Ps. Hai!! Lama ya? Maaf wkwk. Langsung baca aja ya kalian. Jangan lupa vommentnya.^^
.
.
.○●○
Setelah Shilla selesai berbicara dengan Gladys, Pricilla masih menahan Shilla dengan ribuan pertanyaan yang berputar-putar dikepalanya.Gadis itu sudah mendengar semuanya, tapi masih tidak mengerti kenapa Shilla sama sekali belum menceritakan hal itu padanya.
"Jawab Shillaaaa. Lo masih nganggep gue temen kan?"
Shilla mendengus kasar. Kenapa Pricilla menjadi lebih bawel dari biasanya? "Iya Pris, Ify itu pacar Rio."
"Trus, elo? Elo siapanya Rio sekarang?"
"Pacar, selingkuhan? Mungkin." Jawab Shilla sekenanya.
Pricilla mengernyit, "Jadi, Rio udah punya pacar sebelum pacaran sama lo? Dia bohongin lo selama dua tahun?"
Shilla mengangkat bahu enteng, "Entahlah.."
"Gila! Rio gila! Putusin dia sekarang, Shillaaaa.."
Shilla melebarkan matanya, "Enggak. Enak aja."
"Hah? Apa kata lo? Lo juga gila apa? Udah digituin tapi masih ga mau putus?"
"Gue udah bertahan sama Rio selama dua tahun. Lalu orang lain datang dan ingin merusaknya, apa gue harus biarin itu semua terjadi? Gue harus relain Rio gitu aja? Gak Pris, gak segampang itu. Dia gak boleh segampang itu ngambil Rio dari gue."
Pricilla menggigit bibir bawahnya, entah kenapa ia tidak setuju dengan ucapan Shilla itu, "Lo cuma bakal dapet sakit hatinya doang."
"Seenggaknya gue udah berusaha."
"Shillaaa, jangan keras kepala. Lo harus putus! Rio itu brengsek, kenapa lo masih mau bertahan?"
Shilla tersenyum, "Karena sebrengsek apapun dia, dia tetep milik gue... Cuma gue... bukan orang lain. Gue gak akan lepasin dia."
"GILA! Kayaknya lo mesti gue bawa ke psikiater. Mau gue anter?"
Shilla tertawa kecil sambil menggeleng, "Gue masih waras."
"Gak! Lo gak waras! Kalau gue jadi lo, gue udah tendang muka sok ganteng Rio itu."
Shilla malah tertawa mendengar cerocosan Pricilla yang nampak jengkel sekali itu. Anehnya, kenapa Pricilla yang malah lebih jengkel pada dibandingkan dengan Shilla yang mengalaminya.
"Kok lo malah ketawa sih.. bisa-bisanya ketawa. Kalau gue jadi lo, gue udah nangis berhari-hari."
"Ah lebay!" Shilla bangkit dari duduknya karena ia melihat Cakka di ujung lorong, "Iya tahu. Abis mutusin Gabriel juga lo nangis. Apalagi diginiin."
"EHHHH!!!"
Shilla terkekeh lalu berlari meninggalkan Pricilla, "Gue balik duluan ya! Dadah Prissy!"
"CICAK-KA TUNGGUU!"
❤❤❤
Malam ini Shilla meminta Rio datang ke rumahnya, untuk menemuinya. Tapi, betapa menyebalkannya malam ini, karena yang datang menemuinya malah seorang Cakka yang bahkan tidak ia minta untuk datang.
"Bokap lo masih belum pulang?"
"Ntahlah, mungkin bentar lagi." Jawab Shilla sambil menuangkan mie instant dari atas kompor, ke mangkuknya. Sedangkan Cakka hanya menatapnya dari meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
FanfictionShilla bagi teman-temannya adalah gadis yang kuat. Jarang orang-orang melihatnya menangis kecuali memang ia sedang sangat-sangat sedih. Itupun hanya beberapa orang saja yang bisa ia perlihatkan. Bahkan, ketika diabaikan, diacuhkan, disakiti oleh kek...