Berlin, 1

75 4 1
                                    

"Ah lelahnya.." Aku yang sedari tadi terus berjalan lurus, hanya mengikuti kemana arah trotoar ini akan berhenti. Sebenarnya aku sudah lelah, sangat lelah mungkin. Dan merasa ingin kembali ke rumah saja jika tahu kejadiannya akan seperti ini.

Satu jam yang lalu...

"kak, ini supermarket yg terdekat dari apartement kita. Jadi kakak mesti ingat terus ya jalannya, sewaktu waktu kalau aku gak bisa nemenin kakak" tutur Aliya semangat. Yap, Aliya. Keluarga baruku -house fam ku- selama di Berlin ini. Aku hanya mengangguk pelan, sambil mengamati bangunan unik yang terlihat sangat indah, berdiri kokoh disekitar ku. Bangunan yang terlihat kuno, tetapi tetap dapat memancarkan kesan begitu indah dengan tatanan ornamen yang menempel pada setiap dindingnya. Ahh.. Aku begitu mengagumi kota ini, Berlin.

Kota ini dipenuhi berbagai macam bentuk bangunan. Dari yang terlihat begitu lama, seperti telah berdiri berabad abad tahun yang lalu, dengan cat yang mulai memudar. Tetapi tidak meninggalkan kesan klasik pada setiap bentuknya. Atau, kita dapat menemukan berbagai gedung modern, dengan desain yang begitu mewah. Serta, terkadang beberapa gedung modern ini tetap mengusung ciri khas dari Berlin itu sendiri.

"Kakak tunggu disini ya, aku mau kedalam dulu. Beli cemilan buat kita" ujar nya, dan langsung ku jawab dengan anggukan serta sedikit senyuman. Hanya butuh beberapa menit untuk Aliya menemukan cemilan yang akan kami makan sambil menghabiskan waktu disiang ini. "Astaga li? Kamu mau ngapain beli jajanan sebanyak ini?" aku benar-benar dibuat terkejut oleh Aliya. Dia membeli begitu banyak cemilan yang ku pikir akan habis jika kita memakannya selama seharian penuh, mungkin? Ah lupakan, lagi pula aku sedang lapar saat ini. "Kalo gak habis bisa kita bawa pulang kak, itung-itung untuk cemilan nanti malam" jawabnya lagi.

Selama beberapa menit kami berbicara berbagai hal, sambil memakan cemilan yang telah dibeli Aliya tadi. Tanpa ku duga, tiba-tiba saja Aliya berteriak seperti melihat sesosok mahluk gaib yang membuat ku benar-benar terkejut. "AAAAA. YAAMPUN. YATUHAN. KAAAK, LIAT KAK. KAKAK AAAA" teriaknya tanpa sadar. Tidak menyadari sudah banyak orang yang memandangi kami dengan tatapan aneh. "Al, kenapa sih? Orang-orang pada liatin kita tau. Tenang coba" aku benar-benar dibuat shock dengan teriakan Aliya tadi.

Aliya mencoba untuk menarik nafas sambil membekap mulutnya sendiri. Lalu memandang sekelilingnya dan mendapati pandangan aneh dari beberapa orang disekitar kami. "Kak, liatlah ke toko di sebrang kita. Apa kau tidak menyadarinya?" Aku langsung mengarahkan pandangan ke arah yang dimaksud Aliya. Aku tetap tidak menangkap apa yang dimaksud Aliya sehingga dapat membuatnya begitu histeris seperti tadi.

"Al.. yang mana sih? Kakak gak liat ada apa-apa yang aneh kok." Jawab ku polos. "Siapa yang bilang aneh sih kak? Itu liat deh, lipcream terbaru yang udah aku tunggu-tunggu! Akhirnya udah launching kak!" Jawabnya kembali histeris, belum sempat aku menjawab Aliya sudah berdiri. Aku bingung, Aliya akan melakukan apalagi kali ini? "Kak! Aku mau kesana dulu, kakak tunggu disini dulu ya, jangan kemana mana. Bentar doang, bener deh" tanpa menunggu jawaban ku, Aliya langsung berlari ke arah toko yang dimaksudnya tadi.

Ahh.. aku baru menyadari, ternyata benar. Didepan toko tersebut berdirilah sebuah poster bergambarkan salah satu model terkenal. Kurasa namanya Kylie Janner? Sepertinya wajahnya tidak begitu asing. Pada poster tersebut terdapat pemberitahuan bahwa Lipcream terbaru keluaran Kylie Janner terbaru, jika kita membeli lipcream tersebut akan mendapatkan sebuah Lipliner. Entahlah, sejauh ini aku hanya tahu Liptint saja. Jadi aku tidak dapat menjelaskan lebih detail tentang produk Kylie tersebut.

***

Sebentar nya Aliya itu berapa jam sih? Kenapa belum balik juga tuh anak? Ini makanan gak jadi habis buat seharian, setengah hari mah bisa." dugaanku tadi meleset. Cemilan yang ku perkirakan akan habis jika dimakan dalam seharian penuh, sekarang hanya tersisa beberapa bungkus saja. "Apa aku samperin aja ya?" Aku memutuskan untuk pergi ke toko tersebut memastikan apakah Aliya tidak melakukan hal seperti beberapa waktu tadi. Ah membayangkannya membuat ku mengidik ngeri.

***

Saat ini aku tepat berada didepan toko yang Aliya maksud tadi. Aku melihat lihat kedalam, mana tau aku menemukan gadis 16 tahun itu. Karena sudah terlalu lama menerka dari luar, aku memutuskam untuk masuk kedalam toko tersebut. Aku langsung bergerak kesekitar toko, mencari cari dimana Aliya saat ini. Aku benar-benar tidak dapat menemukannya. Bahkan aku sudah mengelilingi toko itu sekitar 3x.

Akhirnya ku bersanikan diri untuk bertanya pada salah satu pelayan dengan menyebut kan ciri-ciri Aliya. Aku terkejut mendengar jawaban pelayan tersebut. "Oh gadis berambut coklat itu? Yang mengenakan jacket levis? Dia sudah keluar beberapa menit yang lalu ms. Sepertinya dia pergi ke toko kami yang berada di perempatan kedua jalan ini." pelayan tersebut menjawab dengan ramah. "Ah benarkah? Dimana letak toko tersebut ms?" Aku kembali memastikan agar tidak tersesat di negri orang. "Jadi, anda bisa berjalan mengikuti trotoar ini, sampai nanti bertemu perempatan kedua. Toko tersebut terletak di sebrang jalan toko ini" begitu jelas jawaban dari pelayan tersebut yang untungnya sang pelayan dapat menggunakan bahasa inggris. Langsung saja aku bergegas berjalan setelah berterimakasih kepada pelayan tersebut.

When you, me, and Berlin met.Where stories live. Discover now