Chapter 11

11.1K 1K 61
                                    

Malam itu cuaca cerah sekali, bulan menampakan dirinya, bintang-bintang membanjiri langit menghias angkasa.

Seorang ibu hamil tampak duduk di teras rumah sendirian menunggu sang suami pulang sambil bersenandung pelan membelai lembut perutnya yang besar.

"Nanananana~"

Dua wanita tetangga melintas di depan rumah ibu hamil itu, melihat tetangganya yang sedang hamil duduk di luar teras sendirian salah satu wanita itu menyapa.

"Bu, kok tidak masuk ke dalam? Sudah malam begini, lagipula cuaca cukup dingin" katanya memperingatkan.

"Oh iya, habisnya di dalam lumayan gerah dan sebentar lagi suami juga pulang kok" ujarnya membalas tetangganya itu.

"Oh begitu, tapi hati-hati ya Bu... Soalnya hamil hamil besar itu incaran mahkluk halus juga" kata tetangga itu lagi.

"Betul, di kota ini makin banyak saja hal-hal aneh seperti itu, beberapa minggu lalu ditemukan kasus serangan kepada sejumlah ibu hamil, konon dijadikan ilmu awet muda, pesugihan, atau menganut ilmu hitam" timpal tetangga lainnya.

Si Ibu Hamil hanya tersenyum mendengar pembicaraan kedua tetangganya itu. Setelah itu kedua tetangga itu pun pergi meninggalkan si ibu hamil sendirian.

Telepon genggamnya mendadak berdering, dia sedikit terkejut dan melihat itu dari si suami.

"Halo Sayang, nanti sepertinya aku pulang agak terlambat, soalnya macet banget. Kau mau apa? Nanti aku belikan sekalian mumpung masih di jalan?" tanya suara Sang Suami di telepon.

"Beli makan buat untukmu saja, iyaa... Hati-hati di jalan" jawab sang istri, suaranya memang terdengar ceria namun raut wajahnya berubah muram.

Tapi, disisi lain mendengar suara sang suami dia merasa tenang, ia tahu suaminya baik-baik saja dan kini sedang dalam perjalanan pulang. Karena udara menjadi semakin dingin, ibu hamil ini masuk ke dalam rumah, namun ketika dia menutup pintu terdengar sayup-sayup seperti orang bersenandung, angin lembut bertiup menyentuh tengkuk belakang kepalanya, membuat bulu kuduknya berdiri tegang.

"Siapa?" tanyanya bingung bercampur takut.

Suara aneh itu masih terdengar, lama kelamaan semakin jelas di telinga, dan diiringi desis tawa menyeramkan. Ibu hamil itu mulai merasa ketakutan, dia pun masuk ke dalam rumah, mengunci pintunya rapat-rapat dan buru-buru masuk ke dapur.

Dia membuka laci dapur dengan tergesa-gesa, seolah sedang mencari sesuatu, tapi benda yang dicarinya tidak ada, dia pun berjalan cepat sambil memegangi perutnya yang besar, napasnya memburu dan keringat mulai membasahi keningnya.

"Tolong, siapapun juga..."

Suara itu mendadak lenyap seperti kemunculannya, dan kemudian listrik padam.

Ibu hamil itu semakin dilanda ketakutan, dia merintih menahan sakit sambil berdoa, memohon agar suaminya segera tiba di rumah. Firasatnya benar-benar buruk saat ini.

"Haaaah...haaaaah," terdengar bunyi seperti desah napas berada tak jauh di dekatnya, lalu listrik kembali menyala dan ibu hamil itu tak melihat ada sesuatu yang mencurigakan. Namun hidungnya mencium adanya bau amis darah dan bau tak sedap seperti bau selokan, padahal tidak sedang turun hujan dan cuaca malam itu cerah.

Tangannya mencengkeram erat pinggiran meja makan, wajahnya sepucat susu karena ketakutan semakin menguasai dirinya. Badannya mendadak sakit seolah habis dipukuli, dan terasa panas.

"Tenanglah, dan serahkan bayi di rahimmu padaku, aku berjanji takkan membunuhmu jika kau merelakannya," ucap sebuah suara parau.

Si Ibu Hamil itu menengok ke arah suara itu dan pandangan matanya terbelalak tatkala melihat sesosok makhluk menyeramkan yang berupa muka pucat, rusak, mata semerah darah dan di bawah kepalanya yang harusnya ada leher dan tubuh lengkap, hanya terdapat organ dalam tubuhnya saja.

The Exorcist ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang