Bagian XIII

6.3K 171 107
                                    

Lurah Sosro pergi meninggalkan rumah dengan tertatih - tatih menyeret kakinya, menyusuri jalanan kampung yang gelap gulita. Ia memegangi selangkangannya yang rata.

"Ya Tuhan, aku telah kehilangan kelamin"

"Ya Tuhan aku telah kehormatan, kejayaan, kekuasaan, kenikmatan, ..."

Lurah Sosro berbelok arah ke balai desa. Ia menuju pohon beringin tua di samping balai desa, untuk menemui para iblis sekutunya. Para iblis rupanya sedang menggelar rapat membahas nasib Lurah Sosro. Opsi yang paling mungkin dalam pembahasan rapat itu adalah dengan membuatkan "kelamin palsu" untuk Lurah Sosro.

Menguping hasil rapat itu membuat hari Lurah Sosro kian hancur. "Kelamin palsu,?" gumamnya sendiri. Tidak akan mungkin Markenes mau menerima kelamin palsu, sedang jari tengah yang bagian dari tubuhnya pun tak mau. Lurah Sosro memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Ia memilin beberapa akar gantung menjadi seutas tali yang kuat. Lurah Sosro mengikat lehernya dan bergelayut di batang pohon beringin tua itu. Lurah Sosro mati kehilangan kelamin yang berarti ia telah kehilangan kehormatan, kejayaan, kekuasaan, kenikmatan, ..."

Para iblis yang mengetahui Lurah Sosro gantung diri, menagisi jasad sekutunya itu. mereka menangis di bawah jasad tercancang itu. Ruhnya segera dipanggul oleh Iblis yang paling kekar tubuhnya. Mereka membawa ruh Lurah Sosro ke rumah dukun Mardubus. Dalam perjalanan itu, para iblis terus menangis. Menangisi ruh Lurah Sosro sekutu terbaiknya. Di sepanjang perjalanan anjing melolong panjang bersahut - sahutan. Burung hantu yang bertengger di pohon jengkol rumah Laminto terus - terusan meracau.

Menjelang tengah malam Iring - iringan iblis itu sudah sampai di rumah Mardubus.

"Ruh siapa yang kalain bawa para iblis?," tanya Mardubus.

"Lurah Sosro," jawab pemanggul ruh mewakili kawan - kawannya.

"Goblok! Untuk apa kalian bawa kemari?"

"Dia sekutu terbaik kami Tuan Dukun."

"Lepaskan, tidak ada gunanya kalian tahan."

"Kalau kami lepaskan, Tuhan akan segera menendangnya ke Jahanam Tuan Dukun."

"Itu konsekuensi pilihan hidupnya bodoh!"

"Lalu Tuan Dukun?"

"Lepaskan, tolol!"

"Lepas?"

"Ya lepaskan!."

"Kami iba Tuan Dukun."

"Iba? Iblis ada belas kasihan?"

"Tentu ada."

"Tolol!, sedang bangsa manusia saja sudah melupakan belas kasih."

Para iblis tercengang mendengar perkataan dukun itu. Manusia sudah tidak punya belas kasih? Gumam para iblis. Pemanggul ruh itu meletakkan Lurah Sosro di hadapan para iblis dan Mardubus. Mata Lurah Sosro melotot, lidahnya menjulur panjang, dan tangannya terkulai. Ruh itupun tidak berkelamin lagi...

"Suruh dia pergi meniti langit!," seru Mardubus.

Mendengar seruan dukun itu para iblis akhirnya melepaskan ruh Lurah Sosro. Ruh Lurah Sosro meniti langit dengan mengendarai sepeda ontanya.

Pagi - pagi sekali, petugas kebersihan balai desa menemukan jasad tercancang di pohon beringin tua samping balai desa. Ia segera berlari memanggil warga desa terdekat.

"Astaqfirullah, itu Lurah Sosro!"

"Innalillahi wa inna illahi rojiun" ucap para warga Desa Sindang Sari.

Mereka tidak berani menurunkan jasad itu. salah seorang warga kampung di utus untuk melaporkan kejadian ini ke Polsek. Tidak lama petugas datang, setelah mengambil dokumentasi dan mengumpulkan barang bukti, petuas menurunkan jasad itu. Warga menyemut memadati balai desa. Mayat Lurah Sosro dibawa ke RSUD untuk dilakukan visum. Visum itu dilakukan untuk keperluan penyelidikan polisi.

Esoknya jasad Lurah Sosro dikuburkan di pemakaman Desa Sindang Sari. Pengantar jenazah hanya para kolega sesama maling, penjudi, pemabuk, pelacur, dan para bajingan tengik lainnya.

Semenjak kematian Lurah Sosro, Markenes gila. Ia gila kelamin, setiap saat hanya menyanyi syair tentang "kontol". Syair cabul itu kapanpun ia nyayikan, bahkan sampai ke alam mimpi. Setiap Markenes menyanyikan lagu itu ia membelai - belai kelaminnya yang kesepian, kehilangan teman berkencannya perkutut kisut milik Lurah Sosro.

Lanjutan cerita berikutnya: TARIAN DARI SURGA

#AltEnding #JustWritelt

Gelela, 19 Oktober 2016
Oleh : S.S. Van Beuteles

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LURAH SOSROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang