Mine - 23

3K 155 28
                                    

Ps. Hai gays. Aku balik lagi. Maaf bgt lama. Dan aku mau kasih tau kalo cerita ini bakal aku selesaiin. Mungkin tinggal satu part lagi. Atau mungkin dua. Entahlah.. Karna dari awal emang aku mau bikin cerita ini gak panjang-panjang makanya kayaknya alurnya terlalu cepet, jadinya aneh gitu. So sorry :3 jd nikmati part2 terakhirnya ya. Nanti kalau sempet aku bakal buatin yang baru.
Couple apa yang kalian mau?

Cakshill?

Yoshill?

Atau ada rekomendasi lain?

Silahkan dipilih wkwk

Oke sekian. Jangan lupa vommentnya seperti biasa ^^

ΦΦΦ

Cakka berjalan keluar lift sambil terkekeh sendiri yang memang sedikit mengundang perhatian beberapa orang yang melihatnya. Pemuda itu berjalan ke arah ruangan dipojok berpintu kaca.

Ditangan sebelah kirinya menenteng sebuah box makanan yang baru ia beli saat perjalanan ke tempat itu. Dan tangan kanannya membuka pintu.

"Haii, gadis galau."

Pemuda itu berjalan ke arah sebuah meja dan sofa,  lalu meletakkan box makanan itu di atas meja. Sedangkan dirinya langsung duduk menyandarkan punggungnya tanpa meminta izin.

Shilla juga hanya menatap pemuda itu datar sejak pemuda itu membuka pintu ruangannya.

"Ngapain kamu disini?"

"Jadi aku gak boleh disini?" Balas Cakka.

Shilla mendengus lalu bangkit dari kursi kerjanya dan ikut duduk bersama Cakka di sofa.

"Itu apa?" Gadis itu menunjuk sebuah kotak makanan yang dibawa Cakka.

Cakka menoleh pada arah jari Shilla, "ChickenBee." Cakka membaca tulisan yang ada dibox tersebut, nama toko yang menjualnya.

"Yang jelas itu ayam." lanjutnya.

Shilla mencibir, tanpa bertanya lebih lanjut, ia membuka box tersebut dan mengeluarkan makanannya, "Ayam madu? Huuu, terimakasih."

"Apa kamu yakin itu buatmu? Aku tidak mengatakan itu."

"Kamu membawanya kesini. Itu berarti buatku." sahut Shilla sambil mulai mencicipi makanan itu, "Wahh masih hangat."

Cakka mengangkat tubuhnya dari punggung sofa, dan memperhatikan Shilla dengan lekat, "Rio bertunangan. Itu mengejutkan, iya kan?"

"Aku tidak tahu."

"Kamu bohong."

"Terserah." jawab Shilla sekenanya sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Cakka tertawa kecil, lalu mengambil tissue disampingnya dan memberinya pada Shilla. Shilla mendongak lalu menatap tangan Cakka yang menunjuk ke area sekitar mulutnya. Shilla mengerti, ia langsung menggunakan tissue itu untuk membersihkan area sekitar mulutnya.
"Apa kamu benar-benar akan menikah?" Shilla membuka pembicaraan kembali.

"Aku bilang aku akan bertunangan." jawab Cakka.

Shilla mengangguk, "Kapan?"

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang