Lega

297 47 11
                                    

Di sebuah Cafe yang jaraknya gak jauh dari kampus, Trea terlihat sedang mengantri untuk memesan. Entah kenapa hari ini rame gak kaya biasanya. Trea yang kesulitan dengan laptop dan tas di tangannya celingak celinguk mencari tempat duduk yang dekat dengan colokan karena kebetulan laptopnya mati.

Ada satu bangku paling pojok, saat Trea ingin duduk, dari arah sebaliknya ada perempuan yang juga ingin duduk di sana.

Nediva.

Nafas Trea tercekat, tanpa Trea tahu Nediva pun juga sama.

"Hai" Sapa Nediva.

"Hai" Trea tersenyum kecil, "Lo mau duduk? Yaudah duduk aja deh, gue cari tempat lain"

Saat dirasa Trea hendak pergi, Nediva memanggilnya, "Gak usah, Trea. Sini aja, duduk bareng. If you don't mind."

Trea diam beberapa detik, mempertimbangkan ajakan Nediva.

"Aku juga sibuk ngerjain revisi kok, jadi...... gak usah khawatir bakalan canggung."

Trea akhirnya duduk lebih dahulu, "Oke, sini dong duduk juga"

Lima menit,

Sepuluh menit,

Tiga puluh menit berlalu,

Nediva dan Trea benar-benar tenggelam dalam kesibukannya masing-masing. Orang-orang yang melihat mereka pasti akan menyangka kalau mereka gak saling kenal dan hanya bersapa sebentar untuk berbagi meja.

Dalam hati, Trea merasa mereka harus bicara. Semua gak ada yang benar-benar selesai sejauh kepala Trea mengingat kejadian-kejadian lama yang merusak hubungan mereka satu sama lain.

"Div" Panggil Trea pelan.

"Hm?"

Trea memilin dan menekan jarinya, tipikal Trea yang sedang gugup.

"Its okay, Trea. You can talk." Nediva tersenyum.

Trea merasa begitu jahat saat melihat Nediva justru tersenyum semanis itu, gak peduli berapa kali Nediva sering dia jutekin pada masanya.

"I'm sorry for everything, Div. Gue tau gue pengecut dan malah lontarin semua perasaan gue ke lo."

"Wow, I was so childish." Trea menggeleng dan menyenderkan punggungnya ke kursi.

"Kaya yang mungkin ada di benak lo dulu Div, bener kok. Gue pernah suka sama Aaron. As a woman to a man. Gue udah capek Div menuruti ego gue. Ada kalanya gue ngerasa begitu bodoh dengan nyalahin eksistensi lo di antara gue dan Aaron. Ada kalanya juga gue gak suka dengan Aaron yang selalu berbuat sesukanya tanpa mikirin lo dan gue."

Nediva kagum.

Kagum dengan pembawaan Trea yang santai namun terlihat begitu percaya diri dengan semua ucapannya, membuat semuanya terasa begitu nyaman.

"Susah loh Div, untuk membangun kembali apa yang gue punya sama Aaron seperti sedia kala. Susah banget."

"Gue udah gak mau menyalahkan siapa pun, gue bahkan kadang termenung memikirkan kok gue bisa dapet Kayana di saat diri gue sendiri pada awalnya belom yakin apa yang sebenernya gue mau."

Sun and Moon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang