Rio mendorong kursi roda yang diduduki oleh Ify, hendak keluar dari rumah sakit. Susah payah cowok pesek itu berjalan dengan beban yang dibawanya, yaitu dua tas pakaian milik Ify. Kelvin meringis prihatin melihat Rio, tapi sebenarnya cowok berkacamata itu ingin tertawa sekarang juga.
"Mereka berantem ya, Mi? " tanya Kelvin pada Mami yang berjalan disebelahnya sambil menatap kedua sejoli didepan.
"Kayaknya, sih. Ify dari tadi kayak sengaja nyusahin Rio mulu. " jawab Mami dan tersenyum geli mengingat betapa menyebalkannya anak gadisnya itu tadi. Ketika ia selesai mengurus administrasi rumah sakit, ia mendapati Rio yang dibentak-bentak Ify untuk memijit betisnya. Ia menegur, tapi gadis itu tak mengindahkannya dan malah menyuruh Rio merapikan baju-bajunya.
Tak sampai disitu saja. Seperti yang saat ini terjadi, Ify meminta naik kursi roda dan harus didorong oleh Rio sampai keluar. Gadis tirus itu juga melarang keras Maminya maupun Kelvin menyentuh tas pakaiannya dan menyuruh Rio untuk membawanya. Yeah, gadis yang manis.
Ify tersenyum miring dikursinya, merasa sedikit puas karena telah menghukum Rio. Namun ini belum apa-apa, pacarnya itu harus menerima ganjaran atas perbuatannya, bahkan sangat menyeramkan. Siapa suruh selingkuh di belakang Ify. Kalau dia memang mau jadi playboy sejati, harusnya dia bawa pacar barunya ke hadapan Ify, kenalkan, dan minta restu. Tapi kalau beraninya main belakang, itu namanya pengecut. Makanya cowok-cowok playboy diluar sana tidak pantas disebut laki-laki, beraninya cuma main belakang.
Masih ingat Ilana? Orang yang dipanggil sayang oleh Rio. Saat itu rasanya Ify ingin membunuh Rio dengan tangannya sendiri, masih belum cukup kalau hanya dengan lemparan ponsel. Tapi perasaan itu kalah dengan rasa khawatir dan takut yang tiba-tiba melingkupinya. Apa-apaan ini? Beraninya Rio melakukan itu disaat Ify lagi sayang-sayangnya?
Uuu... Tayang....
"Sumpah, Bun. Ilana bukan selingkuhan Ayah. " ujar Rio ketika mereka menunggu mobil yang sedang di ambil Papi dari parkiran.
Ify merengut. Berani-beraninya Rio menyebut nama cewek atau gadis atau tante-tante atau siapalah itu. Jangan anggap bosnya-bos-preman ini lemah sekarang. Siapapun dia terlebih lagi cewek, pasti akan sakit mendengar pacarnya yang ketahuan selingkuh, menyebut nama selingkuhannya pula. Entahlah, di telinga Ify, suara Rio saat menyebut nama selingkuhnya itu terdengar lembut. Sial.
"Bun... " panggil Rio lembut sambil mendongakkan kepala Ify untuk menatapnya.
"Dengerin penjelasan Ayah dulu ya? Habis itu terserah Bunda. " ujarnya lagi. Ify hanya diam dan melepas tangan Rio dari dagunya.
Mobil Papi berhenti tepat didepan mereka, Kelvin yang sedari tadi mencuri-curi pandang ke arah dua remaja itu langsung bersiap untuk membantu Rio membawakan tas Ify.
"Jangan! " protes Ify sambil memukul tangan Kelvin.
"Kasihan Rio, dek. " ujar Kelvin.
"Biarin! Dia aja nggak kasihan sama gue! " kata Ify sekalian curhat.
Bibir Rio terangkat sedikit, tapi setelah itu ia meringis sakit karena jidatnya dipukul Ify. Gadis tirus itu mengulurkan kedua tangannya, menyuruh Rio mengangkatnya masuk ke dalam mobil yang jaraknya cuma selangkah.
"Please, Ify. Kenapa kamu jadi manja begini, sih? Jalan sendiri. " ujar Mami tak suka.
"Gak mau. Rio cepet! "
Mami memutar bola matanya jengah dan memilih masuk ke dalam mobil duluan. Sedangkan Rio menghela nafas berusaha sabar, ia pun menurunkan kedua tas yang tersampir dibahunya dan mulai membopong pacarnya itu. Sama sekali tak ada rasa kesal, Rio justru cengar-cengir kesenangan karena bisa menggendong Ify walau cuma sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Ify
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] "Lo tau? Setidaknya hidup gue nggak hancur-hancur amat semenjak kehadiran lo. Lo... buat hidup gue punya arti sedikit, dan selalu bikin gue bahagia. Gue cinta sama lo." -Ify- "Lo mabok ya? Omongan lo ngawur gitu. Tapi, okelah. Setidak...