Ps. Mungkin part ini akan sedikit nyesek. (Kalau feelnya dapet.) siapin tissue ya wk..
Oke langsung aja deh.. jangan lupa vommentnya^^
.
.
.❤❤❤
Shilla menatap Rio yang sedang asik dengan bukunya, disebelahnya. Pemuda itu sedari tadi hanya diam dan dingin sekali. Membuat Shilla merasa sangat canggung untuk memulai perbincangan.
Tapi peduli apa? Untuk apa Shilla merasa canggung dan takut untuk berbicara pada kekasihnya sendiri? Lagipula ia hanya meminta Rio untuk menemaninya saja bukan meminta barang-barang mahal. Iya kan?
Shilla berdeham pelan kemudian menatap Rio sambil mengulum bibirnya, "Yo."
"Hm.." mata pemuda itu masih menghadap deretan huruf itu.
"Malam ini. Temenku ada pesta gitu. Kamu bisa temenin aku kesana?"
Rio menutup bukunya kemudian menoleh pada Shilla, "Nanti malam? Aku gak bisa, hari ini aku juga ada acara penting."
Shilla menunduk lemah, sebenarnya ia sangat kecewa, tapi mau bagaimana lagi? Ia sedang tidak ingin memaksa.
Tapi beberapa detik kemudian ia mulai tersenyum tipis dan menatap Rio dengan tenang, "Akhir-akhir ini aku ngerasa kamu semakin jauh. Kita semakin jauh. Kamu jarang banyak bicara sama aku. Kita jarang ketemu. Kamu jarang ajak aku pergi, bahkan buat sekedar makan malam sekalipun. Berangkat sekolah dan pulang sekolah, sekarang aku malah sama Cakka dan kamu selalu gak bisa."
Gadis itu menarik nafas dengan berat sambil menahan air matanya saat ingin meluncurkan sebuah pertanyaan, "Apa mungkin kamu udah bosan sama aku?"
Jantung Rio mencelos, tatapan Shilla dengan mata yang berair itu membuat Rio tidak tahu harus menjawab apa. Ia meneguk ludahnya, apa yang harus ia lakukan untuk gadis dihadapannya ini? Apa ia terlalu menyakiti gadis itu? Sepertinya iya, tapi gadis itu terlalu pintar menyembunyikannya.
"Kenapa kamu tanya begitu?"
Shilla menggeleng, "Nggak pa-pa. Maaf kalau pertanyaanku ngaco. Mungkin karena ayah lagi pergi dan aku makin kesepian. Jadinya aku sensitif gini."
Rio menghela nafas kemudian meraih Shilla ke dalam pelukannya, ia mendekap gadis itu lalu beberapa detik kemudian ia melepaskannya.
"Maaf."
Rio tidak mengerti. Kenapa kedua gadis itu membuatnya merasa bimbang untuk memilih. Shilla dan Ify. Rio tidak bisa memilih salah satu dari mereka. Rio juga tidak berniat menyakiti keduanya. Ini terjadi begitu saja.
❤❤❤
Ify memakai gaun berwarna putih dengan panjang di atas lutut, dan model bahu sabrina. Dresscode pesta ulang tahunnya itu berwarna merah, tapi ia akan mengenakan pakaian putih sendiri. Karena ia yang akan menjadi ratu di malam spesial ini. Ia juga menyuruh Rio untuk memakai pakaian yang senada dengannya.
Acara dimulai jam delapan malam, tapi sejak jam lima sore, Rio sudah berada disana untuk membantu persiapannya.
Kini sudah jam tujuh malam, Rio sekarang sudah mengganti pakaiannya dengan kemeja hitam dipadukan dengan jas berwarna putih dengan celana yang berwarna senada. Ia juga memakai dasi pita yang membuat penampilannya terlihat sangat menawan.
Rio membiarkan rambut bagian depannya, di arahkan ke belakang sehingga membuat kesan seperti jambul yang tidak begitu tinggi disana. Namun itu sangat tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
FanfictionShilla bagi teman-temannya adalah gadis yang kuat. Jarang orang-orang melihatnya menangis kecuali memang ia sedang sangat-sangat sedih. Itupun hanya beberapa orang saja yang bisa ia perlihatkan. Bahkan, ketika diabaikan, diacuhkan, disakiti oleh kek...