Krek!
Dahyun membuka pintu rooftop. angin sejuk menerpa wajahnya. Dahyun berjalan menuju pagar pembatas, ia menatap bunga sakura yang tengah mekar. Angin berhembus membuat kelopak bunga sakura terbang melayang, dahyun menadahkan tangannya. Satu kelopak bunga sakura mendarat di sana.
"Ini menenangkan " ucap dahyun, ia memainkan kelopak bunga di tangannya.
Tap! Tap! tap!
Dahyun menoleh saat ia mendengar suara langkah kaki di dekat nya.
"Kita bertemu lagi eoh" ucap hanbin, ia berjalan mendekati dahyun.
Dahyun merasa bersalah pada hanbin. Hatinya kembali merasa nyeri, Ia yakin hanbin akan membencinya.
"Hari ini kalian berangkat eoh" ucap hanbin.
"Uhm" balas dahyun singkat.
"Berjuanglah, aku mendukung mu" ucap hanbin, sembari mengelus kepala dahyun lembut.
Dahyun mendongak menatap hanbin yang kini tersenyum padanya. Dahyun kaget dengan perlakuan hanbin padanya. Seharusnya hanbin marah padanya, bukan mengelus rambutnya seperti layaknya kakak adik. Ah dahyun hampir melupakan fakta bahwa hanbin memang hanya menganggap nya adik kelas, tak lebih.
"Kau seharusnya marah padaku" ucap dahyun.
Hanbin mengernyit bingung
"Kenapa aku harus marah? " tanya hanbin.
Dahyun ingin menangis sekarang, namun ia tak boleh menangis di hadapan hanbin.
"Karena aku berbicara kasar padamu, dan mencampuri urusanmu. Aku... Aku nggak tau kalau jisoo sunbae sudah meninggal, Mianhaeyo " ucap dahyun, ia membungkukkan badannya menjadi 90 derajat.
"Aku nggak marah padamu, seharusnya aku yang minta maaf karena membentakmu kemarin" ucap hanbin, ia memandang lurus kedepan dengan senyum kecil tertampang di wajahnya.
"Mianhae karena membentak mu dahyun-ah" ucap hanbin lagi.
"Anniyo kau nggak salah sunbae, memang seharusnya aku nggak ikut campur urusanmu" balas dahyun.
Hanbin terdiam, dahyun pun juga ikut terdiam sehingga suasana menjadi hening.
"Jisoo meninggal karena ku, ia mengalami kecelakaan karena menyelamatkan ku dan itu membuat ku sangat terpukul. aku nggak bisa jika berhubungan dengan apa yang bisa mengingatkan ku pada jisoo, maka dari itu aku berhenti bermain basket. Setiap aku bermain basket wajah kesakitan jisoo selalu muncul, dan itu sangat menyiksaku" jelas hanbin panjang lebar.
Dahyun hanya mendengar kan. dari perkataan hanbin tadi dapat dahyun bayangkan betapa hanbin sangat mencintai jisoo. Dahyun merasa kasihan pada hanbin, ia tak mau hanbin mengalami keterpurukan ini begitu lama. Dahyun tau jika ia tak akan pernah bisa masuk kedalam hati hanbin, tapi setidaknya biarkan dahyun memulihkan hatinya yang terluka itu. Paling tidak dahyun ingin membuat hanbin kembali bermain basket tanpa ada bayang-bayang dari jisoo.
***
"Apa semua sudah berkumpul? " tanya jaebum.
"Kurasa Tinggal dahyun saja" ucap sana.
"Aish dimana anak itu" gerutu chaeyoung.
"Kita tunggu saja sebentar lagi, mungkin dahyun ada urusan" ucap jihyo.
Mereka semua mengangguk, june sedari tadi hanya diam.
"Maaf aku terlambat" ucap dahyun, ia membungkuk kan badannya. Di belakang dahyun, hanbin tengah berjalan santai dengan membawa tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious LOVE [END]
FanfictionPrecious love, Cinta yang berharga mungkin memang sulit untuk dilepaskan. Namun jika takdir yang menentukan apa yang bisa kita lakukan? Jawabannya hanya satu. yaitu Mengikhlaskan. Karena hanya takdir yang akan menentukan. "Precious Love" . . . H...