Yang VOTE enteng jodoh, yang COMMENT murah rejeki.
yang VOMMENT double, amiiinn... 😂
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sebulan lebih tiga belas hari berlalu, pohon belimbing didepan rumah Oma sudah berbuah, seperti usaha Oma Ida yang berusaha merubah Ify agar menjadi gadis yang benar-benar seorang gadis. Bisa cuci baju, bisa ngepel, bisa masak -meskipun gosong terus-, dan pekerjaan rumah yang lain. Tapi diantara semua pekerjaan wanita pada umumnya, Ify sangat berbakat dalam memperbaiki pipa bocor dan membersihkan kloset.
Selama dirumah Oma, berat badan Ify turun naik, sementara Sivia menanjak drastis. Bagaimana tidak, Ify hampir setiap hari melakukan kesalahan yang membuatnya harus mendapat hukuman, yaitu mengerjakan tugas rumah tangga dua kali lipat. Hal itu membuat tugas Sivia jadi enteng, bahkan nyaris diselesaikan Ify semua.
Ify masak ➡ gosong ➡ Oma marah ➡ Ify dihukum ngerjain tugas Sivia ➡ Sivia molor.
Ify menyetrika baju ➡ gosong ➡ Oma marah ➡ Ify gak dikasih makan ➡ Sivia yang makan jatah Ify ➡ Sivia kenyang.
Kan. Gimana Sivia gak jadi bengkak coba? Dan gimana Ify gak jadi busung lapar coba? Udah kurus, kecil, cacingan, kan kasian.
Tapi meskipun begitu, Ify menikmati semua proses pembelajarannya dengan baik. Meski setiap hari ada saja yang ia keluhkan, namun ia tetap IKHLAS melakukan SELURUH tugas tersebut.
Ify benar-benar lost contact dengan teman-teman se-gengnya. Para pemuda kekar-kekar-kemayu itu benar-benar menjauhinya. Semacam merajuk begitu. Tapi kalau Ify ajak makan bakso dipengkolan, hampir semuanya nyembah-nyembah dikakinya. Sesudah kenyang, mereka balik lagi menyueki Ify. Anying bhangsyad kan? Tepuk-tepuk-melanting!
"Kutunya banyak, nggak pernah lo mandiin ya?! " Ify menuding Rio.
Rio nyengir, "Monyet nggak sama kayak Ncus, Bun. Kalo Ncus kan, diajak mandi, dia nyebur sendiri. Lah si Monyet, baru sampe depan pintu kamar mandi, udah kentut-kentut ketakutan. "
Ify mencibir, "Bilang aja lo males. "
"Itu juga salah satu faktornya, Bun. " kata Rio dengan seringaian konyolnya.
Ify menyadari tatapan Bunda Rio yang sedang duduk di sofa ruang tengah, memperhatikannya yang sedang bersama Rio dan Monyet di teras samping. Ya, saat ini ia sedang berada dirumah Rio. Hari ini free ngebabu. Tiba-tiba saja Oma menyadari perut Sivia yang membuncit. Gadis sipit itu dipaksa olahraga oleh Oma, yaitu mengerjakan seluruh tugas rumah.
Kali ini Ify melawan rasa segannya terhadap Bundanya Rio. Ia tak mau kalah dengan Acha yang hampir setiap hari bertandang ke rumah ini tanpa malu. Meskipun Bunda terlihat jelas tak menyukainya, tapi Ify tak peduli. Kan yang Ify cari anaknya, bukan emaknya. Tak tau diri sekali-kali, nggak apa-apa lah ya. Acha aja santai.
"Masyaallah, Bun. Kutunya luar biasa ya? Banyak banget anaknya, gak kenal KB apa ya? " celetuk Rio sambil mengusap bulu berkutu si Monyet. Kucing gendut tersebut merem-melek dipangkuan bapaknya.
"Jangan-jangan lo kutuan juga, nih? Ketularan Monyet. "
"Nggaaaak. Nih, liat, bersih kan?!" balas Rio sambil menyodorkan kepalanya pada Ify yang langsung ditoyor gadis itu. Ify terkekeh geli ketika tak sengaja melirik Bunda Rio yang mendengus kesal karena kelakuannya. Hayoo, awas asam lambung naik loh, batinnya mengejek.
"Gak mau bawa pulang, Bun? Ayah beli Monyet buat Bunda loh." tanya Rio.
"Gue masih tinggal dirumah Oma, ya kali gue bawa si kutu pulang. Ntar malah kawin sama Adis. Di amuk Oma gue. " jawab Ify, "Lagian, kenapa lo nanya-nanya? Lo udah gak mau ngerawat Monyet? "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Ify
Fiksi Remaja[SUDAH TERBIT] "Lo tau? Setidaknya hidup gue nggak hancur-hancur amat semenjak kehadiran lo. Lo... buat hidup gue punya arti sedikit, dan selalu bikin gue bahagia. Gue cinta sama lo." -Ify- "Lo mabok ya? Omongan lo ngawur gitu. Tapi, okelah. Setidak...