My wife is secret agent

15. Serangan pada Arsen

Sebelumnya...

Setelah Amora hilang dari pandangan, mereka berempat dnegan big boss langsung ke metode serius..

"Ada apa kau memanggil kita disini?" Tanya Albert

"Ini tentang orang ynag berada di foto itu. Jangan katakan pada Amora, mereka adalah...."

----

Albert POV

Jujur saja, sebnarnya aku sedikit kecewa pada kenyataan ini, aku dengan rekan tim ku sedang berada di kantin markas. Selama Amora mendengarkan musik, aku menatapnya. Apa yang akan dia lakukan jika dia tau siapa orang di foto tersebut? Kenapa ini semua terjadi padanya

Amora POV

"OK semuanya dengar disini, karena kita sudah tau bahwa Arsen adalah ketua mafia black blood. Pasti lebih banyak juga yang mengincar nyawanya. Jadi kita harus memperketat penjagaan, jangan pernah lengah sekalipun" kata ku tegas

" boleh aku tanya, kenapa kita disuruh menjaga nya. Sebagai ketua mafia, seharusnya dia sangat pandai bertarung bukan?" Tanya sammy

"Mungkinkah ada sesuatu yang BIg boss sembunyikan dari kita" kata Albert

"Sudahlah lupakan. Mungkin Arsen hanya ingin dia lebih aman lagi, lagipula ini misi kita. Tak peduli latar belakang nya" kata Amora

"Amora, kita menemukan keberadaan Arsen. Dia berada di gudang bawah tanah di daerah.... Sedang melakukan pembelian senjata. Kita harus kesana" kata George

"Sammy, segera siapkan helikopter transparan"

Seperti biasa, mereka menjalankan tugas dengan baik. Mereka ke daerah ,.. Untuk menjaga Arsen. Tapi, Amora mengetahui Arsen tau keberadaan mereka. Tapi hanya saja ia berpura - pura tak tau. Mereka melihat Arsen dengan bos mafia lainnya.

Saat Arsen menjabat tangan orang itu, tiba - Tiba dor.. (Bunyi tembakan). Peluru itu mengenai bahu Arsen, tapi sesuatu ganjal Amora rasakan.

"Kalau Arsen bos mafia ia seharusnya tau ada yang menembaknya, tapi kenapa ia tak menghindar" kata Amora dalam hati

Arsen POV

Aku hanya menoleh ke bahu ku yang tertembak. Rasa sakit itu pasti ada, tapi karena sudah biasa. Aku tak merasakan sakit sekecil apapun.

"Jadi kau ingin bermain - marind denganku" tanya ku dengan dingin ke orang itu

"Sa... Saya tak... Tau... Tentang ... Hal ini" kata nya bergemetar

"Anda tau mengapa saya ditakuti. Karena saya tak memiliki rasa kasihan" kata ku dengan Nafa lebih dingin lagi dnegan aura ku yang menyeramkan

Aku memerintahkan anak buah ku untuk menyerang mereka. Dalam hitungan detik mereka langsung mati. Aku tau bukan mereka yang cari gara - gara. Aku hanya kesal mengapa ia tak mengamankan temoat ini dnegan betul.

Aku menoleh ke jendela, helikopter transparan itu. DEG!! Apa ini kenapa jantungku berdetak lebih kencang saat melihat seorang wanita di helikopter itu. Mata itu mengingatkan ku pada seseorang yang.. Lupakan.