Part 10 - Lalu?

3 1 0
                                    

Hari ini lomba photography dilaksanakan. Deg-degan juga, pikirku. Saat aku hendak mengumpulkan hasil jepretanku lusa kemarin, aku melihat Rafa dan Elena. Bersama. Aku langsung membuang pandangan dari mereka. Lalu Lilo datang menghampiriku.

"Wedeeh. Keren, Kei," ucap Lilo sambil memegang kertas foto.

"Mulai deh mujinya," balasku ke Lilo sembari memukul pelan lengannya.

Siang itu, aku pergi untuk makan di Cafe tengah kampus. Sambil berjalan melewati koridor ke koridor, tidak sengaja aku bertemu Elena. Hendak aku sapa, tapi tampaknya ia sudah berjalan menuju arahku.

"Mau kemana Kei?" tanya Elena kepadaku.

"Makan nih Len, kamu sendiri?" tanyaku balik.

"Ada yang mau aku omongin sama kamu, bisa?"

Perasaanku mulai campur aduk. Apakah tentang Rafa?

"Bisa dong, mau di Cafe aja?"

"Iya, boleh."

Sesampainya di Cafe, kami langsung duduk dan tak lupa memesan makanan serta minuman. Kira-kira apa yang Elena ingin bicarakan ya?

"Jadi gini Kei, aku kan ada tugas kampus yang nggak ngerti. Boleh nggak, aku minta tolong kamu ngerjainnya?"

"Maksud kamu? Aku jadi joki tugas kamu?

"Iya Kei, bisa nggak?"

"Bisa aja sih, Len. Tapi..." ucapanku terhenti sebentar saat pelayan mengantarkan minuman kami.

"Bisa kan?" tanya Elena dengan mata yang  menyadarkanku bahwa, percakapan kami belum selesai.

"Ohh, iya... iya bisa kok," balasku sembari tersenyum.

"Makasih banyak Kei! Kamu mau apa nih?" tanya Elena yang sesaat tidak kumengerti maksudnya apa. Dengan tampang polos aku hanya terdiam sambil menggelengkan tanda tidak tau apa yang ia maksudkan.

"Ituuu imbalannya, ah kamu kayak nggak ngerti aja Kei. Polos apa di polos-polosin sih? Hahaha," ucap Elena sambil tertawa geli.

"Elaah, nggak pake imbalan. Kan aku nolong kamu," keenggananku untuk menerima imbalan yang akan diberi Elena terhenti ketika makanan yang kami pesan tiba.

Selesai makan aku langsung berpisah dengan Elena dan berniat untuk mencari Rafa. Tapi yang aku temukan adalah Dirha. Ia menghampiriku dengan muka sedikit kesal. Apa lagi sih masalahnya?

"Mereka bener-bener nggak tau ya mana hasil foto yang bagus dan mana yang kurang bagus."

"Eh, emang kenapa sih, Dir?" tanyaku penasaran.

"Kamu juara 3, sedangkan yang juara 1 dan 2 hasil fotonya nggak sebagus kamu, Kei," ucapan Dirha membuatku ingin tertawa. Ya, aku tidak bisa menahannya.

"Hahahaha, astagaaa Dirha. Lagian hasil fotoku emang kurang bagus kali, dan kayak kurang pantes buat dapet juara. Paling nggak aku bahagia dapet juara 3," balasku pada Dirha tak lupa masih tertawa.

Dirha tertawa melihat responku seperti itu. Lalu ia mengajakku untuk kembali ke aula kampus untuk menyaksikan siapa saja yang dapat juara lomba.

Let him goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang