Part 2 - Cerita Lalu (2)

6 1 0
                                    

Mengingat kedekatan ku pada Rafa. Banyak orang yang mengira kami lebih dari sahabat. Agak sedikit kesal sih mendengarnya, tapi aku dan Rafa bawa enjoy saja.

Btw sudah h-1 ulang tahunku. Ku harap ada yang spesial. Ku harap Rafa tidak lupa, hahaha. Yaa aku pikir Rafa tidak setega itu. Oh iya, rafa itu orangnya baik, penyayang, rajin menabung, dan tidak sombong. Yang terakhir itu dusta, hahaha. Tidak, tidak. Rafa memang seperti itu, bahkan kepada adik tingkat saja dia ramah loh! Dari segi fisik sih, yaa lumayan lah. Badannya tinggi, ototnya juga lumayan. Seperti cowo sekarang, perutnya berkotak-kotak. Hahaha!

"Ngapain kamu bengong?" tanya Rafa seketika dan langsung duduk di sampingku.

"Enggaa," ucapku seraya membenarkan posisi duduk.

"Hmm." Rafa membungkam.

Kami memang sering berada di taman sekolah ini, selain sejuk dan nyaman. Taman ini juga mempunyai latar yang indah untuk menghabiskan waktu bersama. Tidak rugi jika kami sering nongkrong disini.

"Sebentar lagi kita kuliah ya," perkataan Rafa membuyarkan lamunanku.

"Eh iya, jadi mau kemana kamu? Jadi lanjut di luar kota?" tanya ku pada Rafa.

"Kayaknya engga deh, Ra. Soalnya mama sendirian," ucap Rafa diikuti raut wajahnya yang murung.

"Ya udah lah Raf, lagian kamu kan emang harus jagain mama kamu. Kamu tega apa ngeliat mama kamu sendirian dirumah engga ada yang jagain?"

"Maka dari itu," ucap Rafa menutup obrolan.

Lalu, bell berbunyi tanda masuk pun tiba. Aku dan Rafa segera masuk ke kelas. Sampai pulang sekolah, aku terus memikirkan apa yang aku dan Rafa bahas tadi. Tentang kuliah, aku bahkan belum mempunyai tujuan ingin kuliah dimana.

Let him goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang