Delight

802 124 15
                                    







This is my kind of happiness,
Seeing him out there spending his time together with someone he loves**








- TREASA -
Kedua mata gue berpendar, asing dengan ruangan yang sebenarnya adalah kamar gue sendiri. Kepala gue sakit, rasanya kaya ditubruk sama bola di MV wrecking ball punya Miley Cyrus.

Gue menguap lebar, mengucek mata gue pelan, dan termenung untuk beberapa menit, but I feel something wrong,

.
.
.
.
.
.
.

TREASAAAAAAAAA YOU ARE SUPER DUPER STUPID!!!!;;;;

Gue berlari keluar kamar, "Mah, kemarin yang anter aku pulang siapa ya?"  Teriak gue dari anak tangga paling atas, berlari tergesa-gesa. Sejenak melupakan arti kesabaran.

"Kak Kayana yang anter."

Itu jelas bukan suara nyokap gue karena ga mungkin nyokap gue manggil Kayana pake embel-embel 'Kak'.

Yup! Tobiah.

Duduk di karpet dengan punggungnya yang menyender ke sofa. Kemudian gue melemparkan badan gue untuk rebahan di atas sofa.

"Mamah mana?" ucap gue dengan tangan kanan gue yang memukul pelan kepala Tobi.

Tobi mengusir tangan gue dari kepalanya, "Katanya ada rapat, kenapa?"

"Sumpah yang anter gue semalem Kayana?"

"Iya, ga percaya banget si lo. Semalem pas gue nyampe rumah liat dia di depan lagi pamit sama mamah. Gue denger juga dia yang gendong lo masuk kamar."

Oh my god.

"Lo gak lagi ngibulin gue kan, Dek?"

"Buset, it's up to you want to believe me or not."

Adek gue mengaduh kesakitan tanpa ada raut kekhawatiran melihat gue yang bergelinjang gak karuan sembari jambakin rambutnya.

Gila lo Tre, gila abissss. Dijemput jam berapa gak tau, udah gitu digendong sampe kamar, bilang makasih juga engga, siapa coba sebutin temen lo yang lebih gak tau diri dibanding gue.

"Ah tai! Lo kemana si bukannya lo aja yang gendong gue, tai."

"Lah, kenapa jadi tai-taiin gue sih. Makanya jangan kebanyakan galau, nangis dikit aja tidur ampe setaun, sampah."

Brengsek.
Kemarin siapa ya yang baik-baikin gue, sampe mau anter jemput, terus ngomong ke gue alus banget, disuruh apa aja mau, lah sekarang balik lagi kesifat asal. Dasar syaitonirojim.

"Gue tau lo lagi ribut pake segala lampiasin ke gue"

Gue mematikan benda persegi yang menampilkan beberapa orang tertawa kencang a.k.a TV. Gak peduli denger Tobi teriak kaya sodara-sodaranya di kebun binatang karena sejujurnya gue lebih suka kaya gini ; sifat asli Tobi jikalau harus dibandingkan dengan Tobi yang kemarin, horor.

Mungkin terdengar sebagai kaka yang jahat tapi gue bersyukur Tobi ribut sama ceweknya jadi rumah gue yang tadinya sepi kaya tanah gusuran bakalan berubah berkat mereka berantem.

p.s. Tenang aja kok, Tobi sama ceweknya emang sering berantem, yang sering marah-marah padahal dia tapi yang galau juga dia 👏👏👏👏👏

"Hai"

"Hai"

Suara Kayana menyentil halus gendang telinga gue. Iya, gue akhirnya memutuskan untuk nelpon dia, mau berterima kasih pasal 'ketidak-tau-dirian' gue semalem.

Sun and Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang