Bulan (Special Part)

796 95 18
                                    

Siang itu matahari sedang terik-teriknya, belum lagi hawa panas dikarenakan gak adanya angin yang berhembus sama sekali. Dedaunan bahkan terlihat begitu pendiam.

Teriakan demi teriakan dari para mahasiswa yang sedang mengantri di tempat fotocopy saling beradu satu sama lain,

Seperti, "BANG PUNYA GUE MANA"

Atau

"BANG SEKALIAN JILID YA"

Dalam hati Nediva cuma bisa merutuki dirinya sendiri karena lupa menjilid tugasnya. Badan Nediva yang mungil terlihat terombang ambing di kalangan para mahasiswa Teknik.

Kebetulan banget Nediva lagi ada di dekat gedung Teknik saat itu, jadi biar gak memakan waktu, sekalian aja jilid tugasnya di fotocopy-an dekat sana.

Nediva rasanya pengen nangis, udah mana panas, badannya didorong sana-sini, dan oiya jaket berbahan parasut yang tengah Ia pake juga makin menambah ke-frustrasian hari itu.

"WADUUH SORI NIH SORI, MINGGIR DIKIT LAH, BRO!"

Terdengar suara ngebass khas dari lelaki yang datang entah darimana karena Nediva yakin banget daritadi di belakang dia ini cuma ada gerombolan cowok-cowok lagi sibuk ngatur posisi kertas.

"Eh! Si telat." panggil Aaron sambil nunjuk muka Nediva.

"Kok Si telat sih?"

Aaron terkekeh, "Becanda doang, Nediva kan?"

Nediva mengangguk.

"Asli lo daritadi dempet-dempetan kaya gini?"

Nediva mengangguk lagi.

Aaron menggeleng lalu menengok ke arah depan, "Eh! Lo kalo mau ngitung duit pindah dong, kasian nih cewek nunggu giliran, lo malah ngitungin duit."

Cowok yang memang daritadi lagi sibuk ngitungin duit berdecak pelan dan akhirnya minggir kebelakang. Padahal udah berapa kali Nediva bilang permisi sampe nyolek pundaknya sama sekali gak digubris.

"Gih, maju." Aaron mendorong pundak Nediva pelan, "Bang! Ini nih tolongin— mau ngapain lo?"

"Ngejilid"

"Oh ngejilid nih, Bang."

"Iya iya, sini."

Nediva berani bersumpah ini cowok yang seminggu lalu ketemu pas Orientasi, suaranya beneran segede dan sekenceng itu.

Sembari menunggu jilid tugasnya selesai, Nediva memberanikan diri buat ngajak ngobrol Aaron, "Kamu ngapain di sini? Bukannya kamu desain interior ya?"

Aaron menoleh, "Hahaha gokil, kok tau?"

Nediva mengerjapkan matanya, "Waktu itu sempet pernah liat lagi bawa rumah-rumahan gitu, so I assumed kamu desain interior."

RUMAH-RUMAHAN SHE SAID.

Ya tapi bener sih gak salah.

Aaron ketawa, "Lo sendiri ngapain di sini? Bukannya lo anak sastra?"

Sekarang giliran Nediva yang kaget, "Kok tau?"

Sun and Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang