Ps. Hai hai maaf ya ngaret hehe.. langsung baca aja ya, silahkan.. jangan lupa vommentnya. Thanks.
.
.
.
.
.●○●
-Flashback on
5 tahun lalu.
Cakka berlari menelusuri lorong rumah sakit ketika ia mendapat telepon dari pihak rumah sakit mengenai Shilla. Tanpa memperdulikan apapun, ia berlari cepat menuju ruangan Shilla.
Gadis yang satu tahun itu memejamkan matanya, kini sudah membuka mata. Cakka tersenyum begitu ia melihat mata indah Shilla terbuka. Ia mendekat, saat dokter-dokter masih mengecek kondisinya.
Mata Cakka berkaca-kaca, ia merasa senang, setelah satu tahun bertahan pada keputusannya untuk tidak menyerah pada Shilla. Akhirnya ia mendapatkan akhir bahagia hari ini.
Setelah selesai mengecek kondisi Shilla, dokter itu berbicara padanya. Ia memberitahu kalau kondisi Shilla sangat baik. Katanya, itu adalah sebuah keajaiban. Dokter juga tidak tahu, kalau kondisi Shilla akan sebaik ini.
Cakka mendekati Shilla, dan dokter itupun masih berada disana.
"Shilla.."
Ekspresi Shilla saat ini benar-benar aneh. Gadis itu mengernyit, sambil memperhatikan semua orang yang berada diruangan itu.
"Kamu... siapa?"
Mendengar itu, kepala Cakka langsung menoleh pada sang dokter, "Apa dia kehilangan ingatannya juga?"
Sang dokter langsung mendekati Shilla kembali, ia menanyakan apa benar ia tidak mengenali pemuda itu bahkan ia juga menanyakan pertanyaan lain seperti namanya sendiri. Tapi jawabannya selalu, tidak. Ia juga menangis saat menjawab itu.
"Kenapa aku tidak bisa mengingat apapun.."
Cakka mengulum bibirnya, "Tidak usah khawatir. Ingatanmu pasti akan kembali. Aku Cakka, kita berteman sejak kecil. Ayah kita juga berteman baik."
"Apa yang terjadi?"
"Kamu kecelakaan. Itu sebabnya, kamu dibawa kesini. Amerika."
"Kita di.. Amerika?"
Cakka tersenyum tipis, "Iya."
"Apa kita sangat dekat?"
"Iya, sangat. Aku orang yang selalu kamu butuhin."
Shilla tersenyum tipis, "Jadi, namaku Shilla? Seperti yang kamu sebut tadi."
"Iya, Ashilla Geraldine."
"Ah, lucu ya? Aku malah bertanya tentang namaku sendiri sama orang lain."
Melihat Shilla tertawa kecil, Cakka ikut tertawa. Entah kenapa, saat ini ia malah berpikir akan lebih baik Shilla seperti ini. Maksudnya, ingatannya. Bukannya jahat, tapi Cakka sejak awal memang takut gadis itu akan putus asa seperti saat kecelakaan itu jika kembali sadar dari komanya. Entah ini jahat atau tidak, Cakka bersyukur ingatan Shilla tentang semua yang menyakitkan itu juga menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
FanfictionShilla bagi teman-temannya adalah gadis yang kuat. Jarang orang-orang melihatnya menangis kecuali memang ia sedang sangat-sangat sedih. Itupun hanya beberapa orang saja yang bisa ia perlihatkan. Bahkan, ketika diabaikan, diacuhkan, disakiti oleh kek...