Berlin, 14. #4

7 0 0
                                    

Hari ini aku kembali masuk siang, tepatnya jam 10.15, dan pagi ini aku berniat memasak sarapan untuk Aliya yang akan berangkat ke sekolah. Ku buatkan roti bakar untuknya dan secangkir susu vanilla. Setelah memakan sarapannya Aliya berangkat bersama Juan dengan sedikit adegan pertarungan. Aliya yang menolak pergi bersama sedangkan Juan yang bersikeras untuk pergi bersama. Hingga keputusan akhir, Aliya menyerah dengan segenap akal cerdik Juan yang berniat membahas tentang Juan Junior yang pastinya tidak dapat ditolak oleh Aliya.

Setelah membersihkan meja makan, aku mencuci piring dan menyalakan tv. Pagi ini siaran tv benar-benar membosankan, maka dari itu aku malah mematikan tv dan bersiap-siap. Yap, bersiap-siap untuk ke kampus, walau pun waktu masih menunjuk kan pukul 08.03 a.m. Aku berjalan kekamar, mandi, dan bersiap untuk menuju kampus. Tiba-tiba saja terpikirkan oleh ku untuk melakukan petualangan disekitar kampus, karena kemarin sempat tertunda akibat moodku yang tidak karuan pada hari itu.

Hari ini aku menggunakan kemeja berwarna hitam sepanjang pinggangku yang kupadukan dengan rok jeans berwarna hitam. Aku memilih menggunakan pasmina berwarna maroon. Karena style ku hari ini sudah cukup didominasi oleh warna hitam. Bahkan ranselku pun saat ini berwarna hitam, tapi tenang. Sepatuku tidak berwarna hitam, melaikan berwarna maroon.

Setelah menyiapkan perlengkapan untuk belajar nantinya, aku juga membawa camera. Pastinya kalau yang satu itu.

***
Sepertinya tadi malam tidurku begitu nyenyak sampai tidak sadar bahwa semalam hujan telah mengguyur Berlin. Pagi ini jalanan sedikit berair, tentunya akibat hujan semalam. Tapi tetap tidak dapat mengurungkan niatku untuk menjelajahi kampus baru ku ini. Aku menikmati perjalanan pagi ini. Rasanya mood ku benar-benar baik hari ini. Ku rasa ini virus yang diberikan oleh Juan dan Julia. Mereka pembawa virus kebahagian ku rasa. Kusebut mereka sebagai vitamin H. Yeah, i mean vitamin Happy.

***
Aku melihat Violent dan Kavi dari gerbang tempat ku berdiri saat ini. Langsung ku alihkan  saja pandangan dari mereka. Aku tidak ingin merusak mood baik ku hari ini. Bahkan aku tidak sempat memperhatikan apa yang sedang mereka lakukan di depan gedung perkuliahan. Masa bodoh, aku ingin menjaga mood ku. Itu yang terpenting bagiku, saat ini.

Belum puas berjalan-jalan dan mengabadikan moment dengan camera, aku memilih untuk beristirahat sebentar di taman kampus. Taman ini memiliki fasilitas yang baik. Mulai dari kursi yang terbuat dari kayu, besi, bahkan dari beton pun ada. Benar-benar tempat yang tepat untuk melepaskan penat dan menenangkan pikiran. Selain itu, banyak nya pohon disekitaran taman dan juga bunga yang tumbuh dengan teratur di tempatnya membuat refleksi sederhana di taman ini. Tentunya ditemani dengan siulan burung-burung kecil yang mencari makan di pagi hari atau mungkin sekedar bermain dengan kawan nya?

Aku mendapat pesan dari Vallen ketika sedang mengamati seorang pria yang memberi makan pada sekumpulan burung kecil yang kelaparan.

From: Vallen
Ca, kami udah di kelas. Kamu dimana? Kamu tidak apa-apakan?

Mereka kenapa begitu khawatir? Jelas aku tidak apa-apa. Bahkan rasanya hari ini luar biasa. Aku memiliki waktu yang baik dipagi hari walaupun hampir kacau jika saja aku tidak berusaha menyingkirkan Kavi dari pikiranku.

Langsung ku balas pesan yang dikirimkan oleh Vallen. Agar dia tidak lebih khawatir dengan balasan ku yang terlalu lama.

To: Vallen
Tentu, aku baik-baik saja. Aku sedang berada di taman.

Tanpa menunggu waktu lama, balasan dari Vallen pun datang.

From: Vallen
Cepatlah ke kelas, 10 menit lagi kelas akan dimulai Ca??!

Astaga!!! Aku sampai tidak sadar waktu begini. Bahkan aku sampai tidak menyadari sudah hampir satu jam aku menikmati waktu pagiku dikampus ini sampai hampir melewatkan jam kelas. Aku menyempatkan membalas pesan Vallen sebelum pergi dari taman ini dan berlalu ke kelas. Aku harus cepat kekelas. Jila telat akan bahaya!

To: Vallen
Aku menuju kelas Len, kabarkan padaku jika dosen sudah masuk. Ok?

Tanpa menunggu balasan dari Vallen, aku segera berlari menuju kelas. Sebelumnya aku kembali melihat jadwal dan lokasi kelasku, untungnya gedung kuliah ku tidak terlalu jauh dari taman ini. Jadi aku memperikirakan 6 menit cukup untuk mencapai kelasku.

***
Bagaimana ini? Aku rasa hanya terlewat satu menit. Kenapa tidak bisa masuk ke kelas dosen yang satu ini?

Tujuh menit waktu yang kubutuhkan untuk mencapai kelas. Tepat disaat aku sampai didepan pintu kelas, seseorang keluar dengan membawa tasnya dari dalam kelas. Aku beranikan diri untuk bertanya padanya.

"Hallo? Apa kau juga berada dikelas ini?" Aku berusaha mencoba seramah mungkin dengan kondisi terengah engah setelah berlari cukup kencang dari taman tadi.
"Iya. Ada apa?" Dia balas bertanya padaku.
"Berarti kita dikelas yang sama." Aku memberi sedikit senyuman canggung padanya.
"Tidak untuk hari ini."
"Maksud nya?" Aku dibuat bingung oleh jawabannya. Apa maksudnya tidak untuk hari ini?
"Saya barusan di usir karena terlambat 5 menit."
"Bukannya masih ada 3 menit lagi sebelum batas keterlambatan?"
"Bagi dosen yang satu ini tidak, kalau begitu saya pamit."
"Ok, terima kasih!" Aku menatap laki-laki yang barusan ini memberiku informasi yang cukup mengejutkan ku. Baiklah, jadi. Aku di usir? Secara tidak langsung. Karena laki-laki tadi sudah mewakili ku. Baiklah, intinya aku di usir pagi ini.

Ku buka handphone ku dan ternyata Vallen sudah mengirim ku pesan sebanyak 3x dan menelfonku 2x. Bahkan Hana juga menelfonku sebanyak 3x. Mungkin karena berlari aku sampai tidak menyadari saku ku berdering ketika mereka menelfon dan memberiku pesan.

From: Vallen
Kamu dimana Ca? Dosen sudah masuk!!
From: Vallen
Ca, aku sarankan kamu untuk tidak usah mengetuk pintu atau berusaha masuk. Dosen yang satu ini tidak memiliki batas waktu keterlambatan.
From: Vallen
Pergilah untuk mencari spot foto disekitar kampus, nanti kita bertemu di kantin setelah kelas ini berakhir. Deal?

Bukannya sedih atau panik, aku malah merasa begitu santai. Mungkin ini akibat dari mood ku yang terlalu baik hari ini. Sekali lagi, terimakasih Juan & Julia.

To: Vallen, Hana
Baiklah, aku akan menikmati hukumanku diluar sini, semangat Vallen-Hana❣️

From: Hana
Bersenang-senanglah><❤️

From: Vallen
Selamat menjalani hukuman Eca. x

Setelah membaca balasan mereka aku berniat melanjutkan penjelajahan ku. Tapi terhenti ketika Kavi yang tengah menatapku di bangku yang tepat berada di depan kelas ku. Apa yang dilakukannya disini? Ku rasa kampus ini begitu besar? Tapi kenapa rasanya seisi kampus ini mengecil ketika setiap saat aku dengan mudah dapat bertemu dengan Kavi?

Aku mencoba mengalihkan pandangan dengan memasukkan handphone ku delam tas dan mengekuarkan camera dari dalam tas. Fyi, aku melakukan kegiatan itu dengan gerakan super lamban. Bertujuan untuk menghalangi pertemuan mata ku dan matanya. Tujuan utama, menghindari Kavi. Mungkin ini akan terlihat begitu jelas, tapi apa daya. Ini adalah caraku untuk tetap membuat mood ku berjalan pada tempatnya. Jangan sampai seorang Kavi merusaknya.

When you, me, and Berlin met.Where stories live. Discover now