Part 1 - Cerita lalu (1)

16 1 0
                                    

"Pagi," ucap Rafa sambil mengusap kepalaku.

Yap, dia adalah sahabatku sejak kami SD. Bayangkan betapa menyebalkannya selalu satu sekolah dengan Rafa. Sampai kami SMA ini, aku dan Rafa memang tidak pernah terpisahkan. Bagaimana pun juga, orang tua kami sangat mendukung semua yang kami lakukan bersama. Dari bermain bersama, berjalan-jalan, separuh hidupku sudah ku lakukan dengan Rafa.

Kami sudah menduduki tahun terakhir di bangku SMA. Tidak terasa, sudah lama sekali kami bersahabat. Rafa memang selalu ada disaat ku butuh dia. Emang the best!

"Ra, pulang sekolah gabisa nganter kamu nih. Aku mau pergi sama Leon." Seketika Rafa duduk disampingku.

"Iya ga papa, aku bisa pulang sama Indie," balasku sambil membaca buku di sekitar perkarangan kelas.

"Leon, Ra... Leon." Rafa selalu berpikiran bahwa aku cocok bersama Leon. Padahal, aku dan Leon belum terlalu kenal.

"Apaan sih?" jawabku sinis kepada Rafa.

"Engga, engga becanda wei." Rafa berdiri lalu meninggalkanku. Ku pikir ia hendak bertemu Leon. Siapa lagi.

Rencananya memang hari ini aku ingin pergi bersama Indie. Tapi sepertinya gagal, karena Indie ada tugas dengan temannya. Haruskah aku minta jemput? Paling males kalo minta jemput, karena pasti lama. Bagaimana ya? Ucapku dalam hati.

Gerak-gerik ku di perhatikan Leon sedari tadi. Ia langsung menghampiri ku.

"Kenapa Ra? Kayaknya pusing banget, haha." tanyanya sambil seraya menertawakan ku.

"Engga ada On, cuma agak pusing mau balik sama siapa. Rafa pergi kan sama kamu nanti?"

"Iya, tapi aku sama Rafa bisa anter kamu lah sebelum pergi." Ucap Leon sambil tersenyum ke arah ku. Dan diikuti anggukan ku sambil tersenyum padanya.

Pulang sekolah, aku langsung diantar Leon dan Rafa pulang kerumah. Aku berpamitan pada mereka, dan berterimakasih. Aku tidak tau mereka mau kemana, tapi aku curiga. Sepertinya mereka sedang merencanakan sesuatu. Tapi ntahlah, bukan urusanku juga.

Let him goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang