Seminggu setelah kejadian itu Gray sudah pulih sepenuhnya, dia berjalan santai menyusuri trotoar menuju sekolahnya. Sesekali dia menguap karena masih merasa lelah dan mengantuk.
Setelah kejadian melawan Grim Reaper, Gray berlatih lebih keras dibanding sebelumnya, dia tak ingin mengulangi kesalahannya lagi waktu itu. Kelelahan ketika pertarungan, hampir membuatnya mati di tangan Grim Reaper.
Gray mengangguk sopan ke arah satpam sekolah ketika dia melewati gerbang.
"Tumben kau tidak terlambat," kata Satpam Sekolah setengah menggerutu.
Gray tak menghiraukannya, dia terus berjalan sampai akhirnya dia berhenti di depan kantor guru. Dia melihat Bu Yola sedang bercengkerama dengan guru wanita lainnya. Lalu, ia melanjutkan langkahnya melalui lorong sepi menuju kelasnya. Matanya terpancang pada salah satu ruangan di lorong itu yang pintunya digembok dan dirantai.
"Hai Kak" sapa Hantu Gadis kecil ramah yang wajahnya rusak separuh, kini ia tak terbelenggu oleh rantai lagi dan bisa melayang bebas kemana saja yang ia mau.
"Hai, apa kau senang?" tanya Gray berjongkok di dekatnya.
"Iya," sahut Gadis Hantu itu ceria.
"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?"
"Apa, Kak?"
"Apa kau tahu soal pintu yang tertutup rapat itu?" Gray menunjuk ruangan yang terkunci rapat tadi.
Gadis hantu itu menggelengkan kepalanya.
"Jadi dia tidak tahu juga" batin Gray.
"Tapi, aku mendengar dari hantu tua di sekolah ini, kalau ada seseorang yang jahat pernah dibunuh di dalam situ" jelas Gadis Hantu itu dengan mata berbinar-binar.
"Begitu ya," gumam Gray berpikir sejenak.
"Ada apa, Kak?"
"Tak ada apa-apa kok, baiklah aku ke kelas dulu, sampai jumpa dan terima kasih atas infonya" kata Gray melambaikan tangannya dan buru-buru masuk ke dalam kelas.
Di kelas dia tak begitu konsentrasi pada pelajaran, pandangannya tertuju ke arah lapangan. Pikirannya masih tertuju pada surat yang dikirim oleh para tetua untuknya tempo lalu.
2 hari yang lalu,
Seekor elang terbang membelah langit, membawa kertas perkamen yang dicengkeram dengan kakinya. Elang itu tiba-tiba menukik tajam, dan melemparkan kertas itu ke dalam jendela apartemen yang terbuka, lalu dia melayang kembali ke langit dan hilang di antara awan.
Seekor kucing hitam mengambil surat itu, memandanginya seolah sedang membaca.
"Apa yang dikatakan para master, Djin?" tanya Gray tanpa memandang Djin, dia sedang berlatih dengan pedangnya.
"Hanya ucapan selamat telah membereskan Grim Reaper, bayaran yang telah ditransfer, dan misi baru"
"Misi apa?" Gray menghentikan latihannya mendadak. Memandang ke arah Djin dengan pandangan penuh tanya.
Djin melompat dari meja dan berjalan menghampiri Gray, menyerahkan perkamen tersebut kepada pemuda itu.
Gray mengambil perkamen di mulut Djin, lalu membaca isinya terutama soal misi berikutnya,
"...ada misi baru yang kami harapkan engkau emban Gray Aldric, misi ini kembali behubungan dengan salah ruangan di sekolahmu. Ruangan ini sejak lama tertutup rapat, konon ada misteri tak terungkap di dalamnya. Kau harus memecahkan misteri ini sebelum purnama berikutnya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Exorcist ✔️
Viễn tưởngApa kalian pernah mendengar cerita tentang Banshee dari Irlandia? Atau sosok Dracula yang melegenda dari Rumania? Mungkin, legenda Wendigo yang tersohor Suku Indian? Ya, jika kalian tak pernah mendengarnya, di sini kalian bisa membaca mengenai cerit...