South Korea

769 129 25
                                    




Finally,

I could reach the finish line, but it doesn't mean to be an end.

This is just the real start.



24 November 2016

Dengan langkah bangga seperti berpulang membawa medali emas, Aaron berdiri, arrival gate Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan.

Kalau kalian gak lupa, sebelumnya Aaron pernah bilang punya rencana untuk menjenguk Kakaknya yang sebenarnya dalam keadaan sehat wal'afiat, namun tetap manja minta dijenguk. Itung-itung sekalian berlibur menghabisi waktu sebelum masanya Aaron bertambah tua, iya, dua hari lagi Aaron ulang tahun.

Hayo siapa yang merasa punya janji mau ngasih Aaron ferrari?

Aaron yang sebelumnya sudah mengajak Trea harus nelan kenyataan pahit karena Trea gabisa ikut, tapi Aaron gak sendirian. Ada Nediva.

Keheningan sempat tercipta beberapa saat di dalam taksi, Nediva angkat bicara, "Seberapa sering kamu jenguk Kakak kamu?"

"Kenapa? Cemburu?" jawab Aaron.

"Dih ngapain cemburu sama Kakak kamu" ujar Nediva sambil memutar bola matanya.

"Berarti kalo sama cewek lain cemburu neh?" tanya Aaron sambil goyangin bahunya ke bahu Nediva. "Terserah." jawab Nediva.

Terserah itu bukan jawaban menurut Aaron. Dia sampe harus muter otak buat nyari jawabannya sendiri.

Nediva bilang ini kedua kalinya dia ke Korea, yang pertama kali liburan bareng mamahnya. Sepasang hazel milik Nediva bergerak tanpa henti, meneliti tiap-tiap bangunan, kendaraan, dan bahkan orang-orang yang sedang berjalan biasa di trotoar.

Mereka tiba di apartment Kakaknya Aaron, "AARRRRONNNNN, NAE DONGSAEEEENGGG." teriak Kakaknya menyambut Aaron dengan sangat antusias.

"Watch me whip, watch me nae nae ya." ujar Aaron sambil joget.

"Brengsek. Nae tuh artinya kepunyaan gitu loh, lo punya gue gitu."

"Dih geli, kalo pacar sih gapapa."

Terdengar suara gesekan roda koper dengan lantai kayu, dilanjut dengan suara perempuan yang sedetik kemudian membuat Aaron tersadar kalau Aaron ke sini gak sendirian. "Permisi"

"TREAAAAAAA!!!!!!!" teriak Kakaknya Aaron.

Menghambur ke pelukan Nediva, dia belum sadar kalau sebenernya cewek yang dia sebut Trea tadi bukan Trea.

Kakak Aaron melepaskan pelukannya, "Eh bukan Trea ya, duh maaf maaf."

"Trea gak bisa ikut, jadi gue ajak dia. Kenalin Nediva, Div, ini Kakak gue." Ujar Aaron sembari memberi gesture ke mereka untuk saling berjabat tangan.

"Hai Kak, aku temennya Aaron."

"Oh ini ya yang namanya Nediva. Cherylia Hariramrta Blenda. Panggil aja Kak Cheryl atau apa senyamannya kamu."

"Iya hehehehe..." jawab Nediva sambil cengengesan.

"Gue kira Trea ikut, barang buat dia kan banyak. Gue gamau kirim-kirim paket, maunya dia yang dateng sendiri, fix, gue ngambek."

"Yaelah, ntar gue yang bawain. Bocah banget lo."

Aaron membantu Nediva membawakan kopernya masuk ke dalam kamar Kak Cheryl karena di sini cuma ada dua kamar, buat Aaron satu, dan dengan sangat terpaksa Nediva harus berbagi kamar sama cewek mengerikan yang Aaron sebut Kakak.

Sun and Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang