Ps. Eh masa cerita ini ada ranknya lohh, ke #897 di teenfiction, wkwk -oke abaikan-
Silahkan membaca, dan jangan lupa vommentnya.
.
.
.❤❤❤
Fajar sudah menyapa ruangan kamar gadis yang masih terlelap itu. Begitu menyadari, ada yang menyilaukan mmatanya ia terbangun dengan sendirinya. Lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah ia sudah rapi, sudah berpakaian seragam, sudah menyisir rambut, dan sudah memakai sepatunya. Shilla beranjak mengambil ponselnya lalu menyentuh layar untuk melakukan sambungan telepon.
Beberapa detik, ia menunggu. Menunggu sampai sambungan itu diangkat oleh penerimanya.
"Halo, Rio?"
Orang yang di seberang sana sepertinya terdiam. Mungkin ia tak menduga gadis itu akan menghunginya saat ini.
"Rio kamu bisa jemput aku? Kalau gak bisa aku mau suruh Cakka jemput."
Lagi-lagi tak ada suara.
"Halo? Rio?"
'Bisa. Aku kesana sekarang.'
Shilla tersenyum, lalu menutup sambungan itu dan langsung beranjak keluar kamarnya. Ia menyantap roti yang sudah disediakan di meja makan.
"Non hari ini bareng Mas Cakka lagi?"
Shilla menggeleng, "Sama Rio, bi.."
"Oh ya non, tadi pagi Tuan telepon. Katanya minggu depan dia mungkin pulang."
Shilla tersenyum, "Oke."
"Katanya nanti dikabarin lagi kalau jadi."
"Iya bi.."
Shilla menghabiskan makannya sampai terdengar suara klakson mobil yang sangat familiar di telinganya itu. "Bi, Shilla berangkat yaaa." Gadis itu berlari kecil ke arah parkiran.
Pemuda yang berada di dalam mobil itu nampak menatapnya dengan lekat, ia mencari tahu kenapa gadis itu bersikap seolah tidak ada yang terjadi.
"Akhirnya kamu bisa juga. Aku bosen sama Cakka terus. Naik motor badanku pegel-pegel. Apalagi motornya kaya kuda."
Shilla mengoceh seperti biasanya. Benar-benar aneh. Rio meneguk ludahnya kemudian menghela nafasnya dalam-dalam. Ia masih belum menyalakan mesin mobilnya.
"Ayo! Tunggu apalagi?"
"Shilla, aku mau bicara sebentar."
Gadis itu mengangguk, lalu memposisikan badannya untuk menghadap Rio. Ia benar-benar siap mendengarkan. Apa yang terjadi pada gadis ini? Dia kehilangan akal kah?
"Soal tadi malem...-"
"Ah gak pa-pa. Aku tadi pagi berangkat sama Cakka. Kebetulan dia temennya Ify juga."
Rio meneguk ludah, "Bukan itu, soal Ify...-"
Shilla menyela ucapannya lagi, "Ify semalem kenalin aku ke pacarnya. Dan sekilas mirip banget sama kamu. Atau kamu emang punya kembaran?"
"Shilla, stop! Berhenti bohongin diri lo sendiri.." Rio sangat tidak tahan lagi melihat Shilla berpura-pura baik-baik saja seperti itu.
Tatapan gadis itu masih datar, "Kenapa sih? Ada apa? Emang aku kenapa?"
Rio mendengus, kemudian menyalakan mesin mobilnya dan segera melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi sampai tiba di sekolah.
Sepanjang jalan, Rio diam. Tapi Shilla sibuk bersenandung, sambil menghentakkan kaki, menganggukkan kepala atau memainkan jemarinya. Seperti tidak ada masalah apapun. Seperti tanpa beban. Dan seperti tidak sedang bersedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
FanfictionShilla bagi teman-temannya adalah gadis yang kuat. Jarang orang-orang melihatnya menangis kecuali memang ia sedang sangat-sangat sedih. Itupun hanya beberapa orang saja yang bisa ia perlihatkan. Bahkan, ketika diabaikan, diacuhkan, disakiti oleh kek...