07

3.7K 315 93
                                    

"Ayah, apa Abby marah pada ku?" Suara gadis ini! Sialan! Aku menatap Gayel dengan benci. Dia yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia yang membuatku harus menderita seperti ini. Gadis kecil ini yang membuatku kehilangan orang yang sangat aku cintai.

"Tidak sayang, Abby hanya harus cepat-cepat pergi. Kita juga harus pergi karena kau harus tidur siang." Karen menenangkan gadis manja ini yang membuat ku semakin ingin marah padanya.

Apa yang kau tunggu Harry? Bagaimana bisa sekali lagi kau membiarkan Abby meninggalkan dirimu lagi. Figur di dalam diriku seakan mengutuk diriku karena hanya diam sambil menatap benci pada gadis kecil ini.

Tanpa perintah sekali lagi, aku pergi keluar mencoba mengejar Abby. Kulihat ia sedang berdiri di pinggir jalan sambil melambaikan tangannya untuk menyuruh taxi berhenti. Aku berlari secepat yang aku bisa untuk menahannya.

"Abby tunggu." Aku menahan pintu taxi yang belum sempat ia tutup. Aku menatapnya sekali lagi. Namun kini dengan perbedaan yang membuat ku merasa bahagia, ia membalas tatapan ku.

Matanya yang indah, aku suka mata itu. Tapi aku mendadak membenci mata itu ketika ada genangan air di dalamnya. Kau bodoh Harry! Kau membuatnya menangis sekali lagi. Kau membuatnya terluka sekali lagi. Hatiku semakin terasa perih ketika genangan air dimatanya jatuh menetes di pipinya.

"Jauhkan tangan mu!" Ia sedikit membentakku ketika aku mencoba untuk menghapus air mata yang membasahi pipinya. Aku bisa memaklumi sikapnya padaku. Aku memang pantas diperlakukan seperti ini olehnya.

Pikiranku tentangnya membuat ku lemah. Abby mendorongku untuk menjauh dari pintu taxi dan segera menutupnya. Taxi itu pergi meninggalkan ku.

Tidak. Aku pasti bermimpi. Wanita yang kulihat tadi pasti bukanlah Abby. Mungkin saja ia wanita lain yang sedang menangis karena tunangannya selingkuh darinya. Atau mungkin dia wanita yang baru saja putus dengan kekasihnya. Ya dia pasti bukanlah Abby.

Aku tertawa miris menyadari bahwa yang kulihat memang benar-benar Abby. Bukan mimpi buruk yang sedang ku alami sekarang. Wanita itu benar-benar Abby. Dadaku kembali terasa nyeri mengingat tatapannya tadi. Bahkan dia tidak mau sekalipun memanggil nama ku. Harry, kau memang pantas di perlakukan serendah ini. Kau memang pantas menerimanya.

"Ayah, apa ini semua karena salah ku?" Suara yang aku benci itu kembali terdengar.

"Ya! Kau yang membuat dia membenci ku. Ibu mu dan kau yang harus di salahkan. Kenapa kau tidak ikut mati saja bersama ibu mu yang brengsek itu, huh?! Sialan!" Emosi ku tak dapat ku bendung lagi. Gayel menangis seketika. Aku tak peduli walaupun beberapa pasang mata menatap gadis ini dengan iba dan menatapku dengan tatapan benci. Aku muak harus berusaha memendam semuanya sendiri. Katakan aku egois, aku sudah menyadarinya sejak dulu.

"Gayel ayo, kau tidak pantas mendapatkan ayah sepertinya." Karen menggendong gadis kecil ini dan membawanya pergi begitu saja. Aku tidak peduli kemana ia akan membawa gadis kecil itu. Semakin jauh Karen membawanya, maka kesialan akan semakin menjauh dari ku. Baguslah dia membawanya.

Abby's POV

Sialan! Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi? Aku tak tahan melihat wajahnya. Dan lagi, gadis kecil yang sejak pertama kali bertemu sudah mencuri hati ku itu, dia adalah putrinya. Dia adalah anak Harry dan juga Jen. Ya Tuhan kenapa aku tidak pernah menyadari hal ini sebelumnya? Kenapa aku begitu bodoh.

Mata Abigail, matanya sangat indah. Kenapa aku tidak pernah menyadari bahwa matanya indah seperti mata Harry. Kenapa aku tidak pernah menyadari hal sepele seperti itu.

Harusnya aku tak menyukai gadis itu sejak pertama kali kami bertemu. Harusnya aku tak menolongnya waktu itu. Dan seharusnya aku menanyakan tentang siapa orang tuanya.

STYLES 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang