Chapter 13 (a)

826 73 1
                                    

#Now Reading
Ok, CAPTAIN! by Moonlittype

×××

Pintu kamar mandi terbuka.

Disusul dengan munculnya sosok seorang lelaki dengan boxer hitam dan bertelanjang dada sambil menggosok-gosok rambutnya yang lembab sehabis mandi.

Usai pulang sekolah tadi, Ali memang memutuskan untuk mandi saja, agar dirinya kembali fresh ditengah cuaca ibukota yang panas, di siang-siang seperti ini.

Laki-laki itu kemudian membawa langkahnya ke arah lemari yang terletak di sudut kamar dan mengambil sebuah kaos secara asal, lalu memakainya bersamaan dengan suara dering notifikasi di ponselnya yang berada di atas nakas. Usai mengenakan baju, ia pun memeriksa benda pipih berlogo apple tersebut.

Divan A: Bro, ngafe yok? udah lama nggak ada kualiti taim kitanya

Aliandra: Gk. Ntar dikira kita gay lagi, jalan bedua mulu

Divan A: Anzink

Divan A: serius gue.

Divan A: May gk lo?

Divan A: *Mau

Aliandra: Lo pikir gue gk serius?

Divan A: Anjir tai

Aliandra: Mulut lo tuh kayak tai. Yaudah, jam?

Divan A: 5 sore. Moccafe.

Divan A: See u there babe 💋

"Anjir najis,"

Tanpa ada minat untuk membalas chat dari Divan, Ali langsung memilih opsi keluar dari kolom obrolan mereka. Dan melempar asal ponsel miliknya itu di ranjang dengan balutan bed cover bermotif papan catur itu.

Baiklah, sore ini ia akan mewujudkan ajakan sahabat kucrutnya itu. Kebetulan, mood-nya sedang bagus hari ini-ia tak tau apa penyebabnya, untuk keluar rumah. Lagipula, mereka berdua memang sudah jarang sekali main ke luar berdua-meski faktanya mereka adalah sepasang sahabat yang sangat akrab, karena kesibukan mereka berdua masing-masing mengingat mereka sudah menduduki bangku kelas XII-yang tentu memerlukan waktu belajar yang lebih ekstra.

***

Alunan lagu Treat you better milik Shawn Mendes melalui earphone di telinganya yang terhubung dengan ponsel pintar menggiringi langkah kaki seorang gadis dengan sweater rajut abu-abu dan jeans yang tengah melintasi trotoar jalan.

Tujuannya cuma satu; Prilly ingin menghabiskan waktu sore harinya kali ini di sebuah kafe yang terletak tidak jauh dari komplek rumahnya-sehingga ia hanya perlu berjalan kaki saja untuk sampai ke sana.

Gadis dengan kupluk hitam bermotif tulisan dalam bahasa inggris itu tersenyum senang ketika sepasang iris cokelatnya tertuju pada tempat tujuannya yang memang masih buka. Prilly pun mempercepat langkahnya, tak sabar untuk menikmati minuman Latte kesukaannya sambil membaca novel di sana.

"Selamat sore, selamat datang di Moccafe. Anda ingin memesan menu apa?," Tanya seorang pelayan kafe berseragam khas berwarna coklat dan merah bertuliskan nama kafe tersebut ketika Prilly baru saja menduduki salah satu kursi di dekat jendela besar kafe.

"Latte hangat satu. Dan cheesecake,"

"Baiklah, ada lagi?" Tanya pelayan laki-laki itu lagi. Dan langsung di hadiahi gelengan oleh Prilly. Setelahnya, pelayan tersebut mengucapkan beberapa rentetan kata lagi, lalu melenggang pergi untuk melayani pengunjung yang lain.

Heart BreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang