Ps. Kalian mau alur cepet atau yg agak lambat? Mau shilla cepet2 tahu rio sama ify ada hubungan atau gak? Haha.. tapi enaknya Shilla cepet2 tahu kali yaaa..
Kita bikin Rionya sadar dulu kalau Ify dan Shilla saling kenal, oke?
Silahkan baca dan jangan lupa vommentnya.. thx
.
.
.❤❤❤
Gladys yang baru saja dipanggil oleh bu Farah bersama Cakka kini sudah diperbolehkan kembali ke kelas. Tapi begitu ia melewati ruang musik, ia mendengar suara angklung yang merdu dan membuatnya penasaran siapa yang di jam istirahat ini memakai ruang musik? Apa dari ekstrakurikuler seni musik kah?
Ia meraih kenop pintu kaca itu tanpa aba-aba sedikitpun, dan.. sekarang ia malah mendapat pemandangan dua orang yang sedang berpelukan dalam ruangan yang sunyi. Tanpa ada suara apapun. Bahkan suara angklung yang tadi ia dengar, sudah berhenti.
Rio?
Gladys merasa ini adalah sebuah kesalahan, yang berada dalam pelukan Rio itu bukanlah Shilla. Postur tubuhnya saja berbeda. Rambutnya juga berbeda. Jelas itu bukan Shilla tapi gadis lain.
'Fy, ayo kita tunangan..'
Yang terkejut dengan ucapan Rio itu bukanlah Ify, tapi Gladys. Tapi gadis itu malah kembali keluar dari ruangan, tanpa membiarkan Rio dan Ify tahu keberadaan dirinya disana tadi.
Gadis itu terdiam di pintu ruangan itu sampai seseorang menyapanya, menyadarkannya dari lamunannya, "Ngapain lo Dys disini? Abis main musik? Emang lo bisa?"
"Kepo banget sih lo sama hidup gue."
Cakka mendengus, kemudian Gladys langsung menarik lengan Cakka untuk menjauhi ruangan itu. Ia juga ingin bertanya sesuatu.
"Emangnya Ify sekolah disini? Mulai kapan? Lo tahu?"
"Mulai hari ini. Kayaknya. Lo kan sahabatnya, masa lo gak tahu.."
Gladys mengulum bibirnya, "Lo kan tahu kejadian dulu kaya gimana. Entah gue masih dianggep sahabat atau gak."
"Oh iya, tapi itu kan cuma salah paham."
"Iya. Emang. Tapi sebelum dia pergi, hubungan kita belum membaik. Jadi, apa gue masih sahabatnya?"
Cakka mengangkat bahunya santai, namun tiba-tiba ia teringat sesuatu, "Tunggu deh. Ify sekolah disini, apa mereka udah ketemu?"
"Si-siapa?"
"Rio. Apa dia udah ketemu sama Rio?"
Kali ini Gladys dengan tampang datarnya hanya mengangkat bahu, seakan ia memang tidak tahu, "Kenapa tanya gue? Kenapa lo ga tanya langsung sama Rio-nya?"
"Ah, oke. Gue mau cari Rio dulu."
Mampus, gumam Gladys dalam hatinya. Cakka menepuk pundaknya perlahan, "Dah.. Gladys.." lalu melangkah pergi, untungnya tujuan pertama Cakka bukan ke ruang musik.
Begitu Cakka pergi, Gladys langsung mengambil nafasnya dan menghembuskannya kembali dengan lega. Sampai akhirnya, ia menemukan dua orang yang ada di dalam ruang musik itu keluar secara bergantian.
"Ify.."
Sebenarnya, Gladys tak berniat menyapa atau apapun semacamnya seperti itu. Tapi entah kenapa, ia melakukannya.
Gadis yang merasa namanya dipanggil dengan pelan itu, memberhentikan langkahnya lalu menatap Gladys yang berdiri tak jauh dari sana.
Gladys mendekatinya, "Long time no see... how are you?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
FanfictionShilla bagi teman-temannya adalah gadis yang kuat. Jarang orang-orang melihatnya menangis kecuali memang ia sedang sangat-sangat sedih. Itupun hanya beberapa orang saja yang bisa ia perlihatkan. Bahkan, ketika diabaikan, diacuhkan, disakiti oleh kek...