka telah mulai mengelilingi museum. Bahkan ia tak sadar bahwa tangan nya telah di genggam Naomi dari tadi. Pantas saja ia tidak tersandung atau kepentok saat berjalan dalam keadaan melamun.

Posisi mereka sekarang berada di sebuah tempat yang meletakkan benda-benda pra sejarah. Termasuk hewan-hewan yang telah di awet kan.
Dengan di dampingi petugas museum, mereka mendengarkan dengan seksama penjalasan-penjelasan tentang apa saja yang ada di museum ini.

"Nom gue ke toilet dulu ya, lo lanjut aja !" bisik Bulan dan di anggukan Naomi.

Bulan berpisah dari Naomi. Entah apa yang terjadi dengan perasaan nya sekarang, semenjak turun dari bus tadi, ia merasa telah di perhatikan dan di intai oleh seseorang. Bulan berbalik saat di rasakaan nya ada seseorang yang masih mengikuti nya ke toilet.
Namun tidak ada siapa-siapa di belakang nya, bahkan di lorong menuju toilet ini hanya ada diri nya saja.

Bulan mempercepat jalan nya menuju toilet. Baru selangkah kaki nya memasuki toilet, seseorang telah membekap mulut nya, ia berusaha melepaskan diri sekuat tenaga. Tubuh nya seakan di tarik entah kemana.

Bulan dengan cepat menginjak kaki orang itu sangat kuat, orang itu tanpa sadar melepaskan bekapan nya, waktu itu dimanafaatkan oleh nya untuk berlari sekencang mungkin dari orang itu.

"Arghh .. Sial !!! Doni !!! Daren !!! Kejar cewek sialan itu !!" perintah orang tersebut, sembari memegang kaki nya yang barusan di injak.

"Baik bos." orang-orang yang dia perintah, langsung saja melaksanakan nya.

(Rem) Bulan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang