Him (2)

1K 144 50
                                    

Sinar matahari menerobos masuk tanpa izin dari jendela sang empunya kamar, seorang perempuan dengan pakaian ala kadarnya sedang terduduk rapih dan mematut dirinya di depan sebuah cermin. Seorang perempuan yang sibuk menutupi lingkaran hitam di bawah matanya, Treasa, semua kinerja otak Trea seakan-akan tersedot hanya untuk memikirkan seorang lelaki yang kemarin datang kembali dalam kehidupannya, seorang lelaki yang sudah susah payah dia kubur dalam-dalam jauh di lubuk hatinya tetapi juga seorang lelaki yang sangat dia rindukan.

TREASA
Selamat Pagi Trea, suara hati gue dengan lantang menyemangati. Mulai dari bangun tidur, sikat gigi, sampe buang air gue ga berenti menghela napas dalam.

Kemarin, satu hari tersulit dalam hidup gue yang bahkan gue gak menyangka bakal dateng. Satu hari di mana gue menyadari bahwa kehendak Tuhan siapa yang tau. Gue nyerah, gue ngebiarin dia masuk kembali ke teras rumah tanpa mau membukakan pintu rumah gue buat dia. Heran ya kenapa Trea gak sopan banget gak ngebolehin tamu masuk ke dalem rumahnya, karna rumah yang gue maksud adalah hati gue. Dan tamu yang gue maksud itu dia, tuan rumahnya dulu. Tapi semakin berjalannya waktu, pasti ada perubahan kan?

Hari ini, gue bangun lebih pagi dengan semua pengorbanan yang gue lakuin. Mempersiapkan otak dan hati gue, mencoba buat bangkit kembali dan ngelupain kejadian kemarin. Berbekal jeans belel, kaos, jaket bomber dan sneakers putih akhirnya gue turun menuju ruang makan. Tapi semakin berkurangnya anak tangga yang gue injak, semakin terdengar suara mamah lagi ngobrol sama seseorang di meja makan.

Damar.....

Tangan gue terkepal, entah kenapa rasanya gue mau lari masuk ke kamar lagi dan ngunci diri gue rapat-rapat.

Mamah nuntun gue duduk di meja makan sambil elus-elus rambut gue "Sayangnya mamah udah bangun, sini Tre mamah udah siapin sarapan."

Mata gue menatap lurus kedepan, tepat ke mata Damar. Dan gila nya adalah, yang gue tatap malah ngedipin sebelah matanya dan senyumin gue.

 Dan gila nya adalah, yang gue tatap malah ngedipin sebelah matanya dan senyumin gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu ngapain disini?" ucap gue sarkastis.

"Numpang sarapan, gapapa kan tante?" Damar ngomong dengan santainya with his sweet smile ke arah nyokap gue.

Setelah agak lama kita bertiga sarapan, gue bangun dari kursi makan "Trea berangkat mah, nanti kalau Aaron ke sini bilang aja Trea udah jalan" gue bersiap keluar rumah kalau aja Damar gak nahan tangan gue buat pergi.

"Bolos sehari ya? Tipsen aja sama Aaron."

Masih dengan genggaman tangannya di pergelangan tangan gue, gue menyaut "Gila ya?"

Lo pernah kan dalam kondisi di mana lo pengen neriakin seseorang tepat di depan mukanya tapi gabisa, tau kan gimana rasanya? Tai.

"Aku udah izin sama tan—"

"Iya, gapapa kamu bolos sehari aja. Kasian kan Damar udah lama gak ketemu kamu. Nanti biar mamah kasih tau Aaron kalo dia kesini"

Gue bengong, Damar kebentur aspal berapa kali ya di Kanada sampe-sampe gak tau diri izin ke nyokap gue buat ngajak gue cabut ngampus, dan ternyata dengan entengnya nyokap gue ngeiyain apa mau dia?

Sun and Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang